Selasa, 23 Juni 2015

slide 81

PERSIAPAN UNTUK BISA TINGGAL DI SORGA
image
Sesungguhnya kehidupan manusia di dunia ini bersifat sementara saja, seperti yang disebutkan di Mazmur 105:15,16, ‘Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.’
Pada hakekatnya manusia adalah roh, roh yang menempati tubuh dan memiliki jiwa. Roh dan jiwa inilah yang kekal, yang abadi, yang setelah selesai menjalani kehidupan di dunia akan tinggal, hanya ada dua pilihan, kalau tidak di Sorga ya di Neraka! Pilihan dimana kita akan berada bukan ditetapkan oleh Tuhan, sebab Dia mau semua manusia itu diselamatkan untuk bisa bersama-sama dengan Dia di Sorga. Pilihan juga bukan ditentukan oleh Setan, sebab Setan mau, kalau bisa, semua manusia itu bisa bersama-sama dengan dia di Neraka. Neraka itu memang tempat yang Tuhan sediakan untuk Setan dan pengikutnya, bukan untuk manusia.
Pilihan untuk menjadi penghuni Sorga atau Neraka itu diserahkan kepada manusia berdasarkan kehendak bebasnya. Jadi bukan karena takdir atau nasib! Kalau tokh manusia memilih untuk binasa di Neraka itu karena ketidak tahuannya, kebebalannya, kesombongannya, rasa sok tahunya. Dan kesempatan untuk memilih ini ada pada saat manusia masih di dunia, bukan setelah meninggal, dan pada saat dia masih sadar dan bisa mengambil keputusan.
Bagaimana cara manusia bisa memaski Sorga itu dengan jelas dan tegas sudah Tuhan tetapkan sendiri. Untuk selamat manusia harus mengikuti persis seperti cara yang Tuhan berikan. Bukan cara manusia. Kita tidak boleh terjebak dengan hal-hal agamawi, yang intinya, kalau kita sudah melakukan ini dan itu sesuai dengan ratusan bahkan ribuan hukum-hukum yang sudah ditetapkan oleh kitab agama, kita pasti diselamatkan. Bukan. Kita diselamatkan itu karena memiliki hubungan dengan Pemilik keselamatan. Kita ada di Sorga karena kita diminta oleh Pemilik Sorga untuk tinggal di situ. Dan Pemilik Sorga itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Kalau kita dikenal oleh Pemilik Sorga berarti nama kita sudah tercantum di Kitab Sorga, atau Kitab Kehidupan. Jadi bukan amal baik kita, bukan kesalehan
kita secara manusia, bukan kebaikan kita yang akan menentukan kita ada di Sorga atau tidak, tetapi apakah nama kita sudah ada di Kitab Kehidupan Sorga atau belum!
Sebaliknya agama itu hanya berisikan peraturan-peraturan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Dan masing-masing agama, termasuk agama Kristen, berisikan puluhan, ratusan, bahkan ribuan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan. Alkitab dengan tegas menyebutkan di Wahyu 20:11-15, ‘Lalu aku melihat suatu tahta putih yang besar dan Dia, yang duduk diatasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan tahta itu. lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulisdi dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang yang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkan ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.’
Pastikan nama kita tertulis di kitab kehidupan, dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta tetap ada dalam Kristus dengan tetap mengasihi Dia dan dikasihi Dia. Ini merupakan jaminan yang sangat pasti, sebab Tuhan sendiri yang telah mengatakannya, ‘Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak seorangpun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku!’ (Yohanes 14:6)
Memang, Sorga hanyalah bagi mereka yang telah ditetapkan oleh Tuhan sendiri, dipanggil, dipilih, dibenarkan dan setia untuk dimuliakan. Dan bagaimana kita bisa sampai ke sana, sudah dengan jelas ditunjukkan oleh Tuhan, bukan oleh orang-orang saleh, bukan oleh nabi, bukan oleh agama, tetapi oleh Tuhan sendiri, Penghuni dan Pemilik Sorga. Tinggal kita mau percaya atau tidak!
Bagaimana sih suasana Sorga itu? Dan apa saja yang dilakukan di sana?
Wahyu 4:1,8-10, ‘Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di Sorga … dengan tidak
berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: ‘Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.’ Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlan keduapuluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya … ‘
Hal pertama yang ada di Sorga adalah penyembahan kepada Tuhan dengan tidak
berhenti-henti, siang dan malam, dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan. Ini hanya mungkin bisa dilakukan kalau memang kita sudah benar-benar mengasihi Dia. Benar-benar sudah menjadi penyembah-penyembah yang benar, yang menyembah dalam roh dan kebenaran, sewaktu masih ada di bumi.
Kalau kita tidak terbiasa untuk melakukan penyembahan ini sewaktu masih ada di dunia apakah kita nanti akan bisa dengan mendadak saja mampu untuk melakukan hal itu? Memang tidak ada yang mustahil bagi Allah, tetapi justru manusia sendiri yang memustahilkan apa yang sebenarnya tidak mustahil.
Bagaimana untuk bisa menjadi penyembah-penyembah yang benar, kita bisa membaca ulang dan merenungkan renungan-renungan di warta sepekan ini yang berkaitan dengan itu yang sudah dimuat beberapa minggu yang lewat.
Hal kedua yang terjadi di Sorga bisa kita lihat di Roma 4:33-35 yang menyebutkan bahwa Kristus, yang sudah mati disalib karena menebus dosa manusia, telah bangkit dan sekarang ada di Sorga, duduk di sebelah kanan Bapa, dan menjadi Pembela kita. Kata Pembela dalam terjemahan Alkitab berbahasa Inggris disebut dengan Intercessor atau Pendoa Syafaat. Yesus memang adalah Imam Besar kita, Juru Syafaat Agung kita.
Jadi di Sorga itu hanya ada dua hal: penyembahan dan pembelaan (bersyafaat).
Kalau penyembahan kita sudah harus melatih diri sewaktu di bumi; bersyafaat pun juga harus dilatih. Kalau tidak, kemungkinan besar kita tidak akan betah tinggal di Sorga, sebab di Sorga itu bukan berpesiar, bukan tour rohani, tetapi tempat tinggal yang sesungguhnya, yang bukan untuk satu-dua bulan tetapi selama-lamanya. Yakinkan kita bahwa kita akan ‘kerasan’ tinggal di Sorga, kalau tidak kita akan merengek-rengek kepada Yesus untuk dipindahkan. Dipindahkan kemana?! Satu-satunya tempat yang ada ya di Neraka!
Bagaimana kita melatih diri dalam bersafaat yang benar?
‘Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:’ (1 Petrus 2:9)
Kita semua, yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, adalah umat pilihan Tuhan. Semuanya sudah ditahbiskan sebagai imam-imam yang memiliki otoritas. Otoritas dan kuasa atas segala ciptaan yang ada di alam semesta ini, bahkan semuanya itu sudah Tuhan serahkan sepenuhnya kepada kita, umat pilihan-Nya, untuk ditaklukkan dan dikuasai! (Kejadian 1:28, 9:2)
Kalau seandainya seluruh umat pilihan Tuhan mengerti dan bertindak dengan otoritas yang sudah Tuhan karuniakan maka sejarah bangsa dan dunia kita akan berbeda, tidak seperti keadaan sekarang yang banyak dikuasai oleh musuh-musuh kita.
Otoritas dan kuasa ini secara syah sudah Tuhan berikan kepada kita, gereja-gereja Tuhan. Dan hanya kepada gereja-Nya, dan tidak kepada yang lain. Karena gereja itu merupakan satu-satunya organisme illahi yang telah Tuhan tetapkan untuk mewakili-Nya.
Tetapi sejak banyak kebenaran disingkirkan dari gereja Tuhan: mulai dari baptisan selam, bahasa  roh, nubuatan, kuasa, dan lain-lain, maka kuasa Tuhan tidak bisa dinyatakan. Gereja yang seharusnya akan dipakai Tuhan untuk memberkati dunia menjadi gereja yang lemah, sakit-sakitan, bahkan impoten! Gereja yang menjadi bahan lelucon dan bulan-bulanan Iblis tanpa bisa melakukan apa-apa seperti singa yang taring dan kukunya sudah dicabuti!
Ini terjadi selama ribuan tahun, mulai dari sekitar tahun 200-an sampai tahun 1800-an. Dan baru setelah ini satu-persatu kuasa illahi mulai dikembalikan karena ada umat-umat Tuhan yang sudah mulai bangkit dengan imamat rajani-nya! Bangkit dengan pembelaan-nya! Apalagi saat kedatangan Tuhan Yesus yang sudah semakin mendekat lagi yang ditandai dengan semakin geramnya Iblis bekerja untuk mencabik-cabik dunia, banyak bermunculannya mesias palsu, guru palsu, nabi palsu, pendeta palsu bahkan gereja palsu. Saat sekaranglah kuasa Tuhan juga akan Tuhan curahkan habis-habisan melalui gereja-Nya. Ya, hanya melalui gereja-Nya, untuk menandingi demonstrasi kuasa supraalami musuh, bahkan bukan hanya membendung tetapi akan berbalik menyerang dan menghancurkan kekuatan musuh yang menjarah banyak jiwa untuk dibawa ke Sorga!
Hanya gereja yang mampu untuk melakukan ini karena hanya dialah satu-satunya ‘representative’ Tuhan di bumi ini.
Sekaranglah kita, sebagai gereja Tuhan, mulai melatih penglihatan mata-telinga rohani, dan melihat dengan ’empati’, mengerti apa yang sesungguhnya dunia dan orang lain butuhkan, dan bertindak sebagai imamat rajani Kristus, untuk ambil peran di dalamnya.
Kelesuan, ketidak-berdayaan, sakit, kemandulan, baik yang menimpa umat Tuhan maupun gereja serta masyarakat dan bangsa disebabkan karena umat Tuhan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai imam-imam dan raja-raja dalam mewakili Tuhan. Ini terjadi karena umat Tuhan dan gereja-Nya tidak atau kurang melatih diri dan berdoa untuk mengambil dan melepaskan otoritas dan kuasa yang telah Tuhan sediakan sesuai dengan keberadaan imamat rajani Tuhan itu ditempatkan.
Umat dan gereja Tuhan seharusnya sudah tidak lagi disibukan dengan doa-doa panik atau doa daruratnya, yaitu yang hanya berdoa kalau dianggap perlu atau mengalami keadaan genting saja. Dan juga tidak hanya berdoa pas-pasan, yaitu doa yang cukup hanya untuk kebutuhan sendiri dan yang hanya berorientasikan pada berkat-berkat dan kuasa saja. Doa ini bisa disamakan dengan kesiapan lima gadis bodoh tanpa minyak cadangan itu.
Umat dan gereja Tuhan seharusnya sudah mulai memasuki doa syafaatnya, doa syafaat yang benar, baik melalui mezbah-mezbah keluarga, kubu-kubu doa maupun menara-menara doa. Doa yang sudah lebih berorientasikan untuk kebutuhan di luar dirinya, yaitu untuk orang lain, gereja lain, masyarakat, kota dan bangsa. Dan lebih meningkat lagi, menaikkan doa-doa imamat rajaninya untuk memerangi dan menghancurkan serta menjarah jiwa-jiwa yang terbelenggu dengan doa-doa peperangannya yang dahsyat karena penuh urapan Roh Kudus. Dan terus meningkat dengan doa-doa keintiman sebagai calon-calon mempelai Kristus yang perkasa, yang menyandang seluruh perlengkapan rohani!
Masing-masing umat dan gereja Tuhan dalam proses pendewasaan memiliki tingkat-tingkat doanya masing-masing. Kalau keberadaan seseorang atau gereja Tuhan tidak di tingkat doa yang tepat, orang atau gereja itu akan gelisah, merasa ada sesuatu yang kurang. Merasa seharusnya sudah tidak ditempat dia berada tetapi melangkah lebih jauh lagi, melangkah lebih dalam dan lebih tinggi. Kegelisahan rohani ini terus akan Roh Kudus biarkan sampai yang bersangkutan mau melangkah meninggalkan kenyamanannya dan pergi ke tingkatan doa dimana dia seharusnya berada. Mereka juga akan merasa doa-doanya terhalang, tidak bisa tembus, dan jawaban-jawaban doa sepertinya tidak kunjung tiba. Tuhan seperti nun jauh di sana.
Kalau kita mulai merasakan kondisi ini cepat-cepat berbalik dan lakukan hal-hal yang akan Roh Kudus nyatakan. Kalau kegelisahan rohani ini tidak ditanggapi dengan benar, umat atau gereja Tuhan itu akan mulai membuka celah dan menjadikan dirinya menjadi lumpuh rohani untuk menjadi bulan-bulanan Setan.
Kuasa doa itu dipengaruhi oleh pengurapan Roh Kudus yang ada. Pengurapan doa yang mana terbagi dalam tiga macam:
Pertama urapan orang kusta, yaitu urapan untuk melakukan doa pribadi. Urapan untuk menjadikan umat Tuhan bisa memasuki doa-doa keintiman dengan kepekaan mata dan telinga rohani serta memampukannya untuk melakukan pelayanan Tuhan serta berjalan dalam kekudusan-Nya. Kita tidak akan bisa memasuki dunia doa yang berkuasa tanpa terlebih dahulu dan secara terus-menerus mengalami keintiman urapan doa pribadi ini.
Yang kedua urapan pemimpin, yaitu urapan doa yang berkuasa, Urapan ini ditujukan kepada mereka-mereka, baik umat Tuhan maupun gereja-Nya, yang sedang Tuhan persiapkan untuk melayani sebagai raja, nabi atau pemimpin. Urapan ini akan memberikan posisi, kekuasaan dan wewenang khusus atas suatu jabatan dan untuk menggenapi tujuan atau garis-garis akhirnya. Dengan pengurapan ini kita akan bangkit untuk menggenapi pelayanan yang telah
Tuhan tetapkan, untuk menelanjangi kebohongan Setan, untuk menggunakan senjata-senjata rohani dengan efektif dalam menghancurkan benteng-benteng pertahanan musuh, dan untuk berperang secara efektif melawan pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di dunia roh.
Yang ketiga urapan imam, yaitu urapan doa untuk berkemenangan. Urapan untuk melayani Tuhan. Pengurapan untuk memampukan berdiri terus-menerus di hadapan Allah, menyembah, memuji dan menjadi perantara bagi orang lain. Terus-menerus akan dimampukan untuk berdoa dengan berkemenangan. Inilah pengurapan imamat rajani yang telah Tuhan berikan kepada setiap umat percaya dan gereja-Nya
Urapan doa adalah urapan terbesar Roh Kudus yang Bapa berikan sebelum Tuhan Yesus Kristus menjemput mempelai-Nya.
Kalau kita sudah memperoleh pengurapan-pengurapan doa ini maka kita sendiri akan menyadari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam kerutinan kehidupan kita sehari-hari. Kita akan mudah menerima beban untuk berdoa, baik doa keintiman maupun doa imamat rajani. Kita akan mudah menerima pewahyuan-pewahyuan baru Roh Kudus sehingga doa-doa kita akan efektif dan memberikan hasil yang nyata. Kesibukan sehari-hari kita akan lebih sering di’interupsi’ atau ‘diganggu’, untuk berdoa. Kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun, kita akan mudah tanggap pada saat Roh Kudus minta kita untuk mendoakan sesuatu. Jalan-jalan keluar Tuhan sediakan dengan begitu ‘tidak-disangka-sangka’ pada saat kita telah me’responi’ panggilan doa kita, karena kita tidak mungkin berdoa lain selain apa yang dikehendaki Bapa melalui Roh Kudus dalam pengurapan doa-Nya. Dan yang terkahir, kita akan memuliakan Tuhan Yesus Kristus di depan banyak orang karena ketaatan kita di bawah pengurapan-Nya.
Sesungguhnya, pengurapan itu sudah ada dalam diri kita, karena Roh Kudus sudah ada dalam diri kita. Kita tinggal melepaskan pengurapan itu, melepaskan baik bagi diri sendiri maupun kepada orang lain yang ada di sekitar kita. Sadarilah, didalam dirimu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripada-Nya
(1 Yohanes 2:27)!
Untuk bisa melepaskan pengurapan itu kita jangan melihat kepada siapa dan kemampuan apa yang kita miliki. Tuhan tidak memakai kita karena apa yang telah kita miliki atau ketahui. Tuhan memakai kita karena Dia tahu akan menjadi apa kita nantinya dan kemuliaan apa yang Dia ingin nyatakan melalui kita.
Kalau kita belum yakin akan penguarapan yang sudah Tuhan berikan, mohon dengan kesungguhan agar Tuhan menyatakannya kepada kita. Yang kita lakukan hanya tinggal menerima saja dengan iman dan mulai melatihnya dengan bertindak.
Bagaimana melepaskan pengurapan doa imamat rajani kita?
Langkah pertama ialah terima beban doa yang dari Tuhan. Tuhan tidak pernah memaksamu untuk menerima beban doa. Tuhan sesungguhnya sedang menacri rekan-rekan sekerja yang mau menggenapi Amanat Agung-Nya. Di Yesaya 59:16 disebutkan, ‘Ia melihat bahwa tidak seorangpun yang tampil, dan ia tertegun karena tidak ada yang membela.’
Tuhan biasanya memberikan ‘kode-kode’ khusus kepada para imamat rajani-Nya dengan melalui: dorongan dalam hati yang kuat, ingin menangis tanpa sebab, penglihatan, mengingatkan, ingin menyendiri dengan Tuhan, mimpi, kelemahan tubuh, sakit di dada, perut yang panas, suara lembut meminta kita agar berdoa, kesan ada sesuatu yang tidak beres, dimunculkannya suatu nama atau tempat di pikiran kita, dll.
Kalau kita tanggap akan kode atau tanda dari Tuhan ini, yang ingin berkomunikasi
denganmu, dan mau taat untuk mengambil beban doa itu, katakan, ‘Bapa, saya mengerti Engkau sedang meminta saya untuk menjadi rekan-Mu untuk mendoakan sehingga Engkau bisa melaksanakan maksud-Mu. Saya tahu Engkau ingin saya berdiri di antara Engkau dan hal itu karena ini penting bagi-Mu. Kirimkan Roh Kudus untuk menuntun saya dalam doa. berbicaralah Tuhan, saya mendengarkan.’
Begitu kita sudah menerima beban doa yang Tuhan berikan, kita harus berdoa dengan cara Tuhan sendiri, sebab Dia yang ingin campur tangan dalam hal ini. Kita hanya diminta untuk berdiri di antara apa yang Bapa kehendaki dan apa yang musuh akan lakukan. Kita harus ingat bahwa musuh itu datang untuk membunuh, mencuri dan membinasakan tetapi Kristus datang agar manusia mendapat kehidupan yang berkelimpahan (Yohanes 10:10) serta belas kasihan itu akan menang atas penghakiman (Yakobus 2:13)
Dan yang terakhir, kita harus berdoa bersama Roh Kudus sampai terjadi terobosan! Berdoa agar rencana Tuhan tergenapi. Kita harus berdoa sampai tembus, bukan melulu berdoa saja! Tuhan sedang melihat ketahanan kita dalam mendoakan sesuatu. Tetap berdoa secara aktif dalam iman sebab tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan (Ibrani 11:6). Tidak ada yang lebih memberkati Tuhan daripada iman yang tulus.
Kita harus berdoa terus dengan merangsek maju sampai benar-benar terjadi terobosan! Jangan berhenti berdoa sebelum terjadi terobosan ini. Kalau sudah terjadi terobosan, stop berdoa. Kalau tetap diteruskan artinya kita tidak percaya!
Terobosan sudah terjadi kalau ada kelegaan dan kedamaian di hati kita. Atau, airmata yang semula mengalir dengan derasnya mulai berhenti; atau, timbul gelombang-gelombang sukacita dari daam diri kita; atau Roh Kudus menyatakannya kepada kita.
Doa imamat rajani kita adalah doa yang mampu memotong jalan rencana jahat Setan dalam kehidupan seseorang, serta merubah jalan kehidupannya sesuai dengan rencana Tuhan. Penghuni Sorga itu hanya melakukan dua hal saja: penyembahan dan pembelaan dengan doa. Persiapkan diri kita untuk ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar