PERSIAPAN UNTUK BISA TINGGAL DI SORGA
Sesungguhnya kehidupan manusia di dunia ini bersifat sementara saja,
seperti yang disebutkan di Mazmur 105:15,16, ‘Adapun manusia,
hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia
berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan
tempatnya tidak mengenalnya lagi.’
Pada hakekatnya manusia adalah roh, roh yang menempati tubuh dan
memiliki jiwa. Roh dan jiwa inilah yang kekal, yang abadi, yang setelah
selesai menjalani kehidupan di dunia akan tinggal, hanya ada dua
pilihan, kalau tidak di Sorga ya di Neraka! Pilihan dimana kita akan
berada bukan ditetapkan oleh Tuhan, sebab Dia mau semua manusia itu
diselamatkan untuk bisa bersama-sama dengan Dia di Sorga. Pilihan juga
bukan ditentukan oleh Setan, sebab Setan mau, kalau bisa, semua manusia
itu bisa bersama-sama dengan dia di Neraka. Neraka itu memang tempat
yang Tuhan sediakan untuk Setan dan pengikutnya, bukan untuk manusia.
Pilihan untuk menjadi penghuni Sorga atau Neraka itu diserahkan
kepada manusia berdasarkan kehendak bebasnya. Jadi bukan karena takdir
atau nasib! Kalau tokh manusia memilih untuk binasa di Neraka itu karena
ketidak tahuannya, kebebalannya, kesombongannya, rasa sok tahunya. Dan
kesempatan untuk memilih ini ada pada saat manusia masih di dunia, bukan
setelah meninggal, dan pada saat dia masih sadar dan bisa mengambil
keputusan.
Bagaimana cara manusia bisa memaski Sorga itu dengan jelas dan tegas
sudah Tuhan tetapkan sendiri. Untuk selamat manusia harus mengikuti
persis seperti cara yang Tuhan berikan. Bukan cara manusia. Kita tidak
boleh terjebak dengan hal-hal agamawi, yang intinya, kalau kita sudah
melakukan ini dan itu sesuai dengan ratusan bahkan ribuan hukum-hukum
yang sudah ditetapkan oleh kitab agama, kita pasti diselamatkan. Bukan.
Kita diselamatkan itu karena memiliki hubungan dengan Pemilik
keselamatan. Kita ada di Sorga karena kita diminta oleh Pemilik Sorga
untuk tinggal di situ. Dan Pemilik Sorga itu adalah Tuhan Yesus Kristus.
Kalau kita dikenal oleh Pemilik Sorga berarti nama kita sudah tercantum
di Kitab Sorga, atau Kitab Kehidupan. Jadi bukan amal baik kita, bukan
kesalehan
kita secara manusia, bukan kebaikan kita yang akan menentukan kita
ada di Sorga atau tidak, tetapi apakah nama kita sudah ada di Kitab
Kehidupan Sorga atau belum!
Sebaliknya agama itu hanya berisikan peraturan-peraturan yang boleh
dan yang tidak boleh dilakukan. Dan masing-masing agama, termasuk agama
Kristen, berisikan puluhan, ratusan, bahkan ribuan larangan-larangan
yang tidak boleh dilakukan. Alkitab dengan tegas menyebutkan di Wahyu
20:11-15, ‘Lalu aku melihat suatu tahta putih yang besar dan Dia, yang
duduk diatasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak
ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan
kecil, berdiri di depan tahta itu. lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka
juga kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi
menurut menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulisdi
dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang yang mati yang
ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati
yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut
perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkan ke dalam
lautan api. Itulah kematian yang kedua. Dan setiap orang yang tidak
ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan
ke dalam lautan api itu.’
Pastikan nama kita tertulis di kitab kehidupan, dengan menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta tetap ada dalam Kristus dengan
tetap mengasihi Dia dan dikasihi Dia. Ini merupakan jaminan yang sangat
pasti, sebab Tuhan sendiri yang telah mengatakannya, ‘Akulah jalan, dan
kebenaran, dan hidup. Tidak seorangpun datang kepada Bapa kalau tidak
melalui Aku!’ (Yohanes 14:6)
Memang, Sorga hanyalah bagi mereka yang telah ditetapkan oleh Tuhan
sendiri, dipanggil, dipilih, dibenarkan dan setia untuk dimuliakan. Dan
bagaimana kita bisa sampai ke sana, sudah dengan jelas ditunjukkan oleh
Tuhan, bukan oleh orang-orang saleh, bukan oleh nabi, bukan oleh agama,
tetapi oleh Tuhan sendiri, Penghuni dan Pemilik Sorga. Tinggal kita mau
percaya atau tidak!
Bagaimana sih suasana Sorga itu? Dan apa saja yang dilakukan di sana?
Wahyu 4:1,8-10, ‘Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di Sorga … dengan tidak
berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: ‘Kudus, kudus,
kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan
yang akan datang.’ Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan
puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas
takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlan
keduapuluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta
itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya … ‘
Hal pertama yang ada di Sorga adalah penyembahan kepada Tuhan dengan tidak
berhenti-henti, siang dan malam, dengan segenap hati, segenap jiwa,
segenap akal budi dan segenap kekuatan. Ini hanya mungkin bisa dilakukan
kalau memang kita sudah benar-benar mengasihi Dia. Benar-benar sudah
menjadi penyembah-penyembah yang benar, yang menyembah dalam roh dan
kebenaran, sewaktu masih ada di bumi.
Kalau kita tidak terbiasa untuk melakukan penyembahan ini sewaktu
masih ada di dunia apakah kita nanti akan bisa dengan mendadak saja
mampu untuk melakukan hal itu? Memang tidak ada yang mustahil bagi
Allah, tetapi justru manusia sendiri yang memustahilkan apa yang
sebenarnya tidak mustahil.
Bagaimana untuk bisa menjadi penyembah-penyembah yang benar, kita
bisa membaca ulang dan merenungkan renungan-renungan di warta sepekan
ini yang berkaitan dengan itu yang sudah dimuat beberapa minggu yang
lewat.
Hal kedua yang terjadi di Sorga bisa kita lihat di Roma 4:33-35 yang
menyebutkan bahwa Kristus, yang sudah mati disalib karena menebus dosa
manusia, telah bangkit dan sekarang ada di Sorga, duduk di sebelah kanan
Bapa, dan menjadi Pembela kita. Kata Pembela dalam terjemahan Alkitab
berbahasa Inggris disebut dengan Intercessor atau Pendoa Syafaat. Yesus
memang adalah Imam Besar kita, Juru Syafaat Agung kita.
Jadi di Sorga itu hanya ada dua hal: penyembahan dan pembelaan (bersyafaat).
Kalau penyembahan kita sudah harus melatih diri sewaktu di bumi;
bersyafaat pun juga harus dilatih. Kalau tidak, kemungkinan besar kita
tidak akan betah tinggal di Sorga, sebab di Sorga itu bukan berpesiar,
bukan tour rohani, tetapi tempat tinggal yang sesungguhnya, yang bukan
untuk satu-dua bulan tetapi selama-lamanya. Yakinkan kita bahwa kita
akan ‘kerasan’ tinggal di Sorga, kalau tidak kita akan merengek-rengek
kepada Yesus untuk dipindahkan. Dipindahkan kemana?! Satu-satunya tempat
yang ada ya di Neraka!
Bagaimana kita melatih diri dalam bersafaat yang benar?
‘Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:’ (1 Petrus 2:9)
Kita semua, yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat,
adalah umat pilihan Tuhan. Semuanya sudah ditahbiskan sebagai imam-imam
yang memiliki otoritas. Otoritas dan kuasa atas segala ciptaan yang ada
di alam semesta ini, bahkan semuanya itu sudah Tuhan serahkan sepenuhnya
kepada kita, umat pilihan-Nya, untuk ditaklukkan dan dikuasai!
(Kejadian 1:28, 9:2)
Kalau seandainya seluruh umat pilihan Tuhan mengerti dan bertindak
dengan otoritas yang sudah Tuhan karuniakan maka sejarah bangsa dan
dunia kita akan berbeda, tidak seperti keadaan sekarang yang banyak
dikuasai oleh musuh-musuh kita.
Otoritas dan kuasa ini secara syah sudah Tuhan berikan kepada kita,
gereja-gereja Tuhan. Dan hanya kepada gereja-Nya, dan tidak kepada yang
lain. Karena gereja itu merupakan satu-satunya organisme illahi yang
telah Tuhan tetapkan untuk mewakili-Nya.
Tetapi sejak banyak kebenaran disingkirkan dari gereja Tuhan: mulai
dari baptisan selam, bahasa roh, nubuatan, kuasa, dan lain-lain, maka
kuasa Tuhan tidak bisa dinyatakan. Gereja yang seharusnya akan dipakai
Tuhan untuk memberkati dunia menjadi gereja yang lemah, sakit-sakitan,
bahkan impoten! Gereja yang menjadi bahan lelucon dan bulan-bulanan
Iblis tanpa bisa melakukan apa-apa seperti singa yang taring dan kukunya
sudah dicabuti!
Ini terjadi selama ribuan tahun, mulai dari sekitar tahun 200-an
sampai tahun 1800-an. Dan baru setelah ini satu-persatu kuasa illahi
mulai dikembalikan karena ada umat-umat Tuhan yang sudah mulai bangkit
dengan imamat rajani-nya! Bangkit dengan pembelaan-nya! Apalagi saat
kedatangan Tuhan Yesus yang sudah semakin mendekat lagi yang ditandai
dengan semakin geramnya Iblis bekerja untuk mencabik-cabik dunia, banyak
bermunculannya mesias palsu, guru palsu, nabi palsu, pendeta palsu
bahkan gereja palsu. Saat sekaranglah kuasa Tuhan juga akan Tuhan
curahkan habis-habisan melalui gereja-Nya. Ya, hanya melalui gereja-Nya,
untuk menandingi demonstrasi kuasa supraalami musuh, bahkan bukan hanya
membendung tetapi akan berbalik menyerang dan menghancurkan kekuatan
musuh yang menjarah banyak jiwa untuk dibawa ke Sorga!
Hanya gereja yang mampu untuk melakukan ini karena hanya dialah satu-satunya ‘representative’ Tuhan di bumi ini.
Sekaranglah kita, sebagai gereja Tuhan, mulai melatih penglihatan
mata-telinga rohani, dan melihat dengan ’empati’, mengerti apa yang
sesungguhnya dunia dan orang lain butuhkan, dan bertindak sebagai imamat
rajani Kristus, untuk ambil peran di dalamnya.
Kelesuan, ketidak-berdayaan, sakit, kemandulan, baik yang menimpa
umat Tuhan maupun gereja serta masyarakat dan bangsa disebabkan karena
umat Tuhan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai imam-imam dan raja-raja
dalam mewakili Tuhan. Ini terjadi karena umat Tuhan dan gereja-Nya
tidak atau kurang melatih diri dan berdoa untuk mengambil dan melepaskan
otoritas dan kuasa yang telah Tuhan sediakan sesuai dengan keberadaan
imamat rajani Tuhan itu ditempatkan.
Umat dan gereja Tuhan seharusnya sudah tidak lagi disibukan dengan
doa-doa panik atau doa daruratnya, yaitu yang hanya berdoa kalau
dianggap perlu atau mengalami keadaan genting saja. Dan juga tidak hanya
berdoa pas-pasan, yaitu doa yang cukup hanya untuk kebutuhan sendiri
dan yang hanya berorientasikan pada berkat-berkat dan kuasa saja. Doa
ini bisa disamakan dengan kesiapan lima gadis bodoh tanpa minyak
cadangan itu.
Umat dan gereja Tuhan seharusnya sudah mulai memasuki doa syafaatnya,
doa syafaat yang benar, baik melalui mezbah-mezbah keluarga, kubu-kubu
doa maupun menara-menara doa. Doa yang sudah lebih berorientasikan untuk
kebutuhan di luar dirinya, yaitu untuk orang lain, gereja lain,
masyarakat, kota dan bangsa. Dan lebih meningkat lagi, menaikkan doa-doa
imamat rajaninya untuk memerangi dan menghancurkan serta menjarah
jiwa-jiwa yang terbelenggu dengan doa-doa peperangannya yang dahsyat
karena penuh urapan Roh Kudus. Dan terus meningkat dengan doa-doa
keintiman sebagai calon-calon mempelai Kristus yang perkasa, yang
menyandang seluruh perlengkapan rohani!
Masing-masing umat dan gereja Tuhan dalam proses pendewasaan memiliki
tingkat-tingkat doanya masing-masing. Kalau keberadaan seseorang atau
gereja Tuhan tidak di tingkat doa yang tepat, orang atau gereja itu akan
gelisah, merasa ada sesuatu yang kurang. Merasa seharusnya sudah tidak
ditempat dia berada tetapi melangkah lebih jauh lagi, melangkah lebih
dalam dan lebih tinggi. Kegelisahan rohani ini terus akan Roh Kudus
biarkan sampai yang bersangkutan mau melangkah meninggalkan
kenyamanannya dan pergi ke tingkatan doa dimana dia seharusnya berada.
Mereka juga akan merasa doa-doanya terhalang, tidak bisa tembus, dan
jawaban-jawaban doa sepertinya tidak kunjung tiba. Tuhan seperti nun
jauh di sana.
Kalau kita mulai merasakan kondisi ini cepat-cepat berbalik dan
lakukan hal-hal yang akan Roh Kudus nyatakan. Kalau kegelisahan rohani
ini tidak ditanggapi dengan benar, umat atau gereja Tuhan itu akan mulai
membuka celah dan menjadikan dirinya menjadi lumpuh rohani untuk
menjadi bulan-bulanan Setan.
Kuasa doa itu dipengaruhi oleh pengurapan Roh Kudus yang ada. Pengurapan doa yang mana terbagi dalam tiga macam:
Pertama urapan orang kusta, yaitu urapan untuk melakukan doa pribadi.
Urapan untuk menjadikan umat Tuhan bisa memasuki doa-doa keintiman
dengan kepekaan mata dan telinga rohani serta memampukannya untuk
melakukan pelayanan Tuhan serta berjalan dalam kekudusan-Nya. Kita tidak
akan bisa memasuki dunia doa yang berkuasa tanpa terlebih dahulu dan
secara terus-menerus mengalami keintiman urapan doa pribadi ini.
Yang kedua urapan pemimpin, yaitu urapan doa yang berkuasa, Urapan
ini ditujukan kepada mereka-mereka, baik umat Tuhan maupun gereja-Nya,
yang sedang Tuhan persiapkan untuk melayani sebagai raja, nabi atau
pemimpin. Urapan ini akan memberikan posisi, kekuasaan dan wewenang
khusus atas suatu jabatan dan untuk menggenapi tujuan atau garis-garis
akhirnya. Dengan pengurapan ini kita akan bangkit untuk menggenapi
pelayanan yang telah
Tuhan tetapkan, untuk menelanjangi kebohongan Setan, untuk
menggunakan senjata-senjata rohani dengan efektif dalam menghancurkan
benteng-benteng pertahanan musuh, dan untuk berperang secara efektif
melawan pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di dunia roh.
Yang ketiga urapan imam, yaitu urapan doa untuk berkemenangan. Urapan
untuk melayani Tuhan. Pengurapan untuk memampukan berdiri terus-menerus
di hadapan Allah, menyembah, memuji dan menjadi perantara bagi orang
lain. Terus-menerus akan dimampukan untuk berdoa dengan berkemenangan.
Inilah pengurapan imamat rajani yang telah Tuhan berikan kepada setiap
umat percaya dan gereja-Nya
Urapan doa adalah urapan terbesar Roh Kudus yang Bapa berikan sebelum Tuhan Yesus Kristus menjemput mempelai-Nya.
Kalau kita sudah memperoleh pengurapan-pengurapan doa ini maka kita
sendiri akan menyadari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam
kerutinan kehidupan kita sehari-hari. Kita akan mudah menerima beban
untuk berdoa, baik doa keintiman maupun doa imamat rajani. Kita akan
mudah menerima pewahyuan-pewahyuan baru Roh Kudus sehingga doa-doa kita
akan efektif dan memberikan hasil yang nyata. Kesibukan sehari-hari kita
akan lebih sering di’interupsi’ atau ‘diganggu’, untuk berdoa.
Kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun, kita akan mudah tanggap pada saat
Roh Kudus minta kita untuk mendoakan sesuatu. Jalan-jalan keluar Tuhan
sediakan dengan begitu ‘tidak-disangka-sangka’ pada saat kita telah
me’responi’ panggilan doa kita, karena kita tidak mungkin berdoa lain
selain apa yang dikehendaki Bapa melalui Roh Kudus dalam pengurapan
doa-Nya. Dan yang terkahir, kita akan memuliakan Tuhan Yesus Kristus di
depan banyak orang karena ketaatan kita di bawah pengurapan-Nya.
Sesungguhnya, pengurapan itu sudah ada dalam diri kita, karena Roh
Kudus sudah ada dalam diri kita. Kita tinggal melepaskan pengurapan itu,
melepaskan baik bagi diri sendiri maupun kepada orang lain yang ada di
sekitar kita. Sadarilah, didalam dirimu tetap ada pengurapan yang telah
kamu terima daripada-Nya
(1 Yohanes 2:27)!
Untuk bisa melepaskan pengurapan itu kita jangan melihat kepada siapa
dan kemampuan apa yang kita miliki. Tuhan tidak memakai kita karena apa
yang telah kita miliki atau ketahui. Tuhan memakai kita karena Dia tahu
akan menjadi apa kita nantinya dan kemuliaan apa yang Dia ingin
nyatakan melalui kita.
Kalau kita belum yakin akan penguarapan yang sudah Tuhan berikan,
mohon dengan kesungguhan agar Tuhan menyatakannya kepada kita. Yang kita
lakukan hanya tinggal menerima saja dengan iman dan mulai melatihnya
dengan bertindak.
Bagaimana melepaskan pengurapan doa imamat rajani kita?
Langkah pertama ialah terima beban doa yang dari Tuhan. Tuhan tidak
pernah memaksamu untuk menerima beban doa. Tuhan sesungguhnya sedang
menacri rekan-rekan sekerja yang mau menggenapi Amanat Agung-Nya. Di
Yesaya 59:16 disebutkan, ‘Ia melihat bahwa tidak seorangpun yang tampil,
dan ia tertegun karena tidak ada yang membela.’
Tuhan biasanya memberikan ‘kode-kode’ khusus kepada para imamat
rajani-Nya dengan melalui: dorongan dalam hati yang kuat, ingin menangis
tanpa sebab, penglihatan, mengingatkan, ingin menyendiri dengan Tuhan,
mimpi, kelemahan tubuh, sakit di dada, perut yang panas, suara lembut
meminta kita agar berdoa, kesan ada sesuatu yang tidak beres,
dimunculkannya suatu nama atau tempat di pikiran kita, dll.
Kalau kita tanggap akan kode atau tanda dari Tuhan ini, yang ingin berkomunikasi
denganmu, dan mau taat untuk mengambil beban doa itu, katakan, ‘Bapa,
saya mengerti Engkau sedang meminta saya untuk menjadi rekan-Mu untuk
mendoakan sehingga Engkau bisa melaksanakan maksud-Mu. Saya tahu Engkau
ingin saya berdiri di antara Engkau dan hal itu karena ini penting
bagi-Mu. Kirimkan Roh Kudus untuk menuntun saya dalam doa. berbicaralah
Tuhan, saya mendengarkan.’
Begitu kita sudah menerima beban doa yang Tuhan berikan, kita harus
berdoa dengan cara Tuhan sendiri, sebab Dia yang ingin campur tangan
dalam hal ini. Kita hanya diminta untuk berdiri di antara apa yang Bapa
kehendaki dan apa yang musuh akan lakukan. Kita harus ingat bahwa musuh
itu datang untuk membunuh, mencuri dan membinasakan tetapi Kristus
datang agar manusia mendapat kehidupan yang berkelimpahan (Yohanes
10:10) serta belas kasihan itu akan menang atas penghakiman (Yakobus
2:13)
Dan yang terakhir, kita harus berdoa bersama Roh Kudus sampai terjadi
terobosan! Berdoa agar rencana Tuhan tergenapi. Kita harus berdoa
sampai tembus, bukan melulu berdoa saja! Tuhan sedang melihat ketahanan
kita dalam mendoakan sesuatu. Tetap berdoa secara aktif dalam iman sebab
tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan (Ibrani 11:6).
Tidak ada yang lebih memberkati Tuhan daripada iman yang tulus.
Kita harus berdoa terus dengan merangsek maju sampai benar-benar
terjadi terobosan! Jangan berhenti berdoa sebelum terjadi terobosan ini.
Kalau sudah terjadi terobosan, stop berdoa. Kalau tetap diteruskan
artinya kita tidak percaya!
Terobosan sudah terjadi kalau ada kelegaan dan kedamaian di hati
kita. Atau, airmata yang semula mengalir dengan derasnya mulai berhenti;
atau, timbul gelombang-gelombang sukacita dari daam diri kita; atau Roh
Kudus menyatakannya kepada kita.
Doa imamat rajani kita adalah doa yang mampu memotong jalan rencana
jahat Setan dalam kehidupan seseorang, serta merubah jalan kehidupannya
sesuai dengan rencana Tuhan. Penghuni Sorga itu hanya melakukan dua hal
saja: penyembahan dan pembelaan dengan doa. Persiapkan diri kita untuk
ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar