Jumat, 16 April 2010

Perintah Kesepuluh

Perintah Kesepuluh
Oleh : Roderick C. Meredith, Living Church of God
Apakah anda mengetahui jika survei yang dilakukan akhir-akhir ini sesungguhnya telah menyatakan bahwa kesulitan-kesulitan finansial yang telah mewabah di banyak keluarga pada saat ini sebenarnya tidak dikarenakan oleh faktor pendapatan yang rendah? Agaknya, mereka disebabkan secara langsung oleh karena faktor pendapatan yang berlebih sehingga dapat menjangkau berbagai macam barang-barang mewah, dan memenuhi keinginan pribadi mereka, serta faktor kebiasaan untuk membeli barang secara angsuran! Dimana iklan-iklan sering menyarankan perihal "beli sekarang dan bayar nanti." Oleh karenanya haruslah kita berpikir bahwa apakah anda memang sangat membutuhkan untuk membeli barang tersebut pada saat ini? dan apakah anda memang sanggup untuk membayarnya "kemudian"?
Suatu Masyarakat Yang Didasarkan Atas Hawa Nafsu
"Keeping up with the Joneses/Berkutat dengan kecanduan" adalah suatu slogan orang Amerika yang terkenal. Iklan-iklan yang sangat menekan yang ditayangkan secara berulang-ulang dan berkesinambungan sesungguhnya mendorong hal ini untuk terjadi. Hal ini akan membuat orang berpikir bahwa amatlah salah jika mereka tidak berjuang dan berkompetisi untuk mendapatkan barang-barang yang dimiliki oleh tetangga mereka. Pendapat modern dibalik hal ini adalah bahwa "dapatkanlah segala sesuatu sementara mendapatkan itu adalah baik." Tekanan yang tak henti-hentinya, yang biasanya membuat orang berkeinginan untuk mendapatkan lebih banyak uang dan materi, telah menyebarkan lebih banyak penyembahan berhala. Hal ini akan menyilaukan pikiran dan hati jutaaan manusia untuk mengenal kehidupan dari Allah.
Beberapa tahun yang silam, sebuah materi bacaan Kristen, The Canadian Churchman, menulis suatu artikel yang menyahat hati tentang dampak penyembahan berhala dari kecintaan akan benda ini pada anak-anak muda Afrika yang mempelajari ilmu teologia di Amerika Serikat dan Kanada. Seorang anak muda berkata: "Sebelum saya belajar disini, saya adalah seorang Kristen yang baik. Saya bermimpi bahwa suatu hari nanti saya akan dapat menjadi tenaga medis misionaris.
Bagaimanapun juga, sekarang saya adalah seorang atheis. "Mengapa hal ini dapat terjadi?" tanya sang pewawancara dengan terkejut. "Semenjak saya datang ke sini," jawabnya, "saya menjadi tahu bahwa sesungguhnya orang kulit putih memiliki dua allah. Yang pertama adalah apa yang ia ajarkan kepada kita, dan yang kedua adalah kepada siapakah ia berdoa. Sebuah sekolah Presbyterian mengajarkan kepada saya bahwa doktrin-doktrin kesukuan dari nenek moyang saya yang berupa penyembahan patung dan kepercayaan kepada sihir adalah suatu hal yang salah dan sangat menggelikan. Namun pada kenyataannya di sini anda menyembah patung-patung yang lebih besar, yaitu mobil dan perangkat-perangkat elektronik. Secara jujur saya tidak dapat melihat perbedaannya."
Anda terkejut? sudah tidak semestinya kecuali jika kita memang terlalu dekat dengan dosa kita sehingga kita tidak dapat melihatnya. Hendaklah kita sadar bahwa walaupun kita memang hidup di tengah-tengah masyarakat yang menyebut diri mereka sebagai "masyarakat Kristen", pada kenyataannya kita hidup di dalam masyarakat yang berdasarkan hawa nafsu dan kerakusan terhadap kepemilikan akan barang secara lebih dan lebih! Tingkah laku ugal-ugalan untuk berkompetisi dengan orang lain untuk mendapatkan sesuatu pada kenyataannya adalah merupakan sumber penyebab dari tidak hanya masalah finansial, tetapi juga penyebab utama dari banyak sakit jasmani dan mental, kehancuran rumah tangga, dan hidup yang penuh frustasi. Dan yang paling penting, penyembahan berhala seperti ini akan membuat seorang manusia benar-benar tidak memiliki waktu, kekuatan, atau bahkan keinginan untuk mengenal Allah yang mana hukum-hukum dan jalan-jalanNya yang hidup sesungguhnya akan membawa kedamaian dan kebahagiaan batin yang nyata.
Perintah Yang Kesepuluh Dinyatakan
Kebanyakan dari manusia gagal untuk menyadari bahwa Kesepuluh Perintah itu sesungguhnya adalah hukum yang hidup, masih berlaku dan aktif sama halnya dengan hukum gravitasi. Kesepuluh perintah tersebut adalah hukum yang secara langsung berjalan dengan otomatis. Oleh karenanya jika anda melanggarnya, maka hukum itu akan menghancurkan anda! Itulah juga apa yang ada dengan perintah Allah yang kesepuluh. Meskipun pelanggan terhadap hukum tersebut dapat dilakukan secara rahasia, namun upah yang didapatkan akan sangat nyata dan pasti! "Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu." (Keluaran 20:17).
Dari keseluruh perintah yang ada, perintah yang kesepuluh mengacu khusus hampir kepada hubungan antara manusia dengan manusia. Kekuatan dari perintah ini terletak di dalam kata-kata ini: sesamamu, sesamamu, miliknya, miliknya, miliknya, miliknya, sesamamu." Ini adalah perintah yang melindungi hak milik perseorangan bahkan sampai tujuh kali, dimana keinginan seseorang untuk memiliki barang milik sesamanya dibatasi sampai tujuh kali. Tidaklah salah untuk sungguh-sungguh mengingini seorang istri, pelayan, atau sapi atau keledai. Tetapi jika kekaguman atas sebuah benda itu ternyata tidak dapat diraih, maka rasa kekaguman tersebut akan menjadi satu dengan perasaan ingin memiliki sehingga terlanggarlah perintah kesepuluh. Meskipun perintah ini secara jelas berkaitan dengan perihal hubungan manusia dan hubungan di dalam hal fisik, persyaratan rohani yang dibutuhkan dari perintah ini pada kenyataannya lebih berat dibandingkan segala hal yang disebutkan. Perintah ini benar-benar mengendalikan bahkan segala pemikiran di dalam pikiran dan hati manusia. Kebanyakan manusia melihat dosa sebagai suatu hal yang terjadi di luar tubuh atau sering kali hanya bersifat jasmani. Mereka tidak menyadari bahwa karakter yang suci dan benar yang Allah inginkan ada di dalam diri kita pada kenyataannya membutuhkan pikiran-pikiran kita untuk benar-benar murni seperti pikiranNya.
Ingatlah bahwa tindakan tersebut mengikuti pikiran. Apa yang anda pikirkan, itulah juga siapakah anda. Jika anda secara sembunyi-sembunyi menolak standar Allah dan jalanNya, jika di dalam hati anda memiliki suatu keinginan yang sangat besar akan sesuatu hal yang tidak dapat atau tidak pernah akan anda miliki secara sah berdasarkan berkatNya, maka-cepat atau lambat, pemberontakan mental ini akan menghasilkan dosa. Tindakan-tindakan ini pada akhirnya akan menentang Allah, dan melanggar hukumNya. Hal ini dapat terjadi oleh karena pikiran-pikiran yang telah ada selama ini!
Perintah ini menembus seluruh "aspek kehidupan luar Kekristenan", serta menunjukkan tentang apakah seorang manusia telah sungguh-sungguh menyerahkan keinginannya kepada sang PenciptaNya atau tidak! Sungguh bahwa perintah ini adalah merupakan suatu prinsip yang meneliti hati manusia dan menakutkan. Tetapi hal ini adalah suatu perintah dimana anda harus belajar untuk mematuhi, yaitu jikalau anda memang ingin mendapatkan hidup yang kekal serta keagungan di dalam Kerajaan Allah. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5). Melalui Roh Allah di dalam diri kita, kita harus melakukan suatu perjuangan iman, yaitu dengan memadamkan seluruh hawa nafsu yang ada di dalam diri kita, dan pada akhirnya mendapatkan kesuksesan di dalam "Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus," (2 Korintus 10:5). Hal ini adalah suatu tujuan yang agung dari seorang Kristen yang benar, yaitu untuk benar-benar mendapatkan kepenuhannya di dalam kebangkitan.
Namun kita perlu tumbuh di dalam karakter Allah selama di dalam kehidupan ini. Kita harus belajar, seperti Henok, Nuh, Abraham dan pelayan Allah lainnya, untuk berjalan bersama dengan Allah. Kita harus berjalan di dalam jalanNya, melakukan apa yang Ia lakukan, serta berpikir sama seperti diriNya, melihat pikiran normal manusia biasanya dipenuhi dengan keegoisan, kesia-siaan, keinginan untuk bersaing, keserakahan, kebencian, dan nafsu. Itulah pikiran yang terputus dari jalan-jalan dan pikiran-pikiran Allah (Yesaya 55:8-9). Itulah mengapa Yesus menekankan tentang betapa pentingnya bagi pikiran kita untuk berubah, insyaf dan bersih ketika Ia berkata: "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8).
Dimanakah kita berdiri?
Khususnya semenjak Perang Dunia II, kehidupan di dalam masyarakat barat telah semakin cepat. Kita diharapkan untuk menghasilkan lebih banyak uang. Kita di buru untuk memiliki waktu yang nyaman, dan mendapatkan segala sesuatu yang bisa kita dapatkan dari kehidupan. Di dalam setiap sisi kehidupan, kita diajarkan untuk bersaing dengan sesama kita untuk mendapatkan kehormatan sosial dan kemajuan di dalam kecukupan materi. Kita akhirnya benar-benar kecanduan untuk memiliki lebih dan lebih barang/kekayaan jasmani yang mana keadaan ini tidak dikenal pada dua atu tiga generasi sebelumnya. Kita dipaksa untuk menghabiskan lebih daripada apa yang dapat kita hasilkan, dan bahkan untuk bekerja diluar kemampuan kita. Dengan liciknya iklan-iklan senang membujuk kita dengan perkataan, "Anda berhutang terhadap diri anda sendiri.", yaitu jika kita tidak membeli sebuah mobil, atau tidak makan pada restaurant yang mahal, atau tidak melakukan sebuah perjalanan yang mahal. Penekanan yang ada di sini adalah hanya untuk menerima dan pada diri sendiri. Pada skala internasional, bangsa-bangsa di dunia bertempur dan membantai atas dasar sikap hati yang seperti ini. "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." (Yakobus 4:1-2).
Sering kali, seorang kapitalis berkeinginan untuk mendapatkan lebih banyak uang daripada apa yang dapat ia dapatkan dengan mudah secara adil. Oleh karenanya, ia merampok karyawannya dengan memberi upah yang terlalu sedikit, dan menghabiskan terlalu sedikit dana untuk memperbaiki kondisi dan keamanan bekerja. Demikian pula, buruh-buruh pada zaman ini sering disesatkan oleh perserikatan buruh yang ceroboh sehingga mereka akhirnya berkeinginan untuk mendapatkan uang yang lebih dari pada yang bisa mereka dapatkan secara jujur. Melalui penipuan politik dan tekanan yang terorganisir, mereka berpikir bahwa mereka dapat mendapatkan sesuatu tanpa berusaha.
Mengapakah orang yang disebut "penulis" menulis suatu novel paperback yang murah berdasarkan hal-hal yang sia-sia seperti hal-hal yang cemar/mesum, menjijikkan, dan kebodohan anak-anak muda? Mengapakah para penerbit mau mencetak produk-produk yang tidak baik tersebut yang dapat menurunkan standar manusia akan kasih, kebaikan, dan idealisme ke level yang lebih rendah daripada binatang? Anda akan dapat dengan cepat melihat ratusan contoh-contoh besar dari keserakahan di dalam masyarakat kita jika mata anda benar-benar terbuka. Bagaimanapun juga anda harus berkeinginan untuk melihat keserakahan/keiri hatian anda sendiri! Hendaklah anda bertobat dari dosa anda tersebut dan memohon kepada Allah untuk memberikan anda kasih dan kekuatan sehingga anda dapat melawan dosa-dosa tersebut. Generasi kita membutuhkan firman dari Anak Allah yang berbunyi: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15). Pahamkah anda akan hal tersebut? Kesuksesan dan kebahagiaan anda yang nyata di dalam kehidupan ini oleh Kristus dikatakan tidak dapat benar-benar diukur dengan seberapa baru dan kuatnya mobil yang anda kendarai, jenis rumah yang anda tinggali, pakaian yang anda pakai, atau bahkan makanan yang anda makan. Pada kenyataannya, kebahagiaan adalah keadaan pikiran manusia. Kebahagiaan akan datang jika anda dapat memiliki Roh dan pikiran dari Kristus di dalam pikiran anda sendiri. Yesus mengatakan: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya" (Lukas 9:5 8). Kasih, kebahagiaan dan kedamaian yang Yesus teladankan sesungguhnya berasal dari sikap hidup yang memberi dan melayani, dan bukan berasal dari perihal kekayaan jasmani yang bisa didapatkan oleh Yesus. Yesus, Anak Manusia, dapat mengalahkan kesombongan dan keserakahan/keirihatian manusia karena Ia menempatkan kepelayanan akan Allah lebih utama dari segala sesuatunya. Setelah menceritakan tentang bagaimanakah orang yang belum insaf itu mencari dan khawatir tentang keperluan dan kenyamanan jasmani, Ia memerintahkan: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka segala sesuatuNya akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:3 3).
Perintah-Perintah itu Bergabung Bersama
Dalam hal ini perintah yang terakhir berjalan bersama-sama dengan perintah yang pertama. Karena segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah yang anda cari dan inginkan, pada kenyataannya anda menginginkannya dengan iri hati. Jika di dalam pikiran dan hati anda, anda memiliki nafsu, keiri hati/keserakahan untuk memiliki sesuatu hal yang lebih dari pada mematuhi Pencipta dan menerima berkat-berkatNya, maka hal tersebut akanlah menjadi berhala bagi anda. "Keserakahan.....adalah penyembahan berhala" (Kolose 3:5). Jadi apapun yang anda idolakan, anda menempatkannya pada posisi Allah yang benar Dan oleh karenanya maka anda melanggar perintah yang pertama: "Janganlah anda allah lain dihadapanKu. (Keluaran 20:3). Rasul Paulus mengatakan: "Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?" (Roma 16:6).
Ketika anda mulai memiliki keserakahan atas hal-hal jasmani, maka sesungguhnya anda "melayani" hal-hal jasmani tersebut. Anda menghabiskan waktu, tenaga dan bahkan uang anda untuk hal-hal yang semacam ini. Di dalam situasi yang seperti ini anda tidak memiliki baik waktu maupun tenaga untuk benar-benar mempelajari Alkitab, atau menghabiskan satu jam di dalam doa yang khusyuk dihadapan Allah yang telah memberikan kehidupan dan nafas hidup kepada anda. Anda akan mendapati diri anda sebagai pribadi yang kikir dan penuh rasa iri hati akan uang yang sesungguhnya merupakan hutang yang belum anda bayar kepada Pencipta anda untuk membiayai kebenaranNya. Di dalam perihal yang sederhana ini, anda sesungguhnya telah menjadikan hal-hal jasmani yang anda iri hatikan dan ingini tersebut sebagai "ilah" anda. Dan karena anda sungguh-sungguh melayani dan menyembah hal-hal tersebut, maka anda hanya memiliki sedikit waktu, kekuatan dan kekayaan untuk melayani Allah yang benar dengan segala hati, kekuatan dan pikiran anda.
Pahamkah anda sekarang? Keirihatian/keserakahan adalah sesuatu hal yang jelek karena hal itu memutuskan anda dari hubungan anda dengan Allah beserta segala berkat dan kasihNya, yang mana segala kekayaan jasmani sesungguhnya ditujukan untuk digunakan bagi kepelayanan dan keagunganNya. Dan di dalam praktek kesehariannya keirihatian itu melanggar prinsip dasar dari jalan kehidupan yang diatur oleh perintah Allah dan oleh Yesus Kristus sendiri. Yesus menyimpulkan prinsip ini ketika Ia berkata: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35).
Di dalam belajar untuk melayani sesama anda dengan kasih, kesungguhan dan kepandaian, dan juga untuk melayani Allah yang benar, anda akan merasakan suatu kepenuhan dan kebahagiaan yang nyata di dalam kehidupan ini. Dan didalam Dunia Yang Akan Datang, anda akan diberikan kehidupan dan keagungan yang abadi di dalam pemerintahan yang agung berdasarkan Kesepuluh Perintah. Suatu jalan yang sesungguhnya dari kasih, memberi dan melayani sesama dan bahkan menyembah dan meninggikan Allah yang hidup yang telah memberikan perintah-perintah ini bagi kebaikan abadi kita.
Prepared by:
Bambang Wiyono
081 2327 3886
Website:
http://muridyesuskristus.blogspot.com
Milis :
http://groups.yahoo.com/group/fullgospel_indonesia
Catatan : Sebagai umat Kristen, kita harus hidup seperti Yesus Kristus hidup ( I Yoh 2:6 ), yaitu mentaati dan melaksanakan KESEPULUH PERINTAH ALLAH, jangan sampai ada satu perintahNya yang dilanggar, agar kita hidup berkenan dihadapanNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar