47 Perusahaan Retail terbesar Mengumumkan Penutupan 6.000 Toko akibat kebijakan perekonomian oleh Obama
Sebagai Presiden Obama mengklaim kredit untuk pemulihan ekonomi yang memiliki Amerika jauh lebih baik dari mereka saat pertama kali menjabat, 47 perusahaan Ritel terbesar di AS membuat pengumuman yang sangat menakjubkan.
Karena daya beli konsumen yang sangat menurun drastis yang diakibatkan oleh kebijakan Obama mengenai kartu kredit dan pembatasan hutang di bank, membuat 47 perusahaan Ritel besar mengumumkan mereka akan menutup 6.000 toko di seluruh negeri, dan ribuan orang kehilangan pekerjaan.
Beberapa dari mereka di sudah di kenal di seluruh dunia : Radio Shack, Office Depot / Office Max, dolar pohon / Dolar Keluarga, Walgreens, Barnes & Noble, Macy, Sears dan JCPenny.
“Ironis karena melihat banyak toko-toko yang tutup di mal-mal yang tersebar di seluruh negeri. Hal Itu akan membuat Amerika semakin jelek namanya di luar sana, “kata seorang pengamat ritel WND.
Mengapa penurunan belanja?
Sekali lagi, orang Amerika kesulitan mambayar kartu kredit mereka hanya untuk menutupi biaya tinggi yang di sebabkan asuransi kesehatan (Obamacare) dan Pemerintah meningkatkan pajak di seluruh sektor makanan, kesehatan, pendidikan jauh lebih tinggi dibanding dengan kenaikan upah yang dterima oleh masyarakat atau pegawai, hal ini mengakibatkan mereka tidak dapat menabung ataupun memiliki uang lebih untuk dibelanjakan pada akhir bulan.
Para ahli Ekonomi berkata bahwa kelas sektor menengah ke bawah-menengah dan lingkungan berpenghasilan rendah akan terpukul paling keras.
Tentu,dengan kejadian ini Presiden Obama tidak akan maju untuk mengakui bahwa hal ini di akibatkan dari kebijakan ekoniminya terhadap pasar Ritel di Amerika.
Berikut ini adalah daftar dari Perusahaan-perusahaan ritel yang menutup 10 atau lebih toko-toko mereka.
McDonald’s Tutup Ratusan Gerai
sumber https://berjagajaga.wordpress.com/2015/06/01/mcdonalds-tutup-ratusan-gerai/
JAKARTA – Restoran McDonald’s tengah menghadapi
problem yang cukup berat. Perusahaan makanan cepat saji asal Negeri
Paman Sam tersebut terpaksa menutup 350 gerainya.
Penutupan gerai McDonald’s dilakukan sepanjang awal tahun ini.
Keputusan pahit itu merupakan bagian dari strategi mengatasi jatuhnya
angka penjualan dan fokus pada pemilihan lokasi gerai. Dengan demikian
diharapkan bisa meningkatkan keuntungan.
Gerai McDonald’s yang mengalami penutupan adalah mereka yang kinerja penjualannya jeblok. Yakni, yang tersebar di Jepang, Amerika Serikat dan China.
Seperti dikutip Fortune.com Sabtu (25/4/2015), pada sebuah konferensi press di hadapan analis Wall Street, pihak McDonald’s mengklaim bahwa penutupan tersebut merupakan hanya sebagian kecil dari total 32.500 restoran yang tersebar di berbagai negara.
Sebelum memutuskan untuk ditutup, kinerja McDonald’s dilaporkan mengalami koreksi. Pendapatannya turun 11 persen, sehingga perolehan laba terpangkas 30 persen pada tiga bulan pertama pada 2015 ini.
Dalam dua tahun belakangan, banyak faktor yang mempengaruhi turunnya performa McDonald’s. Misalnya, menghadapi kompetitor yang kian inovatif, kesulitan ekonomi di Eropa dan isu keamanan pangan di Asia.
CFO McDonald’s, Kevin Ozan mengatakan, pada kuartal pertama terjadi penurunan penjualan di China turun 4,8 persen. Pun demikian dengan pasar Amerika yang terkoreksi 2,3 persen. Sementara yang besar terjadi di Jepang. Di mana McDonald’s masih belum pulih dari ketakutan keamanan pangan musim panas lalu.
Gerai McDonald’s yang mengalami penutupan adalah mereka yang kinerja penjualannya jeblok. Yakni, yang tersebar di Jepang, Amerika Serikat dan China.
Seperti dikutip Fortune.com Sabtu (25/4/2015), pada sebuah konferensi press di hadapan analis Wall Street, pihak McDonald’s mengklaim bahwa penutupan tersebut merupakan hanya sebagian kecil dari total 32.500 restoran yang tersebar di berbagai negara.
Sebelum memutuskan untuk ditutup, kinerja McDonald’s dilaporkan mengalami koreksi. Pendapatannya turun 11 persen, sehingga perolehan laba terpangkas 30 persen pada tiga bulan pertama pada 2015 ini.
Dalam dua tahun belakangan, banyak faktor yang mempengaruhi turunnya performa McDonald’s. Misalnya, menghadapi kompetitor yang kian inovatif, kesulitan ekonomi di Eropa dan isu keamanan pangan di Asia.
CFO McDonald’s, Kevin Ozan mengatakan, pada kuartal pertama terjadi penurunan penjualan di China turun 4,8 persen. Pun demikian dengan pasar Amerika yang terkoreksi 2,3 persen. Sementara yang besar terjadi di Jepang. Di mana McDonald’s masih belum pulih dari ketakutan keamanan pangan musim panas lalu.
Walmart PHK 2200 Pekerja
Senin lalu, jaringan supermarket AS Walmart merumahkan
2200 pegawainya di 5 toko berbeda. Dua toko di Texas dan lainnya di
California, Florida dan Oklahoma. Alasan yang mereka kemukakan ialah
permasalahan saluran dan pipa air.
Semua toko tadi akan ditutup dalam 6 bulan untuk “perbaikan jangka panjang”, demikian ungkap Walmart.
Toko-toko itu tutup pukul 7 malam Senin lalu setelah para pekerja diberitahu sebelumnya bahwa mereka akan kehilangan pekerjaan.
“Setiap orang panik dan mulai menangis,” ujar Venanzi Luna, manajer departemen ritel toko Walmart di Pico Rivera, California.
Berita itu muncul begitu mengejutkan di telinga 295 pekerja penuh waktu dan 248 staf paruh waktu di sana.
Baik pekerja penuh waktu dan paruh waktu
akan dipersilakan cuti dengan masih menerima gaji selama 2 bulan selama
mereka masih bisa mentransfer pekerja ke lokasi lainnya. Pekerja penuh
waktu yang tidak mendapatkan posisi kembali di Walmart pada tanggal 19
Juni akan diputus hubungan kerjanya.
“Inilah pertama kali kami mendengarkan masalah saluran air,” ungkap manajer kota Rene Bobadilla.
Perusahaan belum menanyakan perizinan bangunan yang mungkin dibutuhkan demi melakukan perombakan.
Di Livingston, Texas, tempat 422
dirumahkan, para pejabat kota bertemu dengan perwakilan Walmart Senin
lalu. Mereka diberitahu bahwa masalah saluran air dan pipa itu “masih
berlangsung dan meluas”, ungkap Manajer Kota Livingston, Marilyn Sutton.
Walmart belum mengajukan izin karena mereka pertama-tama harus menentukan perbaikan yang dibutuhkan, ujar Sutton.
Walmart ingin membuka kembali toko-toko begitu masalah dipecahkan.
Kelima toko ini memiliki masalah saluran
air dan pipa selama 2 tahun belakangan namun tidak ada penyebab lainnya
yang sama, ujar seorang jubir Walmart.
Walmart mempekerjakan 1,3 juta di AS di 4500 toko.
Luna mengatakan ia yakin Walmart menutup
toko Pico Rivera karena pegawai-pegawai aktif memprotes untuk mendapat
upah lebih tinggi. Para pekerja di sana menjadi kelompok yang memicu
protes Black Friday tahun 2012.
Namun, Walmart mengatakan keputusan menutup toko itu tak berhubungan dengan alasan apapun kecuali masalah saluran air dan pipa.
“Kami paham keputusan ini sudah
menyebabkan masalah pada rekanan dan konsumen dan kami ingin membuka
kembali toko-toko ini begitu masalah diselesaikan,” ia mengatakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar