manusia”
(wanita), mereka ”dibelenggu dengan belenggu abadi di alam dunia kekelaman
sampai hari penghakiman yang besar itu tiba” (Yudas 6);
3)
Mahkluk malaikat yang diberi tanggung jawab untuk menjaga dan memerintah atas
beberapa kelompok manusia tertentu. Pengelompokkan terakhir ini kurang begitu
kita kenal. Musa berkata mengenai mereka:
Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misahkan anak-anak manusia, maka la menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.
(Ulangan 32:8, )
Menurut
teks Septuagint dan ilmu pengetahuan yang baru, terjemahan yang lebih tepat
untuk kata ini adalah “anak-anak Allah,” mahkluk malaikat (lihat Ayub 38:7).
Daniel 4:13 dan 17 menyebutkan kekuatan-kekuatan ini sebagai ”para penjaga.”
Siapakah mereka ini? mereka adalah malaikat-malaikat tingkat tinggi yang diberkahi
wewenang ilahi dan dipilih untuk menjaga beberapa unsur kemanusiaan.
Singkatnya, mereka adalah roh-roh pemerintah. Alkitab berbicara mengenai
“sidang Yahweh,” mahkluk sorgawi yang melaksanakan kehendak ilahi (1 Raja-raja
22:19, Mazmur 89:6,7).
Menurut
keterangan dari kitab Kejadian 6 dan kitab Yudas, nampaknya mungkin bahwa
pemerintah-pemerintah ini kehilangan wewenang mereka (Yudas 6) dan kemudian
berada di bawah pengaruh Setan (lihat Mazmur 82:1,2). Jadi, ada
penguasa-penguasa yang rupa-rupanya jatuh setelah pemberontakan Lucifer,
dicobai oleh kesombongan mereka sendiri dan merampas posisi-posisi yang tidak
diberikan oleh Allah. D.S. Russel, seorang sarjana apocalyptic Yahudi
menuliskan apa yang mungkin telah terjadi di dalam dunia roh:
Sedikit demi sedikit bertumbuh, tanpa keraguan di bawah pengaruh pikiran asing, suatu maksud bahwa para malaikat yang kepadanya telah Allah berikan kuasa atas bangsa-bangsa dan atas fisik alam semesta, mereka telah melampaui otoritas yang sudah ditetapkan dan telah mengambil alih kuasa bagi diri mereka sendiri ... Mereka menolak untuk menerima perintah dari Allah, tetapi mereka menerima perintah baik dari seseorang yang sedang dipersiapkan untuk memerintah mereka selain Allah, yang seperti mereka, yang sudah melakukan pemberontakan terhadap Allah Yang Mahakuasa.
Akan
tetapi dualisme merupakan hal yang asing bagi theologia Perjanjian Lama.
Keberadaan dari dunia jahat supernatural terpisah < tidak bisa diraba dengan
jelas. Setahap demi setahap suatu pemahaman pasca-exilic berkembang bahwa
penguasa-penguasa ini terpisah dari Allah, sumber kejahatan bagi diri mereka
sendiri. Kitab Daniel sangat jelas mengungkapkan pengertian ini,
penguasa-penguasa ini serupa dengan berhala dewa dan dewi yang disembah oleh
orang Yunani dan Romawi, dewa-dewa setempat atau “pemerintah-pemerintah”
(Daniel 10:13,20) yang mencari penyembahan dari manusia. Yang lainnya
dihubungkan dengan penyembahan planet-planet dan bintang-bintang tertentu
(Zeus, Mars, Hermes). Dengan demikian, kekuatan-kekuatan ini menjadi bagian
utama dari penguasa kegelapan, dimanipulasi oleh Setan, otak perencana dari
tipu muslihat.
Kantor
Pusat Lembaga Neraka
(
masih ingat siaran Full Gospel Indonesia tentang kesaksian Mukendi
?, ada " Pusdiklat", ada " Dewa Rosa ..... " disiaran
" Misi & Cara Kerja Kuasa Kegelapan -10 " )
Paulus memberikan keterangan yang jelas mengenai masalah ini dengan cara menggambarkan penguasa-penguasa dengan hierarki yang terorganisasi dari pemerintah-pemerintah (archai), penguasa-penguasa (exousia), penghulu-penghulu (dunamis), dan roh-roh jahat di udara (kosmokratoras). Adalah masuk akal untuk beranggapan bahwa struktur wewenang disusun dengan cara menurun. Daniel 10:13 dan 20 membukakan identitas archai sebagai pemerintah Setan tingkat tinggi yang ditugaskan atas bangsa-bangsa dan wilayah-wilayah di bumi. Kata exousia membawa konotasi terhadap pemerintah natural maupun yang supernatural. Dalam pengertian rasul Paulus, terdapat kekuatan-kekuatan supernatural yang “berdiri di belakang” susunan atau struktur manusia. Tanpa ragu-ragu Paulus menyebutkan gagasan pikiran apocalyptic Yahudi mengenai mahkluk dunia yang diberi wewenang oleh Allah untuk mengadili hal ihwal manusia. Agaknya, dunamis ini bekerja di dalam negara-negara dan budaya-budaya untuk mempengaruhi beberapa aspek kehidupan. Kosmokratoras terdiri dari banyak bentuk, antara lain kecurangan, perpecahan, percabulan, pemberontakan, ketakutan, dan kelemahan. Roh-roh ini umumnya merupakan kuasa-kuasa jahat yang kita perangi dan kita usir di dalam pelepasan. Bahkan, di antara roh-roh ini, terdapat tingkatan-tingkatan, roh-roh yang lebih lemah tunduk kepada roh-roh yang lebih kuat.
Allah
mengizinkan iblis untuk bekerja sebagai " pencoba dan penguji
"
Bagi
orang-orang Kristen yang tunduk kepada Allah, pekerjaan iblis dipakai sebagai
penguat iman.
Kuasa-kuasa yang penuh kelicikan ini terus bekerja melalui pemerintahan manusia, agama, dan orang-orang yang memiliki kuasa untuk menjadikan orang-orang tetap sebagai budak legalisme, ideologi, sosial, dan kompromi moral.
Aturan
mereka adalah untuk mencemarkan pikiran dan menyesatkan kemauan orang-orang
untuk mencari Allah ( Yoh 14:6 : Akulah jalan, kebenaran dan hidup...)
Jika
kita membahas kejahatan pada tingkatan ini, kita sama halnya membahas Ruang
Dewan Neraka, dan mengakui akan adanya Petugas Kepala yang bertanggung jawab
untuk kegerakan penyesatan dan penghancuran yang utama di dalam dunia kita.
contoh
:
1.
ada pemerintah-pemerintah yang mempopulerkan hal-hal seperti perkembangan
metafisika New Age, munculnya upacara-upacara keagamaan Setan, pembuatan dan
penyediaan obat-obat bius, tindakan-tindakan terorisme, penyelewengan yang
tidak wajar di dalam seks, dan pornografi.
2.
pemerintah-pemerintah yang telah lama dan dengan kuat sekali bekerja melalui
sistem kasta Hindu di India. Jutaan orang masih terikat di dalam perbudakan
terhadap sistem legalisme keagamaan ini.
Kesaksian
R. Arthur Mathews
" Pada tahun 1988, saya pernah mengajar di sebuah organisasi misi yang ada di Colombia. Saya tidak akan pernah lupa ketika saya pertama kali tiba di sebuah tempat terbuka di hutan rimba yang dihuni oleh sekitar 400 orang pekerja Kristen. Pada malam pertama, saya merasakan adanya suatu beban tekanan yang berat ada dan sangat dekat dengan saya. Tidak biasanya saya merasa terancam dan takut. hal itu tidak disebabkan karena kenaikan suhu panas dan kelembaban cuaca hutan, ataupun penyesuaian budaya seperti biasanya. Setelah saya bekerja selama seminggu, saya melihat, bahwa wilayah tersebut dikelilingi oleh empat pengaruh utama yang militan: 1) gerilyawan-gerilyawan Marxisme yang bersenjata dan bergerilya mengontrol negara tersebut; 2) rute-rute untuk memindahkan kokain mentah ke luar hutan kepada saudagar-saudagar kokain; 3) kelompok suku-suku india yang melakukan praktek-praktek sihir; 4) kelompok-kelompok militan yang secara berapi-api menentang para misionaris.
Saya juga menemukan dan mendengar, bahwa setahun sebelum saya tiba di sana, seorang penduduk Colombia telah membunuh seorang misionaris wanita, dan bersumpah apabila ia dilepaskan dari penjara, segera setelah itu ia akan membunuh misionaris lagi. Di hari ketiga dan keempat berada di dalam atmosfer yang demikian ini, saya merasa ditelan oleh keragu-raguan yang menekan sehingga sangat sulit bagi saya untuk mengerjakan tugas-tugas. Sepanjang malam ssya bertempur melawan tuduhan-tuduhan palsu dan keputusasaan, dan perkara ini belum pernah saya alami sebelumnya. Apakah ini hanya imajinasi saya saja? Apakah ini hanya stress saya karena tugas yang sukar, ditambah lagi oleh kerasnya hidup di hutan rimba? Sebagian mungkin ya. Tetapi saya berkesimpulan bahwa saya dan orang-orang lain yang berada di wilayah tersebut menjadi sasaran kekuatan-kekuatan roh jahat yang menentang tujuan kami. Karena tugas saya adalah memberikan instruksi kepada pekerja-pekerja lainnya dalam wawasan dan wewenang rohani, saya menjadi target utama serangan roh jahat, yang dampaknya masih terasa selama berminggu-minggu setelah kepulangan saya ke rumah.
Sangat banyak sekali kandidat misionaris yang diutus masuk ke dalam situasi demikian tanpa pernah dilatih kemampuannya di dalam peperangan rohani. Mereka dikirim ke lapangan hanya untuk dihabisi dan dikalahkan. Sekaranglah waktunya dengan serius untuk memperoleh gambaran Alkitabiah yang luas tentang garis depan pelayanan di dalam konteks peperangan rohani.
Di musim semi tahun 1989, saya bersama keluarga saya diberi kesempatan pergi ke Israel untuk pelayanan dan berwisata. Ketika saya duduk dengan kelompok pemimpin jemaah Kristen Yahudi di Tel Aviv, saya mengajukan pertanyaan, “Seperti apakah sesungguhnya menjadi seorang Yahudi yang percaya ditempat ini?” Saya kurang siap untuk menerima jawaban yang panjang dan hebat. Seluruh diskriminasi sosial, politik dan ekonomi yang dapat saudara bayangkan merupakan bagian hidup mereka sehari-hari. Tetapi, melalui hal tersebut saya mulai melihat dinamika rohani yang lebih dalam yang membuat kehidupan Kristen di Israel begitu sulit.
Minggu berikutnya, saya mulai mengenali pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa yang bekerja: 1) suatu roh penolakan yang militan terhadap orang-orang Kristen Yahudi oleh kelompok-kelompok ortodoks yang berakar dari penolakan terhadap Yeshua sebagai Mesias; 2) suatu kutukan penghancuran yang dilontarkan oleh orang-orang Muslim golongan Intifada yang muncul menentang Israel; 3) suatu pengaruh sekularisme atau keduniawian yang kuat di antara orang-orang Yahudi yang tidak beragama, terutama di Tel Aviv; 4) membanjirnya pemikiran Zaman Baru (New Age) dan okultisme yang dicari untuk memenuhi kebutuhan orang Yahudi akan arti kerohanian. Semakin lama kita berada di tempat tersebut, semakin nyata dan hebat pengaruh yang datang kepada kita. Siapapun yang memiliki kepekaan dan berjalan-jalan di jalan-jalan atau di koridor-koridor Yerusalem bisa merasakan hadirat Tuhan dan keabadian akan pentingnya kota tersebut. Tetapi kita juga merasakan suasana konflik berbagai kekuatan rohani yang bekerja di belakang sistem keagamaan Yahudi, ke-Kristenan, serta di belakang bangsa-bangsa dan budaya-budaya yang tumbuh dengan subur dan hidup di Yerusalem.
Di setiap kota, wilayah, negara atau kelompok, mahkluk-mahkluk roh yang cerdik ini bekerja mempengaruhi dan menguasai sikap dan tingkah laku orang-orang. Ini adalah kabar buruk. Kabar baiknya ada-lah bahwa Roh Kudus juga hadir di setiap tempat, memimpin pekerjaan para malaikat yang masih setia yang bertujuan membukakan kebenaran kepada kaum pria dan wanita yang memiliki hati yang haus untuk mengenal Allah yang hidup...."
Kesimpulan
tentang " peperangan rohani " :
"Ijinkanlah
saya menyimpulkan apa yang saya percayai sebagai suatu pendekatan yang berhasil
guna di dalam peperangan rohani. Saya rasa peperangan rohani adalah gejala atau
fenomena multi-tingkatan, yang pertama-tama merupakan konflik antara Allah
dengan Setan, antara para malaikat dengan iblis. Karena itu, dunia peperangan
yang sedang kita pelajari ini sangat menarik tetapi penuh praduga. Hal tersebut
jugalah yang mendorong pembuatan cerita fiksi, tetapi sukar untuk mendapatkan
pegangan theologianya.
Alkitab dengan jelas melukiskan tentang adanya iblis yang menawan orang-orang di dalam dustanya. Di dalam perumpamaan benih dan penabur (Matius 13:1-23), Yesus mengartikan “burunghurung di udara” yang mencuri benih sebagai iblis yang merampas pengertian tentang kebenaran dari orang-orang yang mendengarkan Injil. Tidak salah lagi, orang-orang Kristen memiliki peranan di dalam doa dan juga otoritas sebagai rekan sekerja Roh Kudus untuk menerobos kebutaan yang disebabkan oleh iblis yang memisahkan manusia dari terang Injil.
Perjanjian Baru menggambarkan peran orang Kristen yang sama seperti seorang tentara yang berdiri teguh dan mempergunakan senjata-senjata illahi untuk merobohkan benteng-benteng pertahanan iblis. Orang-orang Kristen harus menyatakan kepada “pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di udara” pelbagai ragam hikmat Allah untuk mendemonstrasikan kasih anugerah-Nya melalui salib (Efesus 3:10,11); menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan ( Efesus 5:11); bertahan dan berdiri teguh melawan tipu muslihat iblis (Efesus 6:10-18); dan rnengalahkan yang jahat, mengalahkan pengaruhnya atas sifat-sifat kita (1 Yohanes 2:12-14).
Apa yang saudara dan saya hadapi setiap harinya umumnya adalah kegagalan, kekurangan dan kelemahan-kelemahan fisik dari sifat alamiah kita, dengan beban emosi dan psikologi yang kita tanggung di dalam kehidupan kita. Melalui semuanya itu, masing-masing kita memiliki daerah bagi datangnya dosa yang akan menuduh dan menjatuhkan kita dengan keputusasaan yang terus menerus. Jika hal-hal tersebut belum cukup, maka ketamakan, kesenangan, dan daya tarik kedagingan yang diberikan oleh sistem dunia ini akan menekan kita semua. Sekarang, di sepanjang peperangan dan kadang-kadang di dalam peperangan tersebut iblis akan memanfaatkan semua yang dapat dia manfaatkan dan semakin memperburuk masalah-masalah emosional kita yang belum terpecahkan, juga dengan masuknya dosa dan tindakan-tindakan kebodohan. Kita seperti sebuah jam yang didesain dengan mekanisme baik kemudian kemasukan beberapa butir pasir ke dalamnya. Apa yang dahulunya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan desainnya, sekarang menjadi aus dan rusak oleh karena pengaruh asing dan pengaruh luar.
Alkitab dengan jelas melukiskan tentang adanya iblis yang menawan orang-orang di dalam dustanya. Di dalam perumpamaan benih dan penabur (Matius 13:1-23), Yesus mengartikan “burunghurung di udara” yang mencuri benih sebagai iblis yang merampas pengertian tentang kebenaran dari orang-orang yang mendengarkan Injil. Tidak salah lagi, orang-orang Kristen memiliki peranan di dalam doa dan juga otoritas sebagai rekan sekerja Roh Kudus untuk menerobos kebutaan yang disebabkan oleh iblis yang memisahkan manusia dari terang Injil.
Perjanjian Baru menggambarkan peran orang Kristen yang sama seperti seorang tentara yang berdiri teguh dan mempergunakan senjata-senjata illahi untuk merobohkan benteng-benteng pertahanan iblis. Orang-orang Kristen harus menyatakan kepada “pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di udara” pelbagai ragam hikmat Allah untuk mendemonstrasikan kasih anugerah-Nya melalui salib (Efesus 3:10,11); menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan ( Efesus 5:11); bertahan dan berdiri teguh melawan tipu muslihat iblis (Efesus 6:10-18); dan rnengalahkan yang jahat, mengalahkan pengaruhnya atas sifat-sifat kita (1 Yohanes 2:12-14).
Apa yang saudara dan saya hadapi setiap harinya umumnya adalah kegagalan, kekurangan dan kelemahan-kelemahan fisik dari sifat alamiah kita, dengan beban emosi dan psikologi yang kita tanggung di dalam kehidupan kita. Melalui semuanya itu, masing-masing kita memiliki daerah bagi datangnya dosa yang akan menuduh dan menjatuhkan kita dengan keputusasaan yang terus menerus. Jika hal-hal tersebut belum cukup, maka ketamakan, kesenangan, dan daya tarik kedagingan yang diberikan oleh sistem dunia ini akan menekan kita semua. Sekarang, di sepanjang peperangan dan kadang-kadang di dalam peperangan tersebut iblis akan memanfaatkan semua yang dapat dia manfaatkan dan semakin memperburuk masalah-masalah emosional kita yang belum terpecahkan, juga dengan masuknya dosa dan tindakan-tindakan kebodohan. Kita seperti sebuah jam yang didesain dengan mekanisme baik kemudian kemasukan beberapa butir pasir ke dalamnya. Apa yang dahulunya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan desainnya, sekarang menjadi aus dan rusak oleh karena pengaruh asing dan pengaruh luar.
Biarlah
Mata Saudara Tetap Terjaga
Sama
halnya dengan agen rahasia yang mengirimkan tanda-tanda yang sangat
diperhatikan oleh pihak lawan, begitu juga orang-orang Kristen yang sedang
berjalan di dalam ketaatannya kepada Roh Kudus, bersatu di dalam doa, dan yang
setia kepada kerajaan-Nya membuat kegemparan di pihak musuh. Resiko yang
dihadapi oleh orang-orang yang telah melakukan banyak penghancuran di dalam
wilayah kegelapan adalah lebih besar. Dasar pemikiran saya cukuplah jelas
sekarang: setiap pelayan Yesus Kristus yang menyebabkan ancaman serius bagi
kuasa-kuasa neraka akan dijadikan sasaran utama dan akan menghadapi perlawanan
dari mereka, terutama sekali yang menyangkut pelayanan strategis mereka. Utusan
kerajaan Kristus yang telah diurapi harus diperlengkapi untuk melihat dan
berurusan dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh kerajaan musuh.
Kata
Peneguhan
Meskipun kita diserang, hal itu tidak berarti bahwa kita tidak dilindungi. Hadirat Allah yang penuh kasih dan penuh perlindungan menjagai kita dari waktu ke waktu terhadap serangan tiba-tiba. Jika kita berbuat dosa, Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita akan segera bekerja untuk menyadarkan kita terhadap pelanggaran kita. Biasanya, kita sadar untuk sejenak. Kita mungkin memikirkan mengapa kita berbuat apa yang telah kita perbuat. Jika kita mengeraskan hati kita, kita sedang berada dalam bahaya mendukakan Roh Kudus. Tetapi secara terus menerus Roh Kudus bekerja dan membujuk kita untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.
Jika kita mengikuti suara Roh Kudus dan tidak menyediakan tempat bagi kedagingan kita, maka kita akan bertobat dan diampuni. ”Perisai iman” akan membebaskan kita dari rasa bersalah dan melindungi kita dari panah-panah tuduhan musuh. Akan tetapi, jika kita bersikeras di dalam dosa kita, dan menolak untuk mengindahkannya, kita akan memberikan tempat kepada iblis (Efesus 4:27), dan membuka jalan bagi tipu muslihatnya untuk mencampuri kehidupan kita. Kita harus tahu, bahwa Allah ingin agar kita diampuni dan dilindungi lebih dari pada keinginan kita sendiri (lihat Yohanes 17:15). Tuhan kita lebih besar dan lebih berkuasa dari semua penghuni neraka. Jika kita menyerahkan hati kita kepada-Nya di dalam kerendahan hati, jika kita mau menyucikan tangan kita terhadap dosa dan tetap berada dalam kesetiaan kepada-Nya, lalu kita berkata, ”Iblis, enyahlah!” dan dia akan lari (Yakobus 4:6-10).
Beberapa pengajaran ”diambil” dari kursus mengenai peperangan, bukan ”diajarkan” di dalam seminar atau di dalam sebuah buku. Saat ini kita harus terbuka untuk membiarkan Allah melatih kita melihat kelicikan-kelicikan iblis. Kiranya Tuhan berkenan membangkitkan kaum pria dan wanita untuk melihat seperti apa yang Dia lihat, dan berjanji untuk bertindak dengan otoritas-Nya untuk menghapuskan kerajaan kegelapan di zaman kita." demikian tulis Arthur Mathews.
Catatan :
Arthur
Mathews, adalah pemirnpin misionaris yang dikenal di seluruh dunia dengan
pelayanannya Overseas Missionary Fellowship (dulunya China Inland Mission). Dia
telah lama berada di garis depan peperangan rohani sehingga ia dapat berbicara
banyak mengenai hal ini.
Beliau
dilahirkan di Cina, orang tuanya adalah misionaris. Beliau
dibesarkan di Australia, melayani di Indian Amy dalam Perang Dunia II,
seorang misionaris untuk pedalaman Cina dan menjalani tahanan rumah selama
bertahun-tahun bersama istri dan bayinya di negara komunis Cina. Mathews
memberikan pandangannya bagaimana kekuatan-kekuatan roh jahat dapat
mempengaruhi semua lapisan masyarakat termasuk orang Kristen.
Di tahun-tahun terakhir ini sejumlah profesor teologia Kristen lainnya telah memperkenalkan materi yang sama ke dalam kurikulum mereka, hal ini didorong oleh usaha perintisan Warner hingga rnencapai tingkat yang berarti.
Di tahun-tahun terakhir ini sejumlah profesor teologia Kristen lainnya telah memperkenalkan materi yang sama ke dalam kurikulum mereka, hal ini didorong oleh usaha perintisan Warner hingga rnencapai tingkat yang berarti.
Banyak
dari profesor profesor ini menyumbangkan tulisannya, bersama Douglas Pennoyer,
Wrestling With Dark Angels (RegalBooks, 1990) buku tersebut sangat berguna bagi
pendoa2 syafaat diseluruh dunia.
Timothy
Warner memberikan kontribusinya kepada Fuller Theological Seminary di tahun
1989 dalam Church Growth Lectures (Pembahasan mengenai Pertumbuhan Gereja)
tahunan.
Dilain waktu dan dilain kesempatan, saya akan bagikan berkat “Peperangan di dalarn Dunia Penginjilan.” kepada members Full Gospel Indonesia , terutama untuk teman2 " kelompok Yehhezkiel "
Shalom!
Bambang
Wiyono
http://www.geocities.ws/fullgospel_indonesia/mimbar16.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar