Judul : Mengapa Yunani Bisa Bangkrut ? Kiriman member dari Beirut. Selasa (30/6) resmi Yunani bangkrut. Negara ini tidak mampu lagi membayar hutang-hutangnya yang menumpuk segunung. Hutang Yunani kepada sejumlah negara dan lembaga kreditor mencapai 316 Euro atau setara dengan Rp 4.740 triliun.
Kini dunia sedang menunggu hasil referendum di Yunani yang akan dilaksanakan tanggal 6 Juli mendatang. Referendum itu akan menentukan nasib negara yang selama ini hanya mengandalkan devisa dari bisnis turisme. Apakah Yunani akan berganti menjadi negara baru dengan nama baru, atau akan menyatakan diri sebagai negara jajahan dari sebuah negara lain (kemungkinan besarnya akan menyatakan diri sebagai jajahan Inggris).
Bersamaan dengan Yunani, ada sejumlah negara yang kemarin juga menyatakan diri sebagai negara bangkrut yaitu: Puerto Rico. Negeri di Karibia ini dinyatakan tidak mampu bayar utang sebesar 73 US dolar atau setara dengan Rp 949 triliun.
Selain Yunani dan Puerto Rico, ada sederet Negara yang masuk dalam daftar merah sebagai calon negara bangkrut. Diantaranya adalah Argentina. Setelah melalui proses panjang hingga ke pengadilan, Argentina pun akhirnya dinyatakan gagal membayar utang yang jatuh tempo alias default.
Di bawah ini negara-negara yang masuk daftar tak mampu bayar utang dan terancam menjadi negara bangkrut: 1. Ekuador, Venezuela, Mesir, Pakistan, Indonesia, Timor Leste, Spanyol, Portugal, dan Italia.
Menyikapi perkembangan ekonomi dunia yang sedang gonjang-ganjing sebagai akibat langsung dari terjadinya currency war, hari-hari ini Presiden Jokowi nggak bisa tidur nyeyak.Pasalnya, Indonesia berada dalam zona merah dengan total hutang sekitar Rp 3.500 triliun. (jumlah hutang ini akumulatif dari sejak Indonesia merdeka di bawah Presiden Soekarno hinggá era Presiden Jokowi saat ini
Kabarnya, pekan kemarin Jokowi menggelar rapat ekuin selama enam jam untuk menyikapi dan mengambil langkah-langkah menghadapi situasi dunia yang tengah dilanda curency war (perang nilai mata uang) dengan korban pertamanya Yunani dan Puerto Rico.
Salah satu kesimpulannya ádalah; Jokowi menyadari bahwa tim ekonominya (dalam kabinet) terlalu lemah dan tidak bisa diandalkan untuk menghadapi krisis akibat currency war.
Karenanya, Jokowi hampir dipastikan akan melakukan reshuffle kabinet utamanya untuk pos-pos kementrian ekonomi..." Kiriman wartawan teman saya dulu di Angkatan Laut ( saya pernah bekerja di Angkatan Laut di tahun 70-an ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar