Jumat, 16 April 2010

Perintah Kesembilan

Perintah Kesembilan
Oleh : Roderick C. Meredith, Living Church of God
Ini adalah zaman yang penuh dengan kebohongan yang kompleks, standar ganda dari moralitas, atau sindrom "Enron". Ini adalah zaman dari pengacara, pemimpin industri, petugas pemerintah dan profesor kampus yang bertampang terhormat tetapi yang melakukan sumpah palsu di bangku para saksi dan bahkan di hadapan Senat Amerika Serikat. Zaman ini adalah juga zaman yang memiliki fakta yang menarik dari jutaan orang yang percaya kepada teori evolusi yang datang ke gereja-gereja dengan bertingkah laku seolah-olah percaya kepada Allah sang Pencipta yang tertulis di dalam Alkitab. Kristus benar-benar mengutuk para orang munafik di zamanNya. Dan karenanya apakah yang akan Ia katakan tentang generasi kita ini?
Masyarakat Yang Menghidupkan/Memelihara Suatu Kebohongan
Di dalam bukunya, Sex, Vice and Business (Seks, Keburukan, dan Bisnis), seorang pengarang terkenal Monroe Fry menuliskan tentang "keinginan dari masyarakat untuk melakukan tindakan buruk ketika hal itu dipandang mendatangkan suatu keuntungan yang tidak langsung bagi para kolega bisnis mereka." Di dalam bukunya ditunjukkan tentang apa yang telah diketahui oleh ribuan orang dewasa yaitu bahwa gereja dan para pemimpin sipil yang cukup terhormat sesungguhnya juga berkeinginan untuk mendukung kegiatan judi, prostitusi dan narkotika jika hal itu mendatangkan suatu keuntungan. Bagi masyarakat umum, mreka tampil dan tampak sebagai penopang dari kebaikan dan kehormatan. Bagi mereka yang mendapatkan keuntungan dari bisnis prostitusi, narkotik atau gembong judi besar, mereka siap untuk melakukan "transaksi rahasia." Mereka siap untuk menggunakan pengaruh atau posisi sipil mereka untuk membiarkan suatu kejahatan dan tindak kriminal yang terorganisir berkembang di dalam masyarakat, dan mereka akan terus melakukannya selama mereka dapat memperoleh keuntungan finansial. Dengan tegasnya, mereka menjalankan kebohongan! Pengetahuan tentang seberapa jauhnya masyarakat "Kristen" kita didasarkan atas kemunafikan yang seperti ini amatlah mengejutkan! Bagaimanapun juga, kita harus membayar suatu penalti yang besar, karena kita telah melanggar perintah Allah yang kesembilan. Di dalam buklet ini, Kesepuluh Perintah dinyatakan secara rinci, yang mana kita telah melihat bahwa dosa terbesar adalah ketika kita mengesampingkan Allah, dan menaruh sesuatu yang lebih tinggi dariNya di tempat yang sesungguhnya diperuntukkan untukNya. Hal ini pada akhirnya akan memimpin kepada berhala, penghinaan terhadap nama Allah, pelanggaran hukum SabatNya, tindakan yang tidak menghormati orang tua, pembunuhan, percabulan dan pencurian. Prinsip yang sama juga diterapkan terhadap perintah Allah yang kesembilan.
Perintah Kesembilan Dinyatakan
"Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu." (Keluaran 20:16). Hanya di dalam mencari dan menjadi saksi akan kebenaran maka manusia terhubung dengan Allah. Karena Allah pada kenyataannya adalah kebenaran! Yesus mengatakan: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran." (Yohanes 17:17). Dan "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup." (Yohanes 14:6). Apapun kesalahan dan kelemahan yang dimiliki oleh seorang manusia, namun jika ia berkeinginan untuk berbicara dengan berterus terang tentang keadaannya yang sebenarnya, serta mengenal dan memperhatikan kebenaran ketika ditunjukkan kepadanya, maka orang tersebut akan dihormati dan mendapatkan bantuan untuk memecahkan masalah kelemahan pribadinya.
Aplikasi rohani yang lebih dalam dari perintah kesembilan sesungguhnya adalah besar. Ketahuilah bahwa di alam semesta ini terdapat Allah yang Maha kuasa yang jalan-jalan dan hukum-hukumNya adalah benar. Oleh karenanya, seorang manusia yang jujur yang berkeinginan untuk berbicara dengan terus terang dan benar, dan berkeinginan untuk memahami kebenaran ketika kebenaran itu ditunjukkan kepadanya, ia akan dengan pasti bertobat kepada Allah yang benar dan kepada jalan-jalan hidupNya! Tetapi jika seorang manusia senang mengucapkan kata-kata yang tidak baik, memiliki kebiasaan berbohong kepada orang lain (dan bahkan dirinya sendiri), di mana karakter dan mentalnya sangatlah sesat sehingga menghalangi pemahaman akan kebenaran Allah. Hal ini baru akan berhenti jika pikiran orang tersebut dibersihkan! Itulah mengapa hal ini sangat penting, yaitu bahwa meskipun orang memiliki perbedaaan pada banyak hal, pada kenyataannya kita semuanya harus belajar untuk hidup dan untuk berbicara sesuai dengan fakta yang ada dan tidak bersaksi dusta. Bagaimanapun juga, kita pada saat ini hidup didalam suatu masyarakat yang secara terus menerus di penuhi dengan berbagai macam bentuk ketidakbenaran, kemunafikan, dan penye satan diri. Jika kita memang menginginkan karakter Allah untuk dibangun di dalam diri kita, dan untuk mewarisi hidup yang abadi, maka kita harus memikirkan dan memperhatikan perintah yang kesembilan dengan berhati-hati di dalam segala hal, serta belajar untuk mematuhinya.
Ingatlah bahwa perintah yang kesembilan tersebut melindungi setiap orang benar, bahkan di dalam hal melindungi reputasi seseorang. Mungkin tidak ada dosa yang lebih tercela daripada bersaksi dusta/fitnah, suatu kebohongan yang diciptakan dan disebarkan dengan tujuan untuk menyakiti orang lain. Seorang pencuri hanya mengambil barang jasmani yang biasanya bisa diganti. Tetapi saksi dusta akan merampok reputasi dan kebanggaan seorang manusia dari mata sesamanya dan kesempatan untuk mengembalikan reputasi secara sepenuhnya tersebut amatlah sulit.
Keuntungan Praktis dari Kejujuran
Keuntungan langsung dari dapat bergantung kepada perkataan seorang manusia tidak hanya akan melindungi reputasi baik seseorang dan menghilangkan pembuangan waktu yang sia-sia dari beberapa kali masa investigasi bagi setiap pernyataan dan laporan, namun hal tersebut juga akan menghindarkan orang yang tidak pantas untuk menduduki posisi yang membutuhkan tanggung jawab yang besar. Sungguh hal tersebut akan membersihkan masyarakat kita! Sering, pada saat ini, seluruh bangsa dipimpin oleh para pemimpin yang dapat berkuasa hanya karena kemampuan mereka untuk memperdaya dan menyesatkan orang-orang mereka sendiri! Di seluruh dunia, kita melihat para diktator muncul dan memberikan pengikut-pengikut mereka janji-janji yang kosong. Dengan berbagai macam propaganda yang licik, seorang pemimpin dapat membuat orang percaya akan suatu kebohongan besar yang dirinya sendiri tahu. Dan setelahnya muncullah saat-saat yang tidak menentu, tahun-tahun yang tidak pasti yang dipenuhi dengan amarah dan kefrustrasian sampai akhirnya suatu bencana besar terjadi. Suatu bencana yang akhirnya mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya.
Bahkan di dalam negara-negara yang demokratis, manusia sering direkomendasikan untuk menduduki jabatan yang tinggi, bukan karena kemampuan dan keintegritasan orang tersebut, tetapi berdasarkan apa yang kelihatan bijaksana di dalam politik partai. Para pemimpin politik dan pemerintah yang melakukan praktek seperti ini dengan jelas "memiliki kesaksian palsu" terhadap rekan sebangsanya sendiri! Mereka melakukan praktek berbohong dan juga membantu mereka yang melakukan hal yang sama. Di dalam bidang industri dan bisnis, marilah kita berpikir tentang begitu besar sesungguhnya keuntungan yang akan didapat oleh masyarakat jika setiap perusahaan mempromosikan produk mereka secara jujur dan dengan bersungguh-sungguh berkeinginan untuk melayani kebutuhan para konsumen! Dampak dari hal ini akanlah sangat menakjubkan! Pikirkanlah suatu masyarakat dimana setiap merek dari pasta gigi dan sereal untuk sarapan, sebagai contohnya, bukanlah suatu tiruan atau variasi dari produk yang sama, melainkan suatu produk tunggal yang paling baik pada jenisnya yang tertentu, dengan harga yang benar-benar cocok, dan yang secara benar pula diiklankan! Jika saja anda melakukan hal ini pada setiap sisi kehidupan masyarakat, maka anda akan mendapatkan suatu keadaan kehidupan yang penuh dengan kesejahteraan dan kedamaian. Ketahuilah bahwa hal ini bukanlah suatu nasihat isapan jempol belaka. Hal ini memang adalah berkat yang akan datang pada masyarakat yang benar-benar mematuhi perintah Allah yang kesembilan! Jika anda berkeinginan untuk hidup tanpa berkesudahan di dalam masyarakat yang berpedoman kepada Allah, maka Allah yang memberikan anda hidup dan nafas kehidupan memerintahkan: "Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota." (Efesus 4:25).
Melakukan Perintah Kesembilan di dalam Kehidupan Anda
Prinsip mendasar dari segala dosa adalah kesia-siaan/kesombongan: "Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia." (Pengkhotbah 1:2). Alasan yang nyata dari mengapakah kebanyakan manusia menolak Allah yang benar adalah bahwa karena mereka ingin untuk menjadi "ilah" pada pandangan mereka sendiri dan teman-teman mereka. Inilah yang disebut dengan kesia-siaan. Setiap dosa yang dilakukan oleh manusia sesungguhnya berakar pada prinsip mendasar ini. Demikian juga dengan segala bentuk kebohongan.
Orang berbohong karena mereka lebih mempedulikan harga diri, kebanggaan serta kepentingan diri mereka sendiri dibandingkan dengan kesejahteraan sesama mereka. Mereka berbicara kebohongan dan bertindak tidak benar oleh karena mereka lebih takut terhadap apa kata orang dibandingkan dengan apa yang dikatakan oleh Allah yang maha kuasa! Tindakan dan perkataan keseharian dari hampir semua manusia sungguh menyatakan kebenaran dari pernyataan ini. Seperti yang dikatakan oleh rasul Yohanes tentang bahkan para pemimpin agama di zamanNya, "Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah." (Yohanes 12:43). Baik kaum pria maupun wanita sering kali merasa malu dengan apa yang mereka sebut "kegagalan" di dalam bidang atau perihal sosial. Mereka akan melakukan tindakan penipuan, pemalsuan, dan kebohongan untuk menghindari atau menutupi "kegagalan" yang seperti ini.
Tetapi dari cara pandang yang secara instrinsik "benar" dan bersifat "abadi", sesungguhnya hal yang harus mereka takutkan adalah dosa. Oleh karena, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus, "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:3 1). Yesus mengatakan: "Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat." (Matius 5:11). Karenanya adalah lebih baik jika kita semuanya keluar dari perasaan khawatir yang berlebihan tentang berbagai macam hal sepele yang dapat dipikirkan oleh manusia dan mulai memiliki pemikiran yang jauh tentang apa yang dipikirkan oleh Allah yang maha kuasa! Dengan melakukan hal ini maka kita akan dapat belajar untuk menghentikan segala kemunafikan baik di dalam hal bisnis, kehidupan sosial, politik, dan tentu saja di dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Ingatlah bahwa banyak dari mereka yang tidak terpandang dari dunia yang penuh dengan penipuan ini sesungguhnya telah menerima berkat dari Allah dan menjadi ahli waris dari hidup yang kekal. Janganlah pernah lupa bahwa Yesus Kristus dibunuh oleh karena dosa saksi dusta dan kebohongan! "Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain." (Markus 14:56).
Semenjak melalui kesombongan manusia ingin mempercayai hal apa pun yang terkenal pada saat ini, mereka pada kenyataannya membohongi baik diri mereka maupun teman-teman mereka sendiri untuk percaya kepada teori-teori agama dan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya tidak berdasarkan pada suatu fakta yang nyata! Allah memperingatkan kita untuk menghindari segala bentuk kemunafikan yang seperti itu: "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman." (Roma 1:18).
Manusia menindas kebenaran. Allah mengutuki mereka yang dengan nyata menekan kebenaran dari keberadaan dan tujuanNya di bumi ini! Allah berkata bahwa para filosof dan ahli pikir yang sia-sia dari dunia ini sesungguhnya "tidak dapat berdalih" untuk menerima suatu kenyataan bahwa Allahlah yang benar-benar menciptakan alam semesta ini, yang mana pada saat ini Ia sedang memerintah berdasarkan kekuatanNya (ayat 20). Kebanyakan ilmuwan dan ahli agama yang percaya pada teori evolusi yang sesungguhnya berasal dari Setan tersebut sesungguhnya harus mengetahui hal ini dengan lebih baik. Karena pada kenyataannya memang beberapa di antara mereka mengetahui dengan lebih baik! Tetapi mereka memang lebih senang dengan apa yang menggembirakan manusia dan oleh karenanya mereka melakukan kebohongan! Allah berkata bahwa mereka pada kenyataannya "tidak dapat berdalih"!
Dan di lain pihak terdapat para pelayan dan murid-murid Alkitab yang terus menerus mengajarkan dan melaksanakan apa yang mereka ketahui sebagai kepercayaan dan kebiasaan bangsa berhala kuno yang dikutuki oleh firman Allah. Di dalam banyak kasus, sesungguhnya mereka mengetahui lebih baik! Mereka tidak akan "kenal ampun". Pengajaran yang berkelanjutan dari hal kebohongan rohani dan ilmu pengetahuan ini adalah suatu hal yang pada kenyataannya sedang membutakan dunia ini untuk mengetahui keadaan alamiah Allah yang nyata dan tentang rencana dan tujuanNya yang benar di bumi ini. Ini adalah suatu akibat yang sangat mengenaskan dari kesaksian yang palsu, penyesatan diri sendiri dan kebohongan. Selama pemimpin yang dianggap "berpendidikan" dari dunia ini terus menyesatkan diri mereka dan orang lain di sekitar mereka tentang keberadaaan, kekuataan dan rencana Allah yang sesungguhnya, maka peradaban kita akan hancur!
Hidup oleh Kebenaran
Di dalam kehidupan pribadi anda, oleh karenanya, pelajarilah tentang betapa pentingnya mengatakan kebenaran, mempercayai kebenaran, dan hidup di dalam kebenaran. Berhati-hatilah untuk tidak mendasarkan kehidupan anda pada kebohongan, baik itu kebohongan yang bersifat pribadi, politik, ilmu pengetahuan atau penyimpangan nilai-nilai kebenaran agama. Dan ingatlah bahwa kebenaran Alkitab adalah kebenaran yang akan membebaskan anda (Yohanes 8:32). Di dalam pidato pribadi anda, hendaklah anda berhati-hati di dalam berkata-kata. Janganlah lupa bahwa seorang manusia itu di nilai dari kata-kata yang dikeluarkannya. Adalah hampir tidak mungkin untuk membantu seseorang yang telah terbiasa berbohong, karena tanggapan apapun yang sesungguhnya dapat membantu hanya akan mungkin menjadi suatu kecurangan yang lainnya. Salah satu kualitas dasar dari karakter Allah adalah bahwa Ia adalah kebenaran. Jika kita tidak dapat berpegang kepada firman Allah, maka kita tidak akan memiliki jaminan pengampunan dari dosa-dosa kita yang lama, atau bantuan ketika kita sedih pada saat ini, atau bahkan upah masa depan dan hidup yang abadi.
Jika anda tidak dapat bergantung kepada firman atau janji-janji Allah, dimana Ia pada kenyataannya memiliki kasih yang sangat besar beserta seluruh kebijakan dan kekuatan, sesungguhnya dimanakah anda akan berada? Pernahkah anda memikirkan hal tersebut dengan menggunakan sudut pandang ini sebelumnya? Karakter yang sangat berkebalikan dengan karakter Allah adalah karakter yang dimiliki oleh Setan. Dan sama seperti yang dinyatakah oleh Yesus Kristus: "Apabila ia [Setan] berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. (Yohanes 8:44). Sedangkan mereka yang mengikuti Satan di dalam penolakannya untuk hidup di dalam kebenaran akan memiliki nasib yang sangat menyedihkan menunggu mereka: "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,....dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." (Wahyu 21:8). Ingatlah bahwa di dalam pandangan Allah "bohong putih" itu tidak dibenarkan. Kebenaran yang tidak sejujurnya, tipu muslihat, dan penyesatan adalah hal-hal yang sangat dikutuki oleh firman Allah. Yesus mengatakan: "firmanMu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17). Hendaklah kita hidup oleh firman Allah yang menyatakan bahwa kita akan mewarisi hidup yang kekal di dalam kerajaan yang berdasarkan pada nilai-nilai yang benar. Ini adalah pesan dari perintah yang kesembilan.
Prepared by:
Bambang Wiyono
081 2327 3886
Website:
http://muridyesuskristus.blogspot.com
Milis :
http://groups.yahoo.com/group/fullgospel_indonesia
Catatan : Sebagai umat Kristen, kita harus hidup seperti Yesus Kristus hidup ( I Yoh 2:6 ), yaitu mentaati dan melaksanakan KESEPULUH PERINTAH ALLAH, jangan sampai ada satu perintahNya yang dilanggar, agar kita hidup berkenan dihadapanNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar