Selasa, 07 Juli 2015

SHRK Day 1 July 2015 oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo

Apa yang Tuhan taruh dalam hidup kita itu belum seberapa.
Karena seperti Ester, ada Level 1, 2 dan 3.

Ester 2:1 Sesudah peristiwa-peristiwa ini, setelah kepanasan murka raja Ahasyweros surut, terkenanglah baginda kepada Wasti dan yang dilakukannya, dan kepada apa yang diputuskan atasnya.
2 Maka sembah para biduanda raja yang bertugas pada baginda: "Hendaklah orang mencari bagi raja gadis-gadis, yaitu anak-anak dara yang elok rupanya;
3 hendaklah raja menempatkan kuasa-kuasa di segenap daerah kerajaannya, supaya mereka mengumpulkan semua gadis, anak-anak dara yang elok rupanya, di dalam benteng Susan, di balai perempuan, di bawah pengawasan Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan; hendaklah diberikan wangi-wangian kepada mereka.
4 Dan gadis yang terbaik pada pemandangan raja, baiklah dia menjadi ratu ganti Wasti." Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian.
5 Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Benyamin
6 yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel.
7 Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.
8 Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan.
9 Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan.

10 Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai.
11 Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya.
12 Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan.
13 Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja.
14 Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua, di bawah pengawasan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. Ia tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya.
15 Ketika Ester--anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak--mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.
16 Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh--yakni bulan Tebet--pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda.
17 Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.
18 Kemudian diadakanlah oleh baginda suatu perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, yakni perjamuan karena Ester

dan baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah, sebagaimana layak bagi raja.
19 Selama anak-anak dara dikumpulkan untuk kedua kalinya, Mordekhai duduk di pintu gerbang istana raja.
20 Adapun Ester tidak memberitahukan asal usul dan kebangsaannya seperti diperintahkan kepadanya oleh Mordekhai, sebab Ester tetap berbuat menurut perkataan Mordekhai seperti pada waktu ia masih dalam asuhannya.

Latar belakang :
Ratu Wasti diundang raja dan menolak sehingga dibuang dari jabatan ratu. Kemudian digantikan Ester.

Pada Jaman itu Iran sudah cukup maju, Pria dan Wanita sudah diberikan pendidikan dan raja hanya boleh memiliki 1 istri.

Ketika seseorang diangkat jadi Ratu, dia akan memiliki istana sendiri dan para gundik dibawah pengaturan ratu.

Pemilihan ratu bukan sesuatu yang gampang, karena diperlukan kemampuan me-manage hati.
Ester sudah biasa nurut kepada Mordekhai sejak kecil.

Tuhan mencari orang yang memiliki Ketaatan, dan penundukan diri.
Tunduk dan taat  adalah modal yang dimiliki Ester untuk masuk Istana.

Namun kita sering mendengar bagaimana bisa tunduk kepada seorang bila dia tidak benar?
Itulah yang sering jadi masalah.

Ester mudah tunduk kepada Hegai karena sudah biasa tunduk kepada Mordekhai.
Karena Hegai sangat mengerti selera raja.

Selama sekolah PAP selalu masuk sekolah terbaik dan memilih extra kurikuler di sekolah juga ambil yang paling susah.
Bahkan walaupun minder ambil Leadership yang daftar 150 dan diambil hanya 20 dan PAP terpilih.
Kemudian lulus Undip sebagai Mahasiswa terbaik karena memilih Jurusan yang disukai.

Kemudian masuk dalam pelayanan Dan selalu bertemu dengan Hamba Tuhan yang memproses dengan ajaib.

Ketika Tuhan membawa kita dalam proses itu menghabiskan kedagingan kita dan membawa kita semakin naik.
Itu membuat kita semakin Tajam dalam roh.

Tahap pertama itu adalah taat dan tunduk. Karena tidak mungkin bisa tunduk kepada Tuhan yang kita tidak lihat, kalau dengan pemimpin yang kita lihat saja. tidak tunduk.

Tuhan suka dengan Karakter seperti Tuhan Yesus, yang taat dan setia, bahkan sampai mati di kayu salib.

Orang yang paling mudah menghakimi orang lain, adalah orang yang paling tidak tahan dihakimi.
Orang yang paling sering menegur orang lain paling tidak tahan ditegur dan remuk.
Kalau hati kita semakin sering diremukkan roh kita semakin kuat.

Level pertama kita harus mengerti Kita hidup dalam Anugrah.
Ketaatan kita kepada Tuhan membuat Tuhan jatuh hati sehingga kita menerima Anugrah.
Dalam Anugrah itu ada kemudahan dan keajaiban.

Bila orang tidak memiliki penundukan diri, kebaikan Tuhan bisa diartikan salah.
Contoh :
Seorang baru tau bawa Motor, karena macet ada lampu merah Polisi suruh jalan terus.
Dihari berikutnya lampu merah jalan terus dan ditangkap Polisi.
Kamudian berasalan, kemarin merah disuruh jalan terus.
Karena tidak terdidik..

Demikian Tuhan tidak mau kita menganggap Anugrah tuhan itu dengan salah.

Kesaksian :
Seorang Ibu datang naik Taxi ke Holi Stadium.
Dan mencari Pak Hengky karena disuruh Tuhan.
Kemudian bersama 25 orang lain di Baptis.

Matthew Barnett anak Tommy Barnett berkunjung ke HS dab bertanya ke PAP dari semua ide melayani Pelayanan sampai bisa benar2 Take over kota.

PAP berkata ketika saya ke Gerejamu, Bapakmu ajak saya masuk ke ruang Meeting kelian yang di sebut "War Room"
Disana Tuhan berkata, nak ubah mental pendeta jadi mental Jendral dan Raja.

Relakan hati kita di didik dan bergaul dengan Roh Tuhan.
Untuk kita dapat menerima banyak Anugrah tergantung tempaan yang kita terima dan sikap hati kita tidak mau tersinggung.

Tahapan Pertama :
Apapun yang Roh Tuhan suruh, Kerjakan.
Apapun yang di suruh kerjakan, walaupun kita tidak suka.
Karena didikan itu tidak pernah enak.
Kemudian setelah kita lalui maka kita dapat mengambil kesimpulan.

Ikuti Prosesnya, kakukan yang kita bisa. Maka menerima Anugrah Tuhan.
Hidup dalam Anugrah Tuhan itu luarbiasa.

Pelayanan kita dibela saudara sepupu kita.
Yang menentang dengan keras, mati. Itu Anugrah Tuhan, kita tidak perlu bela diri.
Kita akan menabur untuk saudara sepupu kita.

Blessings

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar