Minggu, 05 Juli 2015

Kedatangan Mesias di depan mata!

Aku akan membawa kamu keluar dari tengah bangsa – bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri – negeri, dimana kamu berserak dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan amarah yang tercurah ~Yehezkiel 20:34
Rabbi Chaim Kanievsky merupakan seorang rabbi terkemuka Ultra-Ortodoks Yahudi. Baru-baru ini ia memberikan pesan yang begitu jelas mengenai kedatangan Mesias. Ia mendesak seluruh orang Yahudi untuk melakukan Aliyah, atau pulang kampung ke Israel.
Rabbi Kanievsky
Rabbi Kanievsky
Dikabarkan bahwa Rabbi  Kanievsky dalam sebuah pamflet yang ditulis oleh Rabbi Yitzchak Ben Tzvi dari kota Bnei Brak, bahwa ini adalah hari-hari terakhir dan berkaitan dengan banyak nubuatan. Rabbi Kanievsky, yang merupakan pilar dari komunitas Yahudi dan dikenal karena buku otoritatif tentang hukum Taurat. Ia menyatakan agara pamflet-pamflet itu sesegera mungkin didistribusikan kepada orang Yahudi di seluruh dunia agar kembali ke tanah leluhur mereka.
Baru-baru ini seorang yaitu penulis Rabbi Yekutiel Fisch mengungkapkan saran yang diberikan kepada sepupunya, seorang guru di sebuah Lakewood Yeshiva, untuk mengunjungi Rabbi Kanievsky. Kanievsky  mengatakan kepadanya bahwa ia tidak harus meninggalkan Israel karena Mesias akan tiba segera. Ia menjawabnya kalau  memiliki 700 siswa menunggunya di Lakewood. Namun Rabbi Kanievsky mengatakan kepadanya bahwa ia harus membawa semua siswanya ke Israel. Setibanya di Lakewood, cerita menyebar dengan cepat, menciptakan kesan tersendiri bagi  siswa di Yesivah tersebut.
Aliyah
Aliyah
Setelah seumur hidup membenamkan dirinya dalam teks-teks Yahudi klasik, mitra belajar Rabbi Kanievsky menginformasikan berbagai situs media yang Rabbi berbicara tentang Mesias ” di sepanjang waktu.” Sejak perang musim panas lalu di Gaza, Rabi telah menyebarkan pesan ini segera kembali . Dalam satu contoh, Rabbi Kanievsky menginstruksikan seorang Yahudi dari Argentina yang meminta berkah bahwa ia harus “mengumpulkan keluarga dan datang ke Israel. Jika tidak, tidak akan ada cukup ruang untuk Anda di pesawat. “

Ketika ditanya tentang waktu kedatangan Mesias, Rabbi Kanievsky menjawab, “Pada akhir tahun Sabat.” Beberapa orang telah meminta Rabi untuk memverifikasi ini dan ia selalu memberikan jawaban yang sama setiap kali ditanya. Tahun ini adalah tahun Sabat dan akan berakhir pada hari 29 Elul, yang, oleh kalender Gregorian jatuh pada Sabtu 12 September 2015.

Dalam menjawab panggilan Rabbi Kanievsky ini, orang-orang Yahudi Perancis telah mulai tiba di Israel berbondong-bondong diberkati. Dorongan ini tentu merupakan reaksi terhadap meningkatnya anti-Semit dan Islam yang memicu kekerasan di seluruh Eropa.
Setelah serangan teror mengerikan di pasar Kosher di Paris enam bulan yang lalu, Perdana Menteri Israel, Netanyahu mendesak Yahudi Perancis untuk pulang ke Israel.  Tahun lalu, 7.000 orang Yahudi Perancis aliyah ke Israel. Jewish Agency and the Ministry for Aliyah and Immigrant Absorption selaku lembaga khusus aliyah mengharapkan lebih dari 3.000 orang Yahudi Perancis untuk berimigrasi ke Israel musim panas ini saja, banyak dari mereka keluarga dengan anak-anak yang ingin datang dan mengintegrasikan sebelum awal tahun ajaran.
Perlu diketahu bahwa semua hal ini merupakan tindakan untuk berjaga-jaga mengenai  kedatangan Mesias. Rabbi Yisrael Meir Kagan, seorang pakar Taurat, diperintahkan untuk mengatakan bahwa setiap kali ia mendengar suara keras, ia akan berkata, “Mungkin Mesias telah tiba?”
Apakah Yesus sang Mesias akan benar-benar datang menjemput gerejaNya tanggal 13 September ini? Anda boleh setuju boleh tidak. Tidak ada yang memaksakan. Tugas kita adalah selalu berjaga-jaga. Sehingga kapan pun Dia datang, kita telah siap! Amin. Tuhan Yesus memberkati.. Maranatha!

2 komentar:

  1. ISLAM TIDAK MENGENAL ISTILAH KETURUNAN AHLUL BAIT RASULULLAH

    ISLAM AGAMA UNIVERSAL YANG TIDAK MENGANUT PAHAM MESIANISME!

    SETIAP SEORANG MUSLIM BERHAK SEBAGAI TOKOH PENERUS ESTAFET KEPEMIMPINAN MUHAMMAD SAW


    Bagian satu dari dua tulisan

    BARACK OBAMA atau VLADIMIR PUTIN atau BASUKI TJAHAJA PURNAMA alias AHOK sekalipun, kalau mereka 'mengaku' sebagai SEORANG MUSLIM maka mereka 'suka atau tidak suka' dalam prinsip ISLAM adalah KHALIFAH atau sebagai tokoh Muslim yang berjiwa dan bersemangat sebagai KHALIFAH di daerah dan dalam wilayah kewenangan masing-masing


    “… Pada hari ini orang-orang kafir (non-Muslim) telah putus asa untuk (mampu mengalahkan atau menghancurkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut (lahir batin) kepada mereka dan (hendaklah hanya) takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan (sesempurnanya hukum-hukum Allah) untuk kamu (Hai Muhammad dan umat) agamamu (diinikum), dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai (waradhiitu hanya) ISLAM itu jadi (diinikum) agama bagimu…”. [TQS. Al Maidah, 5:3]

    Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. (Lalu) apakah jika dia wafat atau dibunuh (apakah) kamu berbalik ke belakang (murtad, kafir)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak (akan) dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah (hanya) akan memberi balasan kepada orang-orang yang (panmdai) bersyukur. [TQS. Al-'Imran, 3:144]

    (Muhammad) itu sekali-kali bukanlah (tidak lagi menjadi hanya) bapak (dari suatu dinasti nasab atau keturunan) dari (hanya kelompok atau beberapa orang atau) seorang laki-laki (apa lagi perempuan) di antara kamu (wahai para ahlul bait dan umatnya), tetapi dia adalah Rasulul Allah (Utusan Allah bagi semua umat manusia yang mengikutinya) dan (dia juga adalah) penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [TQS. Al Ahzab, 33:40]

    Tidak ada dinasti keturunan soal Pewaris Estafet Kepemimpinan dalam menjaga Islam dan Misi Muhammad SAW serta menjaga nasib umat Muslim

    http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/antara-khilafah-dan-khalifah.htm#.VjQCHm5KXAR

    Kalau kita mau jujur maka biang kerok atau hakikat perseteruan antara pihak yang mengaku Sunni dengan yang mengaku Syiah adalah perebutan kekuasaan kekhalifahan, baik sejak proses penentuan sang khalifah pertama Abu Bakar dan terlebih lagi pasca Khalifah Ali bin Abi Thalib. Bumbu dari peruncingan masalah ini, ya seolah-olah adanya suksesi kepemimpinan dari Nabi Muhammad SAW pada Ali bin Abi Thalib, sang keponakan sekaligus adanya anggapan masuk dinasti Ahlul Bait serta anggapan keturunan 'nabi' bahkan keturunan rasul dibuktikan adanya peristiwa Ghadir Khum pada bulan terakhir tahun ke-10 Hijriah, setelah Rasul Muhammad saw menjalankan Haji Perpisahan/Terakhir (Hajjatul Wada’).


    Jika Ali bin Abi Thalib dianggap masuk kriteria dinasti Ahlul Bait juga tak punya dalil yang kuat karena dalam Al Quran dari TQS. Hud, 11:73, Al Qashash, 28:12 dan Al Ahzab, 33:33 istilah sudara sepupu tidaklah masuk dalam dinasti Ahlul Bait Muhammad SAW. Selanjutnya jika dianggap masuk ke dalam keturunan Ahlul Bait, nabi atau rasul, rasanya dalam Al Quran bahkan tidak dikenal adanya istilah 'keturunan' (baca keturunan) ahlul bait, nabi apa lagi keturunan rasul. Yang ada hanya istilah keturunan Adam, keturunan Ibrahim atau keturunan Israil [TQS. Maryam, 19:58] bahkan hebatnya dalam Al Quran kita tidak ada istilah 'keturunan Muhammad'.

    Kisah di atas nampaknya merupakan pengulangan sejarah peradaban umat manusia khususnya di era sebelum era Umat Muhammad SAW seperti kasus dinasti Keturunan Ibrahim As antara anaknya Nabi Ismail As dan Nabi Ishak As. atau kasus kisah THalut dan Jalutnya.

    http://www.lampuislam.org/2014/01/kisah-talut-dan-daud-melawan-jalut-saul.html

    BalasHapus
  2. ISLAM AGAMA UNIVERSAL YANG TIDAK MENGANUT PAHAM MESIANISME!

    SETIAP SEORANG MUSLIM BERHAK SEBAGAI TOKOH PENERUS ESTAFET KEPEMIMPINAN MUHAMMAD SAW


    Bagian dua dari dua tulisan

    Nah kalau masalah istilah keturunan Ahlul Bait, nabi dan rasul sudah terjawab maka soal apa lagi yang harus kita perpanjang? Wah katanya soal kepemangkuan kekuasaan kekhalifahan ya juga dalam Al Quran sudah jelas kedudukannya bahwa khalifah yang ada sejak era Nabi Daud As. sampai pada Nabi Muhammad SAW otomatis para nabi tersebut adalah sang khalifah [TQS. Shad, 38:26] sampai ditutupnya misi kenabian pada era Nabi Muhammad SAW kita [TQS. Al Ahzab, 33:40]. Sudah itu?


    Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


    ليس مِن رجلٍ ادَّعى لغير أبيه وهو يَعلَمه إلاَّ كفر بالله، ومَن ادَّعى قوماً ليس له فيهم نسبٌ فليتبوَّأ مقعَدَه من النار ))، رواه البخاريُّ (3508)، ومسلم (112)، واللفظ للبخاري


    “Tidak ada seorangpun yang (boleh berhak) mengaku (orang lain) sebagai ayahnya, padahal dia (amat) tahu (pasti kalau itu bukan ayahnya), melainkan (dia) telah (berbuat) kufur (nikmat) kepada Allah. Orang yang mengaku-ngaku keturunan dari sebuah kaum (dinasti keturunan), padahal bukan (termasuk dinasti keturunannya), maka siapkanlah (kelak di akahirat) tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).


    Dan Dia lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (penguasa-penguasa, ada yang jadi raja, sultan, presiden, gubernur dll.) di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [a.l. TQS. 6:165, 10:13-14 dll. rujuk TQS. 3:144].

    Ayat-ayat di atas di dukung dengan Hadits Nabi Muhammad SAW sbb.:

    42. 118/3196. Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Muhammad bin Ja'far telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Furat Al Qazaz berkata, aku mendengar Abu Hazim berkata; Aku hidup mendampingi Abu Hurairah radliallahu 'anhu selama lima tahun dan aku mendengar dia bercerita dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang besabda: Bani Isra'il, kehidupan mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi sepeninggal aku. Yang ada adalah para khalifah (ya bisa raja, sultan, presiden, kanselir, gubernur, bupati atau walikota) yang banyak jumlahnya. Para shahabat bertanya; Apa yang baginda perintahkan kepada kami?. Beliau menjawab: Penuihilah bai'at kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka.

    Kesimpulan:

    Siapa saja yang ‘ngaku’ MUSLIM lalu dianugerahi dianya sebagai ‘ORANG NOMOR SATU’ atau penguasa maka dia adalah ‘sang’ KHALIFAH tidak ada harus berdasarkan pada 'keturunan' seperti keturunan AHLUL BAIT, NABI atau RASUL sekali pun, dan apakah lebel penguasanya sebagai presiden, raja atau kanselir dll. atau dia berkuasa di negara bernama ISLAM atau tidak atau bermerek KHILAFAH atau DAULAH ISLAMIYAH atau tidak, ya mutlak harus mengacu pada Al Quran dan As Sunnah.

    Soal si tokoh ini mau atau tidak mau menerapkan syariat Islam atau mampu atau tidak mampu menerapkan syariat Islam ya itu mutlak merupakan tanggungjawabnya sendiri yang berkeinginan untuk menjadi sang KHALIFAH atau tokoh nomor satu beserta para kelompok pendukungnya disuatu atau di dalam wilayah kekuasaannya masing-masing. Wajib baginya merujuk pada prinsip-prinsip Al Quran a.l. seperti QS. 38:26, 6:165, 10:13-14 dan 35:39 serta a.l. hadits dari Nabi Muhammad SAW di atas.

    Dan Kami tidak mengutus kamu (Hai Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya (sampai kiamat) sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.[TQS. Saba, 34:28]

    *) http://www.kabarmakkah.com/2015/02/23-oktober-2015-imam-mahdi-akan-muncul.html

    **) http://detikislam.blogspot.co.id/2012/06/dunia-menanti-kedatangan-imam-mahdi.html#

    BalasHapus