Download versi ebook klik disini
oleh :
LSM Yayasan Full Gospel Indonesia,
Terdaftar di BAKESBANG Pemkot Surabaya No.220/5155/436.7.3/2011
(1)“enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan
segala
pekerjaanmu. tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN…”
(Keluaran
20:9-10) …………………………………………………………..
(2) KALENDER SANG PENCIPTA…………………………………………
(3) TIGA HARI RAYA PERTAMA ………………………………………….
(4) Penampakan Tuhan Yesus (Wahyu 6:16-17), akan sama
ditandai
dengan peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan
………………….
(5) PENGUJIAN TAHUN YOBEL……………………………………….....
(6) Kapan Tuhan Yesus datang menjemput orang-orang
kudus?................
(7) Apa Kota Yerusalem Baru tersebut?.........................................................
(8) Kenapa pada saat sekarang tidak seorangpun yang
sudah masuk sorga?.
(9)Firdaus adalah tempat penampungan sementara bagi
roh orang-
orang yang sudah mati sejak zaman Adam…………………………………
(10) warga Kerajaan Seribu Tahun tersebut terdiri dari
orang-
orang kudus yang sudah mati yaitu terdiri dari roh-roh
saja……………..
Catatan :
Home Cell Study Guide ini bisa di akses
di facebook https://www.facebook.com/profile.php?v=info&refid=17
dan
[Twiter]:@bambangwiyono5.
http://www.muridyesuskristus.blogspot.com, pada Hari
Paskah 6001 tgl. 3 April 2015
---mohon maaf apabila halaman ini tidak sesuai dengan
apa yang di tulis------
GERHANA 20 Maret 2015 & Kerajaan
Seribu Tahun
Berusahalah untuk memahami wahyu Tuhan Yesus yang
telah termeterai berabad-abad, dan yang kini meterainya telah dibuka oleh Tuhan
kita (Wah 6). Tujuan tulisan ini adalah menyingkapkan Firman Tuhan bagi mereka
yang dituju oleh Kasih Karunia Kristus. Tidak ditujukan kepada mereka yang
menolak kasih karunia-Nya.
Banyak orang percaya salah mengerti mengenai Waktu
Tuhan atau “Kairos” sebagai
sesuatu yang tabu untuk dipelajari. Orang-orang yang mempelajari Waktu Tuhan
sering dianggap melakukan hal yang sia-sia bahkan dianggap bidat sesat.
Anggapan “Waktu Tuhan
adalah Rahasia Ilahi yang tidak mungkin dipahami manusia” menjadi
semacam doktrin mematikan. Ini salah satu keyakinan yang keliru yang
menghalangi gereja-Nya memahami Agenda Tuhan yang sebenarnya telah diupayakan
untuk disingkapkan di dalam Alkitab.
“Memahami Misteri Kerajaan Allah”
http://www.muridyesuskristus.blogspot.com
Memang si jahat selalu berusaha menghalangi Umat-Nya
menangkap maksud dari Wahyu Tuhan (Dan 10:13). Sebentar lagi kita akan memahami,
bahwa ternyata kita masih berada dalam kegelapan, kalau belum dapat menemukan
kembali sistem Kalender TUHAN yang berisi penyingkapan Agenda-Nya di akhir
zaman.
“Tetapi kamu,
saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu
tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak
terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang
kegelapan.” (1Tes
5:4-5)
HUBUNGAN SISTEM KALENDER DAN IMAN KEYAKINAN
Sebelum lebih lanjut mempelajari Sistem Waktu atau
Kalender Tuhan, perlu kita mengerti lebih mendasar arti pentingnya Sistem
Kalender dan hubungannya dengan iman kita. Kalender adalah sistem waktu yang
berisi cara menghitung hari, bulan dan tahun dan daftar hari-hari penting yang
harus diperhatikan oleh orang-orang yang memelihara kalender tersebut.
Perlu disadari, bahwa setiap agama dan keyakinan
memiliki sistem kalender agamanya masing-masing. Agama Islam memelihara
kalender Hijriah, agama KongHuTzu memelihara kelender Imlek, agama Budha dan
Hindu juga memiliki kalender masing-masing. Ketika agama Islam masuk ke tanah
Jawa, bercampur dengan keyakinan Hindu yang telah lebih dahulu dianut
masyarakat, timbullah kultur keyakinan baru Hindu-Islam, inipun memunculkan
sistem kalender baru yang disebut kalender Saka. Penganut Budha Mahayana
memelihara kalender yang berbeda dengan penganut Budha Theravada. Pendek kata
sistem Kalender begitu melekat erat dengan keyakinan dan agama.
Sistem Kalender seperti urat nadi dari sebuah
keyakinan, karena Kalender berisi jadwal peribadatan dan hari-hari raya dari
kepercayaan atau agama yang bersangkutan. Sebagai contoh Kalender Hijriah
menekankan hari Jumat sebagai hari sembahyang umat Muslim dan berisi jadwal
puasa, dan hari-hari raya Islam yang harus diperingati setiap tahun oleh umat
muslim. Tanpa melihat kalender Hijriah, umat muslim akan kesulitan mengetahui
kapan memulai puasa dan kapan datangnya hari raya mereka.Begitu juga sistem
Kalendar Tuhan demikian penting bagi kita umat tebusan-Nya.
Kita perlu memahami sistem Waktu atau Kalender TUHAN
yang dijabarkan dalam Alkitab, yaitu segala aturan menghitung hari, bulan dan
tahun dan daftar hari-hari raya penting yang harus diperhatikan oleh kita
umat-Nya. Bukan untuk jadwal-jadwal peribadatan dan segala aturan agamawi,
lebih dari itu semua kita perlu memahami pewahyuan yang terkandung dalam
Agenda-Nya di akhir zaman.
TUHAN MENUNJUKKAN SISTEM KALENDER-NYA TUHAN
Dari awal sekali yaitu di kitab Kejadian telah
menunjukkan bagaimana caranya melihat sistem waktu-Nya atau sistem
kalender-Nya. Kita diajarkan agar memperhatikan benda-benda penerang seperti
matahari, bulan dan bintang-bintang sebagai patokan waktu dan kalender-Nya.
“Berfirmanlah
Allah: “Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah
benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap
dan hari-hari dan tahun-tahun.” ”
(Kejadian 1:14)
Dalam bahasa ilmiah, sistem Kalendar yang Tuhan tetapkan
ini disebut kalender “LuniSolar”, karena menggunakan patokan bulan (Lunar) maupun
matahari (Solar). Ini berbeda dengan kalender yang hanya memperhatikan matahari
saja seperti kalender Gregorian yang ditetapkan oleh gereja Roma dan dipakai
sekarang ini sebagai kalender internasional. Juga berbeda dengan kalender yang
hanya memperhatikan bulan saja, seperti kalender Hijriah yang tidak
memperhatikan musim-musim (pengaruh matahari).
TUHAN juga menetapkan kapan tanggal permulaan bulan
baru, yaitu para imam harus mengamati pada waktu bulan sabit pertama muncul.
Selain itu TUHAN juga menetapkan bulan mana sebagai bulan pertama dari segala
bulan yang lain.
“Bulan inilah
akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama
bagimu tiap-tiap tahun.” (Kejadian 1:14)
Alkitab melukiskan bahwa TUHAN secara cermat mengajar
tentang garis-garis waktu, menjadwal setiap agenda dan rencana-Nya dengan
teliti agar kita umat-Nya dapat sejalan dengan diri-Nya. Tuhan membuat
jadwal-jadwal pertemuan antara diri-Nya – yang tidak terbatas waktu – dengan kita
yang sangat terikat waktu, agar bisa selaras dipertemukan. Di dalam kitab
Imamat Tuhan menetapkan pertemuan mingguan pada hari Sabat, juga hari-hari
tertentu yang disebut hari-hari raya.
“Berbicaralah
kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: … harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan kudus, … pada hari
yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan
kudus; … hari-hari
raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, … harus kamu
maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.” (Imamat
23:2-4)
Jadwal pertemuan antara Yang Kekal dan kita yang
terbatas waktu ini, kita pandang sebagai hari-hari ibadah, namun bagi Tuhan itu
tetap sebagai waktu untuk bertemu dengan kita, umat yang dikasihi-Nya. Tuhan
selalu ingin bersekutu dengan kita umat-Nya, dan Ia ingin kita selalu mengikuti
jadwal pertemuan kudus itu turun-temurun dari generasi ke generasi untuk
selama-lamanya.
“Kamu harus
merayakannya sebagai perayaan bagi TUHAN … itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu
turun-temurun… supaya diketahui oleh keturunanmu… Akulah
TUHAN, Allahmu.” (Imamat 23:41-43)
Dan Jadwal Pertemuan yang terpenting
adalah pada Kedatangan-Nya Kedua kali di akhir zaman. Hal ini terkandung dalam
aturan “Sabath” hari
Ketujuh, yang menyingkapkan Waktu Tuhan yaitu Kedatangan Kerajaaan Tuhan di
Milenium Ketujuh.
“enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu. tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN…” (Keluaran
20:9-10)
“Enam hari
lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada
sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus…”
(Imamat 23:3) Aturan ini mengandung pewahyuan bahwa
bahwa masa manusia hidup dan bekerja “enam hari lamanya”, secara propetik berarti 6000 Tahun (1 hari = 1000
tahun – 2Petrus
3:8). Setelah itu akan ada “Pertemuan Kudus”, artinya setelah 6000 tahun, baru Kristus akan datang
kembali. Hari Ketujuh adalah lambang masa Perhentian dalam Milenium Ketujuh
(Ibrani 4:9).
Itulah Seribu Tahun Ketujuh dalam Kerajaan Tuhan,
dimana kita Gereja-Nya akan memerintah bersama-sama dengan Kristus dalam
Kerajaan-Nya.
“Lalu aku
melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka
diserahkan kuasa untuk menghakimi… dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan
Kristus untuk masa seribu tahun.” (Wahyu 20:4)
Dari hal ini kita jadi tahu betapa pentingnya
memelihara Kalender yang Tuhan tetapkan. Kita seharusnya dapat mengetahui kapan
Milenium Ketujuh itu akan tiba. Dengan memelihara kalender TUHAN, seharusnya
kita dapat mengenali sekarang ini kita telah mencapai Tahun berapa dan berapa
lama lagi Tuhan akan datang menjemput kita.
KEKELIRUAN KALENDER YAHUDI MODEREN
Umat Tuhan dari sejak Adam, Nuh, Abraham, hingga Musa
dan Daud terus memelihara sistem Penanggalan Tuhan. Namun dengan berjalannya
waktu berkali-kali bangsa Israel meninggalkan perintah Tuhan dan mengalami
pembuangan, akhirnya membuat mereka kehilangan jejak Kalender Tuhan. Semestinya
sistem Kalender Tuhan dapat menuntun kita memahami garis waktu dari Agenda
Besar-Nya di akhir zaman, namun ternyata umat Tuhan telah kehilangan jejak “Kairos” (Waktu
Tuhan) tersebut.
Kalender Yahudi yang sekarang diikuti oleh bangsa
Israel moderen yang menunjuk angka Tahun 5775, ternyata keliru ratusan tahun
bila diteliti dengan baik dengan catatan sejarah dunia. Para ahli sejarah telah
menyatakan bahwa kalendar Yahudi selisih perhitungan hingga ratusan tahun,
mengenai hal ini dapat kita pelajari lebih lanjut di internet. (Silakan gunakan
program pencari (“google”) dengan memasukkan kode pencarian “rabbinical
calendar missing years”).
Saat ini bangsa Israel telah kehilangan jejak waktu
Tuhan, karena mereka pernah meninggalkan sistem Kalender yang Alkitabiah. Kitab
Daniel jauh-jauh hari telah menubuatkan munculnya seorang pendurhaka yang
membuat umat Tuhan kehilangan jejak waktu Tuhan dengan cara mengubah waktu (sistem
kalendar) Tuhan.
“Ia akan
mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan
hukum… ” (Daniel
7:25)
Frase kata “mengubah waktu dan hukum” dalam ayat
tersebut lebih mudah dipahami maksudnya dalam terjemahan versi NIV (New
International Version), yaitu “to change the set times and the laws.” Demikian
juga dalam terjemahan versi GWT (God’s Word Translation) digunakan frase “to change
the appointed times and the laws”. Jadi yang dimaksud “mengubah waktu” disini adalah mengubah penetapan waktu-waktu (“Zimnin” adalah
bentuk jamak dari waktu)“ dan hukum-hukumnya, yaitu sistem kalender. Artinya si
pendurhaka akan mengubah sistem kalender dari yang telah ditetapkan oleh kitab
suci ke sistem kalender yang lain yang bukan berasal dari perintah Tuhan.
Nubuat ini benar-benar terjadi dan digenapi dalam
sejarah bangsa Israel. Sistem Kalender Tuhan yang diikuti bangsa Israel sejak
zaman Adam akhirnya ditinggalkan oleh bangsa Israel. Penyebabnya adalah
pemerintah Romawi yang menguasai Israel pada abad-abad pertama, melarang semua
budaya dan aktivitas keagamaan Yahudi, termasuk melarang penggunaan sistem
penanggalan Yahudi.
Setelah tiga kali peristiwa pemberontakan besar Yahudi
yang terjadi sejak Tahun 63 Masehi, maka pada Tahun 70 Masehi, Jenderal Titus
menghancurkan Bait Suci kedua dan membunuhi imam-imam Yahudi dengan harapan
bangsa Israel akan melupakan agamanya dan melebur menjadi warga Romawi seperti
bangsa-bangsa jajahan lainnya. Namun ternyata paska penghancuran Bait Suci,
pemberontakan masih terus terjadi. Akhirnya Kekaisaran Romawi melarang sama sekali
semua aktivitas keagamaan Yahudi dan berusaha menghapus identitas serta budaya
Taurat termasuk sistem penanggalannya, yang semuanya itu dianggap sebagai akar
dari pemberontakan terus-menerus.
Dengan tiadanya bait suci dan imam-imam, bangsa Israel
kembali mengalami kekosongan kepemimpinan spiritual. Baru beberapa ratus tahun
kemudian muncullah para rabbi yang berupaya menggantikan fungsi imam-imam di
tengah-tengah bangsa Israel. Sejak itu bangsa Israel memasuki suatu babak
sejarah baru yang disebut periode Para Rabbi (Rabbinical Periode).
Setelah tekanan dari Kekaisaran Romawi mulai melunak,
para rabbi ini kemudian berupaya membawa bangsa Israel kembali kepada agama
Yahudi dan budaya Taurat. Para rabbi juga berupaya menghitung kembali kalender
Yahudi untuk membawa bangsa Israel kembali kepada agama Yahudi secara lengkap.
Rabbi Hillel II (330-365M) sebagai pimpinan majelis agama Yahudi “Beth-Din” pada tahun
358 Masehi, menerbitkan kembali Kalender Yahudi, tetapi kali ini tanggal dan
bulan ditetapkan berdasar pada perhitungan matematika bukan hasil pengamatan.
Hillel II menggunakan “Sod ha-Ibbur” (“The Secret of Intercalation”) dan “Keviuta
de-Yarha” (“The Fixing
of the New Month”) suatu metode untuk menghitung bulan baru dan
pergantian tahun.
Kalender hasil perhitungan para rabbi ini bermasalah
terutama dalam hitungan tahun. Kalender “Rabbinical” yang kemudian baru diketahui selisih ratusan tahun
bila dibanding hitungan sejarah dunia, masih terus dipakai hingga saat ini oleh
bangsa Israel modern. Pasalnya orang Yahudi menganut keyakinan, bahwa setiap
ketetapan “Beth-Din” hanya bisa
diperbaiki oleh majelis “Deth-Din” yang lain, sementara hingga hari ini belum ada
majelis seperti ini yang muncul memperbaiki kekeliruan tersebut.
Jadi bila kita melihat Kalender Yahudi saat ini
menunjuk Tahun 5775, itu tidak sesuai dengan hitungan Kalender Tuhan yang
tercantum dalam Alkitab. Karena Kalender Para Rabbi itu mengandung kesalahan
ratusan Tahun. Lalu bagaimana kita dapat menemukan kembali Kalendar Tuhan yang
benar ?
KALENDER SANG PENCIPTA
http://www.muridyesuskristus.blogspot.com
http://www.torahcalendar.com
Puji Tuhan ! Seperti ada tertulis: “…tidak
seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana
akan memahaminya.” TUHAN membangkitkan bagi kita: orang-orang bijaksana
pada zaman ini, untuk menemukan cara menghitung kembali Kalender-Nya secara
Alkitabiah.
Beberapa anak Tuhan yang dikaruniai pengetahuan
komputasi dan pengetahuan astronomi dikombinasi pemahaman akan “catatan-catatan” Tuhan dalam
kitab Taurat, berhasil menyusun sebuah Kalender yang Alkitabiah yang disebut “Kalender
Sang Pencipta” (Creator Calendar). Mereka dapat menghitung mundur
pergerakan kompleks planet bumi dan bulan (teknologi yang sama digunakan oleh
Badan Antariksa Amerika/NASA), hingga mereka menemukan berapa tahun sebenarnya
sejak penciptaan Adam hingga sekarang ini menurut prinsip-prinsip Alkitab.
Mereka kemudian membangun situs internet yang
mengagumkan, yang menyajikan kalender yang Alkitabiah itu agar bisa diketahui
semua umat TUHAN. Dan sekarang semua orang, bukan hanya para rabbi dan orang
Yahudi, dapat melihatnya dan menggunakannya.
Menurut Kalender Pencipta itu, ternyata jika dihitung
sejak penciptaan (Adam) hingga sekarang ini, kita telah berada di ujung Tahun
6000. Dan sebentar lagi pada Tanggal 21 Maret 2015, kita akan menginjak 1
Nissan Tahun 6001 (Tanggal 1 Bulan 1 Tahun 6001), artinya kita akan segera
memasuki Milenium Ketujuh. Milenium Ketujuh adalah masa Seribu Tahun
Perhentian, Seribu Tahun Kerajaan Tuhan (Wahyu 20:4).
Tanggal 21 Maret 2015 itu memang luar dari biasa, alam
turut mengkonfirmasi – menjadi saksi – dengan terjadinya Gerhana Matahari Total pada sehari
sebelumnya yaitu Tanggal 20 Maret 2015. Gerhana Matahari Total itu adalah tanda
genapnya Milenium Keenam (Prinsip Kej 1:14). Namun demikian ini bukan berarti
Tuhan akan datang pada tanggal tersebut, sebab harus digenapi dahulu setiap
tanda yang pernah disebutkan oleh Firman tuhan. Pada tanggal 20 Maret memang
telah digenapi tanda “matahari menjadi gelap” yang disebutkan oleh nabi Yoel, tetapi bulan darah
akan terjadi dua kali lagi di tahun ini, yaitu pada 4 April dan 28 September
2015. Pada peristiwa bulan darah terakhir – yang tepat jatuh di Hari Raya Pondok Daun – itulah,
seluruh tanda Kedatangan-Nya lengkap digenapi.
Jadi sisa waktu penantian kita tidak banyak lagi,
pergunakan waktu yang ada untuk mempersiapkan diri dan keluarga serta jemaat
yang Saudara pimpin. Tidak ada waktu untuk ragu-ragu dan bingung, sebentar lagi
semuanya akan terbukti apakah semua ini benar atau keliru. Tidak ada ruginya
kita diperingatkan untuk sungguh-sungguh mempersiapkan diri dan jemaat, untuk
hidup kudus dan siap menyambut Kedatangan Tuhan. Kita tidak diminta melakukan
tindakan-tindakan ekstrim yang menyesatkan, hanya diberitahu untuk berjaga-jaga
dan melepaskan diri dari cinta akan dunia dan segala kemegahannya.
Betapa ruginya kalau kita mengabaikan “revelation” ini ketika
semua kebenaran ini digenapi. Orang-orang yang mengabaikan peringatan ini dan
tetap “mabuk dengan
anggur duniawi” seperti Nuh dalam masa kebodohannya (Kej 9:21), akan
menjadi orang-orang yang paling malang di hadapan Tuhan.
“Lihatlah,
Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang
memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan
kelihatan kemaluannya.” (Wahyu 16:15)
PERINGATAN UNTUK ORANG YANG TIDAK
PERCAYA
http://www.muridyesuskristus.blogspot.com
Penghalang terbesar bagi seseorang untuk menerima
penyingkapan Wahyu Tuhan adalah “harta” mereka. Harta yang dimaksud disini bukan saja berarti
kekayaan materi, ini memang penghalang utama, tetapi juga pengetahuan yang
banyak, status keimaman seseorang serta prestasi apapun yang berharga di dunia
ini, sering membuat orang tidak dapat menerima kenyataan. Di bawah alam sadar,
mereka tidak rela kalau semua “harta” mereka sebentar lagi akan segera tidak ada artinya.
Rasa tidak rela terhadap seluruh investasi yang telah ditanamkan di dunia ini,
membuat orang menolak percaya. Sangat sulit mempercayai bahwa dunia (tempat
mereka berinvestasi) dengan segala kemegahannya sedang lenyap (1Yoh 2:17).
Hati-hati bagi mereka yang merasa dirinya imam atau
nabi, jangan sampai “anggur” yang dimaksud oleh Roh Tuhan dalam kitab Yesaya
menghalangi kita menangkap Wahyu Tuhan.
“Tetapi
orang-orang di sini pun pening karena anggur dan pusing karena arak. Baik imam maupun
nabi pening karena arak, kacau oleh anggur… Dan orang berkata: “Kepada siapakah Dia ini mau mengajarkan
pengetahuan-Nya dan kepada siapakah Ia mau menjelaskan nubuat-nubuat-Nya? ” ” (Yesaya
28:7-9)
Orang yang terikat oleh berbagai doktrin dan pengajaran
yang banyak akan pening dan sulit memahami penyingkapan baru yang sederhana
ini. Mereka akan susah menangkap penyingkapan yang baru dari nubuat-nubuat-Nya.
Kecuali mereka rela meninggalkan “anggur lama” yang memabukkan, dan bersedia menerima anggur baru
yang segar (1Kor 13:9-10).
Namun lepas dari mereka mau menerima atau tidak,
Agenda Tuhan tetap dan Rencana Kedatangan-Nya tidak akan pernah ditunda-tunda.
Siap atau tidak siap, Tuhan sudah akan datang tanpa menangguhkan Kedatangan-Nya
(Ibrani 10:37). Dan hamba-hamba yang setia dan bijaksana akan bergembira ketika
Tuannya datang (Mat 24:45-46).
Lanjutkan baca :
AGENDA TUHAN DALAM KITAB IMAMAT
http://www.muridyesuskristus.blogspot.com
Di kitab Imamat kita menemukan bahwa TUHAN menetapkan peristiwa-peristiwa
mana yang harus selalu diingat oleh bangsa Israel turun-temurun, dan
peristiwa-peristiwa itu wajib diperingati dalam mekanisme perayaan hari-hari
raya tahunan yang waktunya tetap tidak boleh diubah-ubah sepanjang masa.
“Inilah
hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus
kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.” (Imamat
23:4)
Bila kita memperhatikan perintah ini terlihat sesuatu
yang tidak biasa. Kita mengenal TUHAN bukanlah ilah agamawi dan suka kita
memelihara hari-hari tertentu, tetapi mengapa Ia memerintahkan kepada bangsa
Israel untuk memperingati hari-hari yang tetap, mengapa tidak cukup
mementingkan makna peringatannya saja? Tentu TUHAN punya suatu alasan yang
penting dibanding sekedar mensakralkan suatu hari tertentu semata.
Hari-hari itu memang merupakan “petunjuk
waktu” bagi umat
TUHAN, sehingga mereka diperintah untuk terus-menerus memelihara hari-hari itu
secara tetap tanggalnya. TUHAN memang mempunyai maksud, hari-hari raya itu sebagai
“Mo’edim” atau “appointment
times” atau “Waktu
Pertemuan Kudus” diri-Nya dengan umat kesayangan-Nya.
“… Hari-hari
raya yang ditetapkan TUHAN yang harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan
kudus, waktu perayaan yang Kutetapkan… ” (Imamat 23:2)
Bagi orang Yahudi, hari-hari raya itu juga dimaksudkan
sebagai “Shamar” atau “Observance” atau “Waktu untuk
Berjaga-jaga”. Maksudnya
adalah agar mereka siap sedia menghadapi peristiwa penggenapan dari nubuat yang
terkandung dalam makna hari raya itu sendiri kelak. Alkitab mengajarkan bahwa,
hari-hari raya ini memang merupakan waktu untuk umat Tuhan berjaga-jaga.
“Malam itulah
malam berjaga-jaga bagi TUHAN, untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.
Dan itulah juga malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun,
untuk kemuliaan TUHAN.” (Kel 12:42)
Rasul Paulus juga menyingkapkan bahwa hari-hari raya
sesungguhnya lebih merupakan bayangan atau nubuat dari apa yang harus terjadi
di masa mendatang, yang menubuatkan peristiwa-peristiwa berkaitan dengan Kristus
di zaman akhir.
“Karena itu
janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau
mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah
bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” (Kol
2:16-17)
TIGA HARI RAYA PERTAMA
Sebagai contoh hari raya “Paskah
Yahudi” atau “Pesach” (Imamat
23:5), kita semua tahu ini merupakan perlambang untuk peristiwa pengorbanan
Yesus, yang merupakan penggenapan dari arti Paskah itu sendiri. Paskah Yahudi
yang diperintahkan untuk diperingati setiap tahun itu ternyata juga merupakan
petunjuk hari bahwa suatu kali bertepatan dengan hari Paskah Yahudi itu, Anak
Domba TUHAN akan dikorbankan untuk menyelamatkan umat manusia. Dan hari dimana
Kristus Yesus dibunuh jatuh tepat pada tanggal 14 Nissan di hari persiapan
Paskah Yahudi.
“Hari itu
ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada
orang-orang Yahudi itu: “Inilah rajamu! Maka berteriaklah mereka: “Enyahkan
Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku
menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak
mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka
untuk disalibkan” (Yoh 19:14-16a)
Begitu juga hari raya ”Roti Tidak Beragi” (Imamat 23:6) adalah nubuat terbentuknya Jemaat Tuhan
yaitu Komunitas Yang Murni dan Benar. Rasul Paulus menjelaskan kaitan antara
nubuat Paskah dan nubuat Roti Tidak Beragi ini yang menggambarkan Pengorbanan
Kristus Yesus, Domba Paskah yang sesungguhnya telah memungkinkan kita menjadi
Umat Yang Murni dan Benar.
“Buanglah
ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang
tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu
Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan
pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi,
yaitu kemurnian dan kebenaran.” (1 Kor 5:7-8)
Dan sesuai dengan nubuat hari raya “Roti Tidak
Beragi” yang jatuh
tepat setelah peristiwa Paskah, murid-murid dan orang percaya pertama
memisahkan diri dari orang-orang Yahudi. Secara umum orang percaya pada saat
itu bersembunyi dari mereka yang telah menangkap Yesus, secara propetik mereka
menggenapi nubuat pemisahan “Eklesia” telah dimulai. (Kata Gereja berasal dari kata Yunani “Eklesia” artinya “dipanggil
keluar” atau “dipisahkan”).
Demikian pula hari raya “Buah Sulung” atau hari
raya “Berkas
Unjukan Pertama”. Hari raya ini mengandung nubuat bahwa Yesus Kristus
sebagai buah sulung di antara orang percaya akan menjadi yang pertama yang
bangkit. Sesuai ketetapan hari rayanya, yaitu sesudah sabat, pada hari yang
ketiga yaitu tanggal 17 Nissan, Kristus menggenapi nubuat hari raya Buah Sulung
itu menjadi yang pertama bangkit dalam tubuh kemuliaan.
“Tetapi yang
benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai
yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” (1Kor
15:20)
HARI RAYA KEEMPAT
Hari raya “Pentakosta Yahudi” atau “Shavuot” juga merupakan nubuat dan digenapi pada tanggal yang
sama saat hari raya itu diperingati orang Yahudi. Hari Raya Pentakosta Yahudi
ini dulu memperingati turunnya Sepuluh Hukum TUHAN. Namun bangsa Israel
ternyata gagal dalam perjanjian tersebut.
TUHAN kemudian menubuatkan pemberian Roh Kudus kepada
umat-Nya di zaman Perjanjian Baru. Dimana pemberian Roh Kudus merupakan suatu
janji yang lebih sempurna yaitu mereka akan diberi suatu hati yang akan
menuruti hukum-hukum TUHAN dan mereka akan menjadi umat yang taat melakukannya.
“Roh-Ku akan
Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala
ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yeh 36:
27)
Peristiwa pemberian Roh Kudus ini juga telah digenapi
tepat pada saat hari raya Pentakosta Yahudi diperingati (Kis 2:1). Jadi
hari-hari raya itu memang merupakan nubuat dan sekaligus tanda waktu untuk
berjaga-jaga menghadapi peristiwa-peristiwa Kristus pada zaman akhir.
Empat dari tujuh hari raya yang disebutkan Imamat 23
telah digenapi. Keempatnya jatuh pada tanggal-tanggal di musim semi, ada tiga
hari raya berikutnya yang jatuh pada tanggal-tanggal di musim gugur akan
digenapi di akhir zaman, yaitu hari raya “Peniupan Serunai”, hari raya “Pendamaian” dan hari raya “Pondok Daun”.
HARI RAYA KELIMA
Bagi orang Yahudi, hari raya kelima yaitu hari raya “Peniupan
Serunai” atau “Rosh
HaShanah” ini
merupakan hari pertama dari sepuluh hari yang disebut “Yamim Noraim” (Sepuluh
Hari Pertobatan), yaitu dari tanggal 1 bulan 7 (Tishri) sampai sepuluh hari
kemudian yaitu tanggal 10 bulan 7, yaitu hari raya keenam, hari raya Pendamaian
(“Yom Kippur”).
Orang Yahudi percaya bahwa selama “Sepuluh Hari
Pertobatan” ini, Buku
Kehidupan atau “Sefer HaChayim” dibuka, setiap orang dievaluasi kembali hidupnya
apakah namanya akan dicantumkan atau dihapuskan dari Kitab Hayat tersebut. Jadi
periode sepuluh hari ini setiap tahun menjadi periode yang paling khusuk
diperingati untuk “Teshuvah” (berbalik) dan mencari perkenanan TUHAN sebelum
memasuki Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) sebagai hari penghakiman setiap
tahun.
“Sepuluh Hari
Pertobatan” ini adalah
nubuat datangnya masa pengujian yang akan datang di akhir zaman bagi jemaat
Yahudi yaitu “Sepuluh Hari Kesusahan” (Wah 2:10) yang sering disebut sebagai “Great
Tribulation”. Jadi hari
raya peniupan serunai adalah peringatan datangnya sepuluh hari masa kesusahan
besar bagi bangsa Israel di akhir zaman. Nabi Amos telah menubuatkan hari raya
yang menjadi awal masa kesusahan Israel ini.
“ “Pada hari
itu akan terjadi”, demikianlah firman TUHAN, “Aku akan
membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah.
Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala
nyanyianmu menjadi ratapan… “ “ (Amos 8:9-10)
HARI RAYA KEENAM
Sementara itu hari raya keenam yaitu hari raya “Pendamaian” atau “Yom Kippur” selain
lambang masa berakhirnya masa aniaya besar, juga merupakan momentum Kebangkitan
Orang Percaya sebelum Hari Pengangkatan. Hal ini berkaitan dengan Tahun Yobel – yang
merupakan lambang Kebangkitan Orang Percaya” – yang selalu diumumkan pada akhir perayaan hari “Pendamaian”.
Setiap menghadapi hari raya “Yom Kippur” orang-orang
Yahudi akan memakai “kittle”, yaitu jubah putih polos yang sangat sederhana. Jubah
ini pencerminan kemurnian dan hati yang merendah yang harus ditunjukkan
menjelang hari raya tersebut. Kitab Wahyu juga menyebutkan perihal jubah putih
yang diberikan kepada mereka yang setia sampai mati di masa Kesesakan Besar, hal
ini sekali lagi menegaskan bahwa hari raya “Yom Kippur” dan hari-hari Tribulasi itu saling bekaitan erat.
“Dan kepada
mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka
dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap
jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama
seperti mereka.” (Wah 6:11)
Jubah putih yang disebutkan dalam ayat tersebut diatas
dan “kittle” yang
dipakai orang Yahudi pada hari raya “Pendamaian” sesungguhnya melambangkan “tubuh
kemuliaan” yang akan
diberikan kepada mereka yang telah setia sampai matinya dalam Tuhan, dan mereka
akan bangkit mengenakannya pada suatu saat yang tepat dimana menurut aturan
Tahun Yobel dalam kitab Imamat akan terjadi pada hari raya “Pendamaian”.
“… engkau
harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh
pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus
memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kamu
harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri
itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu…” (Imamat
23:9-10)
Tahun Yobel adalah tahun sabath setiap lima-puluh
tahun sekali, dan merupakan masa pembebasan perbudakan dan segala hutang
pihutang bangsa Israel. Tahun Yobel adalah lambang pembebasan dari kutuk maut
dan hutang dosa, yaitu nubuat Kebangkitan orang percaya yang mati dalam Tuhan.
Orang yang mati dalam Tuhan akan dibangkitkan dari kubur mengenakan tubuh baru
yang bebas dari maut pada waktu Tahun Yobel yang sesungguhnya digenapi.
“Sebab pada
waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam
Kristus akan lebih dahulu bangkit.” (1Tes 4:16)
Perhatikan frase “sangkakala TUHAN berbunyi” adalah
momentum pada waktu mengumumkan Tahun Yobel, dimana Tuhan memerintahkan agar
sangkakala dibunyikan dimana-mana. Jadi pada hari raya “Pendamaian” inilah
kelak orang-orang percaya yang mati dalam Tuhan akan lebih dahulu dibangkitkan,
beberapa hari sebelum hari “Pengangkatan”. Itu sebabnya kepada mereka yang dibangkitkan, di
kitab Wahyu disebutkan agar “mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi” (Wahyu
6:11). Itulah juga yang dimaksud Paulus ketika menyatakan bahwa “mereka yang
mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1Tes 4:16b).
HARI RAYA KETUJUH
Hari raya yang Ketujuh yang jatuh lima hari kemudian,
yaitu hari raya “Pondok Daun” atau “Tabernakel” adalah lambang dari hari Kedatangan Tuhan untuk
menjemput umat tebusan-Nya. Berbeda dengan dua hari raya yang mendahuluinya
yang harus diperingati dengan prihatin dan khusuk, hari raya ini harus
diperingati dengan penuh suka cita dan kegembiraan.
“pada hari
yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil
buah-buahan dari tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi TUHAN… Pada hari
yang pertama kamu harus mengambil dahan-dahan pohon-pohon yang elok,
pelepah-pelepah pohon-pohon palem, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun
dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN,
Allahmu…” (Imamat
23:39-40 – KJV)
Perhatikanlah ciri yang unik pada hari raya Pondok
Daun, orang-orang Israel diperintahkan membawa dahan-dahan dan pelepah pohon
palem dalam perayaan yang penuh sukacita. Hal ini sangat khas dan merupakan
nubuat peristiwa yang digambarkan oleh kitab Wahyu pasal Tujuh yang melukiskan
suasana orang-orang percaya yang diangkat ke Sorga. Mereka juga melambai-lambaikan
dahan pohon palem dan bersuka-ria di hadapan Tuhan.
“Kemudian
dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.”
(Wahyu 7:9)
Hari Raya Pondok Daun juga dikenal dengan sebutan
lain, yaitu Hari Raya “Pengumpulan Hasil” (“Chag Ha-Asif”= “The Feast of Ingathering”).
Orang-orang Israel biasa mengumpulkan hasil panen akhir tahun sambil merayakan
hari Pondok Daun ini, maka hari raya ini diseut juga hari “Pengumpulan
Hasil” atau “Penuaian
Akhir”.
“…demikian
juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan
hasil usahamu dari ladang.” (Kel. 23:16b)
Hal ini membuat kita mengerti bahwa hari raya Pondok
Daun atau hari “Tabernakel” merupakan nubuat berkaitan dengan Hari Kedatangan
Tuhan untuk mengangkat orang percaya. Peristiwa “Pengangkatan” (“Rapture”) sering disebut juga sebagai peristiwa Pengumpulan
(Gathering) yang dinubuatkan dengan Hari Raya Pengumpulan Hasil atau Hari Raya
Pondok Daun ini.
“Tentang
kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya (gathering – KJV) kita
dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara…” (2 Tes 2:1)
Sudah waktunya untuk menyingkap rahasia ini kepada
Jemaat Tuhan Yesus, yaitu bahwa peristiwa “Pengangkatan” orang percaya yang sering disebut juga sebagai
peristiwa “Rapture”, akan terjadi
pada saat jatuhnya hari raya “Pondok Daun” atau dalam bahasa Ibraninya hari raya “Sukkot”, yaitu pada
tanggal 15 Tishri (bulan Tujuh Yahudi) pada suatu saat yang tidak lama lagi.
Hari raya Pondok Daun jatuh antara September atau
Oktober Setiap tahun terus bergerak. Namun kita bisa mencari tahu dari
internet, tanggal berapa tepatnya hari raya ini jatuh setiap tahunnya, dan
tahun ini hari raya Pondok Daun jatuh pada tanggal 28 September 2015.
Dengan memahami bahwa hari-hari raya adalah nubuat
Kedatangan Tuhan, kita bisa berjaga-jaga lebih sungguh lagi. Setelah
menyingkapkan Tanggal dan Bulan Kedatangan Tuhan, apakah Alkitab juga
menyingkapkan Tahun-Nya? Silakan baca artikel selanjutnya : “Memahami
Kairos (Waktu Tuhan)”
MEMAHAMI KAIROS WAKTU TUHAN
( House of Revelation )
Di bagian ini kita akan lebih mengerti bahwa TUHAN
menghendaki kita umat-Nya memahami detail rencana-Nya termasuk waktu-waktu yang
telah ditetapkan dalam Agenda Tuhan untuk segala sesuatu.
Ada tiga prinsip yang kita akan pahami setelah kita
mempelajari rahasia waktu TUHAN dalam Alkitab lebih dalam.
Pertama kita akan mengerti bahwa TUHAN bekerja dengan
rencana-rencana yang cermat, tidak acak. TUHAN telah merencanakan segala
sesuatu dengan agenda dan ketetapan waktu yang cermat. Pengkotbah mengatakan
bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, artinya segala sesuatu telah
direncanakan waktunya secara tepat.
“Untuk segala
sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.”(Pkh 3:1)
Yang kedua kita akan mengerti bahwa
rencana-rencana TUHAN itu tidak berubah-ubah. Banyak orang berpikir Tuhan
sering mengubah rencana-Nya, atau bersifat tidak konsisten, pendapat itu keliru
dan merupakan pemahaman yang dangkal. Raja Daud berkata bahwa rencana TUHAN
tetap tidak berubah-ubah, bahkan sampai turun-temurun rencana-Nya tidak goyah.
“tetapi
rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.” (Maz 33:11)
Yang ketiga kita akan mengerti bahwa TUHAN berusaha
memberitahu agenda-Nya kepada umat-Nya. Kitab Perjanjian Lama sering disebut
sebagai bayangan bagi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (Ibrani
10:1). Artinya tulisan di dalam Perjanjian Lama mengandung pembeberan dari
peristiwa-peristiwa yang TUHAN rencanakan terjadi di zaman akhir ini.
Jika TUHAN telah merencanakan Agenda-Nya secara
cermat, lengkap dengan waktu-Nya yang tetap, dan TUHAN berkehendak kita
memahami rencana-rencana-Nya secara jelas, dimana kita bisa menemukan
Agenda-Nya ? di dalam kitab Taurat-Nya !
Jika kita mempelajari kitab Imamat, kita akan
menemukan bahwa rencana Kedatangan Kristus ternyata telah dijabarkan bulan dan
tanggalnya sejak jauh-jauh hari. Alkitab telah menyingkapkan pada tanggal dan
bulan mana Kristus akan datang untuk kedua kali (Bacalah artikel “AGENDA TUHAN
DALAM KITAB IMAMAT”). Ternyata Kedatangan-Nya untuk mengangkat kita akan
terjadi pada saat yang bersamaan dengan hari raya “Pondok Daun”. Masalahnya
setiap tahun ada peringatan hari raya “Pondok Daun”, apakah Alkitab juga memberi petunjuk mengenai tahun Kedatangan-Nya
?
Mari simak apa yang Alkitab katakan mengenai Tahun
Kedatangan-Nya.
TANDA BENDA-BENDA LANGIT
Alkitab tidak hanya menunjukkan Tanggal dan Bulan
Kedatangan-Nya lewat hari-hari raya yang dicatat di kitab Imamat, namun juga
kapan tepatnya Tahun Kedatangan-Nya. Karena pada prinsipnya TUHAN ingin kita
mengerti dengan jelas, setiap detail Agenda-Nya.
Alkitab mengatakan bahwa matahari dan bulan telah
ditetapkan menjadi tanda untuk menetapkan waktu, hari-hari dan tahun-tahun.
Artinya apa yang terjadi dengan matahari dan bulan adalah “clue” atau
petunjuk yang penting berkaitan dengan waktu.
“Berfirmanlah
Allah: “Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah
benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap
dan hari-hari dan tahun-tahun.” (Kejadian 1:14)
Ayat di atas berkata bahwa matahari dan bulan itu
adalah tanda yang menunjukan tahun-tahun. Jadi untuk mengetahui Tahun
Kedatangan Tuhan, kita harus memperhatikan apa yang Alkitab katakan tentang
matahari dan bulan dalam kaitannya dengan Kedatangan-Nya.
Dalam mengungkapkan peristiwa Hari Kedatangan Tuhan,
Alkitab sering menyebutkan suatu tanda yang khas berkaitan dengan matahari dan
bulan. Alkitab berkali-kali menyebutkan bahwa matahari akan menjadi gelap atau
menjadi hitam dan bulan menjadi darah atau tidak bercahaya. Ini adalah petunjuk
bahwa menjelang peristiwa itu akan terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan.
Yoel menyebutkan bahwa menjelang hari Tuhan yang hebat dan dahsyat, matahari
akan menjadi gelap gulita dan bulan akan menjadi darah.
“Matahari
akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya
hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.” (Yoel 2:31)
Yesaya juga menyebutkan tanda ini sebelum Hari Tuhan
datang, yaitu matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak memancarkan
cahayanya.
“Sungguh,
hari TUHAN datang dengan kebengisan, … matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan
bulan tidak akan memancarkan sinarnya.” (Yes 13:9-10)
Tuhan Yesus juga menyebutkan peristiwa gerhana
matahari dan gerhana bulan ini akan terjadi segera sesudah tribulasi dan
menjelang waktu Penampakan Anak Manusia di langit yaitu peristiwa “Pengangkatan” itu.
“Segera
sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak
bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa
langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit
dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu
datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” (Matius
24:29-30)
Rasul Petrus yang penuh Roh Kudus pada hari Pentakosta
di Yerusalem juga mengucapkan kembali nubuat Yoel yang menyebutkan tanda
peristiwa gerhana matahari dan bulan yang terjadi berturut-turut berkaitan
dengan datangnya hari Tuhan yang mulia itu.“Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan
menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.” (Kisah
2:20)
Kitab Wahyu menyingkapkan juga bahwa pada
pembukaan meterai keenam, yaitu pada peristiwa hari besar Penampakan Tuhan
Yesus (Wahyu 6:16-17), akan sama ditandai dengan peristiwa gerhana matahari dan
gerhana bulan.
“Maka aku
melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah
gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan
bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” (Wah 6:12)
Jadi TUHAN akan membuat tanda alam gerhana matahari
yang akan disusul dengan terjadinya gerhana bulan menjelang hari
Kedatangan-Nya. Peristiwa alam ini akan menjadi petunjuk waktu untuk memecahkan
misteri datangnya hari “Pengangkatan” orang percaya.
PERISTIWA LUAR BIASA DI 2014-2015
Sejak Tahun 2014, tepatnya pada hari raya Paskah
Yahudi 15 April 2014, telah terjadi peristiwa langit yang luar biasa. Suatu
peristiwa langka berupa gerhana matahari yang disertai fenomena gerhana bulan
darah kembar empat (Tetrad Blood Moon) secara berturut-turut dari bulan April
Tahun 2014 hingga akhir September Tahun 2015. Dan yang lebih istimewa lagi
setiap peristiwa langit itu semuanya terjadi bertepatan dengan hari-hari raya
Yahudi yang disebutkan dalam Imamat 23. Inilah tanda Kedatangan Tuhan yang
dimaksudkan oleh Alkitab, dan hal ini terjadi sekarang di hadapan kita, yang hidup
di zaman akhir ini.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA)
telah mengumumkan bahwa selama 2014-2015 akan terjadi fenomena gerhana matahari
total disertai gerhana bulan darah kembar empat.
Gerhana bulan
darah kembar empat itu, yang pertama terjadi pada tanggal 15 April 2014 :
bertepatan dengan hari Paskah Yahudi 2014, yang kedua pada tanggal 8 Oktober
2014 : bertepatan dengan hari raya Pondok Daun 2014, yang ketiga pada 4 April
2015 : bertepatan dengan hari Paskah Yahudi 2015, dan yang terakhir pada tanggal
28 September 2015 : bertepatan dengan hari raya Pondok Daun 2015.
Sementara itu Gerhana Matahari Total yang terjadi pada
20 Maret 2015 bertepatan dengan pergantian Tahun Baru Yahudi, yang bila kita
pelajari secara Kalender Alkitabiah tahun baru Yahudi yang akan datang ini
merupakan awal dari milenium Ketujuh. Artinya Gerhana Matahari Total yang
terjadi tahun 2015 ini selain secara umum sebagai tanda Kedatangan Tuhan
menurut nubuat Yoel, namun sekaligus juga merupakan tanda hitungan kalender
untuk memasuki masa Milenium Tuhan, yaitu Seribu Tahun Kerajaan Tuhan (Wahyu
20:4). Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini silakan baca artikel “Kalender
Tuhan”.
Dengan terjadinya tanda-tanda langit yang luar biasa
ini, TUHAN mengajak kita untuk memahami bahwa Kedatangan Tuhan sungguh-sungguh
akan terjadi pada tahun-tahun sekarang ini. Kita telah diajar bahwa Tuhan Yesus
akan datang menjemput kita pada hari raya Pondok Daun, dan nabi Yoel telah
menyebutkan tanda bulan darah ini ribuan tahun sebelum fenomena gerhana bulan
darah yang terjadi pada 2014-2015 ini diumumkan oleh NASA. Dan sekarang ini
tanda bulan darah itu benar-benar terjadi berturut-turut pada hari-hari raya
Tuhan, termasuk hari raya Pondok Daun. Tidak salah lagi bahwa Hari Tuhan yang
dahsyat itu akan terjadi bertepatan dengan hari raya Pondok Daun 2015 dimana
seluruh tanda bulan darah ini akan selesai digenapi pada hari yang dahsyat itu.
Kita tidak boleh secara sembarang menyimpulkan
sesuatu, tetapi semua harus diuji dengan teliti dan cermat. Bahwa hari Pondok
Daun 2015 yang jatuh pada tanggal 28 September itu benar-benar adalah hari
Kedatangan Tuhan, harus memenuhi satu syarat lagi yaitu hari raya Pendamaian
yang jatuh pada tanggal 23 September 2015 – harus merupakan waktu yang tepat untuk mengumumkan Tahun
Yobel. Mengapa demikian ? Karena sebelum Pengangkatan harus terjadi dahulu
Kebangkitan Orang Percaya yang telah mati dalam Tuhan.
“Sebab pada
waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati
dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” (1Tesalonika 4:16)
Sementara itu Kebangkitan Orang Percaya hanya akan
terjadi pada Tahun Yobel (Ingat Tahun Yobel adalah lambang Tahun Pembebasan
dari maut atau Kebangkitan Orang Percaya). Dan Tahun Yobel harus diumumkan
tepat pada hari Pendamaian. Jadi hari Pendamaian yang jatuh pada tanggal 23
September 2015 harus memenuhi syarat sebagai awal Tahun Yobel untuk mendukung
kesimpulan bahwa Kedatangan Tuhan akan terjadi pada hari Pondok Daun 2015.
PENGUJIAN TAHUN YOBEL
Menurut aturan Imamat 25, Tahun Yobel adalah Tahun
Pembebasan yang dihitung empat puluh sembilan tahun setelah bangsa Israel
memperoleh tanah perjanjian.
“…Apabila kamu
telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus
mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.” (Imamat 25:2)
“Selanjutnya
engkau harus menghitung… empat puluh sembilan tahun… dalam bulan
yang ketujuh pada tanggal sepuluh… pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan
bunyi sangkakala itu di mana-mana… memaklumkan kebebasan… Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu…” (Imamat
25:8-10)
Untuk menghitung jatuhnya Tahun Yobel harus melihat
kondisi bahwa bangsa Israel telah menerima negeri yang dijanjikan TUHAN. Jadi
ketika bangsa Israel berada dalam pembuangan seperti di Asyur dan di Babilonia,
Tahun Yobel tidak boleh dihitung. Begitu juga selama bangsa Israel terserak ke
seluruh dunia sejak penjajahan oleh kekaisaran Romawi.
Pada awal abad ke-20, sejak meletusnya perang dunia
pertama, bangsa Israel moderen mulai berbondong-bondong ‘eksodus’ dari
seluruh penjuru dunia, kembali memasuki negeri yang TUHAN janjikan. Pada
tanggal 15 Mei tahun 1948 bangsa Israel moderen menyatakan kemerdekaannya.
Namun demikian tanah Perjanjian terpenting yaitu kota tua Yerusalem dan Yudea
serta Samaria masih dikuasai kerajaan Yordania. Baru pada Tanggal 7 Juni 1967,
melalui peristiwa Perang Enam Hari, Yerusalem dan wilayah Yudea-Samaria dapat
direbut kembali. Hari itu dirayakan sebagai “Yom Yerusalayim”, hari kembalinya kota Yerusalem.
Tanggal 7 Juni 1967 adalah tonggak sejarah penting
bagi bangsa Israel, dan hari itu merupakan awal yang tepat untuk menghitung
Tahun Yobel menurut aturan Imamat 25. Dan bila kita menghitung 49 tahun atau
17,640 hari (49 x 360 hari) dari tanggal 7 Juni 1967, – kita dapat
menghitungnya menggunakan komputer dengan program Microsoft Excel misalnya – ternyata
hasilnya jatuh tepat pada Tanggal 23 September 2015 !
Jangan terkejut
Ini berarti Tanggal 23 September 2015
adalah hari yang sah untuk mengumumkan Tahun Yobel, dan nubuat Kebangkitan para
orang kudus yang telah mati dalam Tuhan benar-benar akan terjadi pada hari
tersebut. Ini sekaligus menegaskan bahwa hari raya Pondok Daun yang jatuh pada
Tanggal 28 September 2015, akan menjadi hari Kedatangan Tuhan dan hari yang
penuh kebahagiaan bagi setiap orang yang menanti-nantikan Dia (Titus 2:13).
Penyingkapan ini, bukankah Tuhan Yesus telah berkata,
bahwa pelita harus ditaruh di atas kaki dian ? Ini artinya Firman harus menjadi
Terang bagi Jemaat. Bukankah telah dikatakan bahwa tidak ada rahasia yang tidak
akan tersingkap ? Segala sesuatu yang semula tersembunyi akhirnya akan
dinyatakan juga kepada jemaat-Nya.
“Orang
membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat
tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang
tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang
tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah
ia mendengar!” (Markus 4:21-23)
Pertanyaan :
Kapan Tuhan Yesus
datang menjemput orang-orang kudus?
http://www.muridyesuskristus.blogspot.com
Tuhan Yesus Kristus datang untuk
menjemputorang-orang kudus pada era
penumpahan cawan murka yang keenam,yaitu sebelum terjadinya perang Harmagedon
(Why 16:12-15),
setelah masa yang tiga tahun setengah itu
berakhir, tapi sebelum Kerajaan Seribu Tahun tiba. Perang Harmagedon akan
terjadi setelah semua orang percaya terangkat dan masuk kedalam Kerajaan Seribu
Tahun.
Dengan demikian maka orang-orang percaya
terhindar dari perang Harmagedon tersebut, sama halnya dengan Nuh sekeluarga
dan Lot sekeluarga yang terhindar dari malapetaka tersebut, perhatikan Mat
24:37 "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak
pada kedatangan Anak Manusia.
Jadi sebelum masuk ke sorga maka semua
orang percaya (orang kudus) wajib hukumnya untuk masuk kedalam Kerajaan Seribu
Tahun terlebih dahulu, termasuk juga Maria, Henok, Musa dan Elia juga semuanya
harus masuk kedalam Kerajaan Seribu Tahun dahulu, tidak seorangpun yang
mendapat perlakuan khusus dan istimewa.
Kerajaan
Seribu Tahun tersebut bukan sorga, dan Kerajaan Seribu Tahun tersebut kini
masih belum tiba.
Sering kita dengar khotbah para pendeta/
pastor mengatakan bahwa kini orang-orang kudus yang sudah mati semuanya sudah
berada di sorga, bahkan katanya Maria sekarang sudah dinobatkan menjadi Sang
Ratu Sorga di sorga sana.
Apakah benarkah perkataan para pendeta/ pastor
tersebut? Mari kita uji berdasarkan ayat-ayat di Alkitab.
Yang alkitabiah bahwa sorga itu sekarang
masih kosong tidak ada penghuninya, sebab sebelum masuk ke sorga semua orang
kudus wajib untuk masuk kedalam Kerajaan Seribu Tahun terlebih dahulu barulah
kemudian dibawa masuk ke sorga.
Apabila masa yang seribu tahun itu saja
masih belum tiba, bagaimana mungkin ada orang yang bisa langsung masuk sorga
tanpa melalui jalur yaitu masuk kedalam kerajaan seribu tahun terlebih dahulu.
Dimanakah ayatnya yang ada mengatakan bahwa
semu manusia harus masuk kedalam Kerajaan Seribu Tahun terlebih dahulu? Ayatnya
dapat dilihat didalam Why 20:4-5 sbb:
“Lalu aku melihat takhta-takhta dan
orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk
menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya
karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah
binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan
tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja
bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Tetapi orang-orang mati
yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah
kebangkitan pertama.”
Kalau benar katanya bahwa semua orang kudus
kini sudah hidup tenang di sorga, lalu jiwa-jiwa siapakah yang disebutkan
didalam Why 20:4-5 yang dibangkitkan lalu dibawa masuk ke dalam Kerajaan Seribu
Tahun tersebut? Sedangkan Kerajaan Seribu Tahun tersebut sudah jelas bahwa ia
bukanlah sorga.
Dan seandainya saja benar katanya bahwa
orang-orang kudus yang sudah mati tersebut kini semuanya sudah masuk sorga,
maka alangkah malangnya nasib mereka itu, sebab mereka yang tadinya sudah hidup
tenang di sorga tersebut namun kemudian tiba-tiba diusik lagi ketenangan mereka
karena harus dipindahkan lagi dari sorga dan dikeluarkan dari sorga untuk
kemudian disuruh masuk kedalam Kerajaan Seribu Tahun.
Lagipula tidak satupun ayat yang mengatakan
bahwa Henok, Musa, Elia dan Maria kini telah hidup tenang di sorga.
Adapun langit
yang baru dan bumi yang baru beserta kota Yerusalem Baru (SORGA) tersebut, baru
ada setelah berakhirnya masa yang seribu tahun tersebut, perhatikan ayatnya
didalam Why 21:1 sbb:
“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi
yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan
lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru,
turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang
berdandan untuk suaminya.”
Apa Kota
Yerusalem Baru tersebut?
Yerusalem Baru tersebut tidak lain adalah TUBUH KRISTUS MEMPELAI
KRISTUS, ayatnya ada didalam Why 21:1-2 sbb: “Lalu aku melihat langit yang baru
dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah
berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin
perempuan yang berdandan untuk suaminya.”
Kota Yerusalem baru tersebut ialah tempat atau wadah berhimpunnya
mempelai perempuan atau mempelai Anak Domba, ayatnya terdapat didalam Why
21:9-10 “Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh
cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata
kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu
pengantin perempuan, mempelai Anak Domba. Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke
atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang
kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.”
Proses
masuknya orang-orang kudus kedalam Kerajaan Seribu Tahun adalah sbb:
Berdasarkan Why 20:4-5 tadi terlihat dengan
jelas bahwa yang pertama kali bangkit lalu masuk kedalam Kerajaan Seribu Tahun
adalah jiwa-jiwa mereka yang sudah meninggal, kemudian disusul oleh orang-orang
kudus yang masih hidup di dunia fana ini, ayatnya terdapat didalam 1Tes 4:15-18
sbb:
“Ini kami katakan kepadamu dengan firman
Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali
tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda
diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah
berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam
Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih
tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan
di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.”
Orang-orang kudus yang pada saat itu masih
hidup di dunia fana ini semuanya diubah terlebih dahulu. Adapun pengertian dari
kata “diubah” tersebut tidak lain adalah sama saja dengan “DIMATIKAN” terlebih
dahulu dengan sekejab sehingga mereka pun semuanya mati lalu mengenakan tubuh
yang baru yaitu tubuh yang tidak dapat binasa, sebab tubuh manusia yang terdiri
dari daging dan darah ini tidak mendapat bagian didalam sorga, perhatikan
ayatnya di 1Kor 15:50-54 berbunyi sbb:
“Saudara-saudara, inilah yang hendak
kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak
binasa. Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasi: kita tidak akan mati
semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu
bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati
akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan
diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa,
dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah
yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati
ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang
tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.” Dan setelah semua orang
kudus yang masih hidup di dunia fana tadi semuanya sudah diubah (dimatikan)
dengan sekejab dan sudah pula mengenakan tubuh yang tidak dapat binasa,
maka untuk selanjutnya mereka dibangkitkan
untuk kemudian dibawa masuk ke dalam Kerajaan Seribu Tahun.
Sehingga akhirnya semua orang benar (orang
kudus) baik yang sudah mati (sejak zaman Adam) termasuk juga Maria, Henik, Musa
dan Elia, maupun yang masih hidup di dunia fana mereka semuanya dibangkitkan
lalu kemudian dikumpulkan di dalam sebuah wadah (tempat) yang dinamakan
Kerajaan Seribu Tahun.
Dan setelah masa yang seribu tahun tersebut
berakhir maka barulah roh orang-orang kudus secara bersama-sama dibawa untuk
masuk ke langit dan bumi yang baru dan mereka ditempatkan di kota Yerusalem
baru (Why 21:1-8), tetapi roh orang-orang berdosa dilemparkan kedalam lutan api
yang menyala-nyala (Why 20:7-14) itulah proses kematian kedua bagi mereka
Kenapa pada
saat sekarang tidak seorangpun yang sudah masuk sorga?
Jawanannya ialah karena Yesus belum datang untuk menjemputnya, dan juga
masa yang seribu tahun itupun masih belum tiba, serta penyediaan tempat oleh
Yesus di rumah Bapa itupun masih sedang dalam proses penyelesaiannya (baca Yoh
14:1-3), sebab di dunia fana ini setiap hari selalu ada orang-orang yang mau
bertobat dan mau memberi diri dibaptis dengan air selam (baptisan Yohanes) dan
yang dimeteraikan dengan Roh Kudus, dan yang penuh dengan Roh Kudus, dan yang
layak untuk masuk sorga, sehingga kepada mereka-mereka itu pun juga harus
disediakan juga tempatnya di Rumah Bapa oleh Yesus.
Itulah
sebabnya,
sehingga
sekarang sorga itu masih kosong, dan tidak satu orangpun dibolehkan untuk masuk
ke rumah Bapa tersebut.
Rumah Bapa itu harus benar-benar steril dari kehadiran seorang manusia,
jangan sampai gara-gara oleh kehadiran segelintir manusia di sana misalnya
Maria, Henok, Musa dan Elia sehingga pekerjaan Yesus di rumah Bapa itupun
menjadi terhambat dan terganggu gara-gara disana sudah ada beberapa orang
manusia.
Selanjutnya apabila tempat di rumah Bapa tadi sudah selesai
penyediaannya maka barulah kemudian Yesus datang kembali untuk menjemput
orang-orang kudus untuk Ia bawa masuk ke rumah Bapa.
Sorga itu tersembunyi tempat, makanya tidak seorangpun yang tahu tempat
sorga itu berada, termasuk juga Maria, Henok, Musa dan Elia juga tidak tahu
tempat sorga itu berada, hanya YESUS sendirilah yang tahu tempat sorga itu
berada.
Yesus menjemput para anggota jemaat tubuh-Nya tidak secara satu per
satu atau secara sendiri-sendiri tetapi dijemput secara serentak dan secara
bersama-sama dalam waktu yang bersamaan pula, mereka semua dijemput untuk
dibawa masuk kedalam kerajaan seribu tahun terlebih dahulu, barulah kemudian
dibawa masuk ke sorga, sedangkan orang berdosa yang masih berada diluar Kerajaan
Seribu Tahun sana, mereka tidak ikut dijemput untuk masuk ke sorga (Yerusalem
Baru), tetapi orang-orang berdosa tersebut dijemput untuk dimasukan ke dalam
api neraka.
Itulah latar belakangnya sehingga Yesus pun dengan tegas dan dengan
berani berkata bahwa Dia lah satu-satunya jalan untuk menuju ke rumah Bapa Yoh
14:6 “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kenapa Yesus berani berkata demikian? Karena hanya Yesus sajalah
satu-satunya yang sudah tahu tempat sorga itu berada, dan Ia sendiri pulalah
satu-satunya yang pernah datang dan pergi, turun dan naik, keluar dan masuk
sorga, perhatikan ayatnya sbb:
Yoh 3:13 “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari
pada Dia (Yesus) yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia (Yesus).”
Ef 4:9-10 Bukankah "Ia (Yesus) telah naik" berarti, bahwa Ia
(Yesus) juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Ia yang telah turun,
Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk
memenuhkan segala sesuatu.”
Lalu
dimanakah tempat menyimpan roh orang-orang yang sudah mati sejak zaman Adam?
Adapun tempat penyimpanan sementara bagi orang-orang yang sudah mati
baik orang kudus maupun orang berdosa adalah di sebuah tempat yang dinamakan
Taman Firdaus (taman Eden), perhatikan perkataan Yesus kepada penjahat yang
disalib disebelah-Nya Luk 23:43 “Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus."
Termasuk juga Maria, Henok, Musa dan Elia juga kini masih berada di
taman Firdaus tersebut.
Firdaus itu
bukan sorga, tetapi Firdaus adalah tempat penampungan sementara bagi roh
orang-orang yang sudah mati sejak zaman Adam.
Dari Firdaus tersebut nantinya roh orang-orang benar dibangkitkan lalu
kemudian dibawa masuk kedalam kerajaan seribu tahun, tetapi roh orang-orang
berdosa tidak dijemput, melainkan mereka masih tinggal Firdaus itu saja.
Itulah saat-saat pemisahan (pemisahan pertama) antara orang benar
dengan orang berdosa, sedangkan pemisahan ke duanya yaitu orang benar masuk
sorga dan orang berdosa masuk neraka.
Setelah berakhirnya masa yang seribu tahun tersebut maka mereka yang
ada di Kerjaan Seribu Tahun tadi langsung dibawa masuk ke langit yang baru dan
bumi yang baru yaitu masuk ke kota Yerusalem Baru, tetapi roh orang-orang
berdosa yang masih berada di Firdaus tadi akan dibawa masuk kedalam api neraka.
Di taman Firdaus itulah roh orang-orang yang sudah mati tadi masih
dapat bersenang-senang, sehingga roh orang-orang kudus bersama dengan roh orang
berdosa juga masih bisa bertegur sapa perhatikan didalam cerita antara Lasarus
dan orang kaya didalam Luk 16:19-26, mereka semuanya masih belum di apa-apakan,
karena masa penghakiman saja masih belum tiba.
Firdaus itu adalah nama sebuah taman di alam roh (alam baka) bukan di
dunia fana. Taman Firdaus adalah sama dengan taman Eden yang dipagari dengan
kerup api oleh Tuhan Kej 2:23-24.
Jadi berhubung taman Eden tersebut dipagari dengan kerup api, maka
darah dan daging otomatis tidak dapat masuk ke sana, tetapi apabila orang sudah
mati (bukan darah dan daging) yaitu sudah mengenakan tubuh roh yang tidak dapat
mati maka barulah mereka bisa masuk ke dalam taman Eden (taman Firdaus)
tersebut.
Logikanya yaitu bahwa apabila ada tamannya maka pasti ada pula
rumahnya, rumahnya ialah Rumah Bapa, tamannya ialah Taman Firdaus/Eden.
Semua orang yang sudah mati untuk sementara ditampung di tamannya saja
yaitu di Taman Firdaus/Eden saja. Tidak seorangpun dibolehkan masuk ke dalam
Rumah Bapa.
Tapi kalau katanya bahwa Henok, Musa, Elia dan Maria sudah masuk sorga
(Rumah Bapa) maka pertanyaannya ialah untuk kepentingan apa mereka ada di sana,
apakah mereka juga ikut membantu Yesus dalam menyediakan tempat di Rumah Bapa?
Tidak, sebab tidak seorang manusiapun yang diboleh mengganggu Yesus dalam
menyediakan tempat di sana.
Dan apabila benar katanya bahwa sekarang Henok, Musa, Elia dan Maria
juga sudah ada di sorga, berarti mereka juga sudah tahu tempat sorga itu
berada, dan kalau mereka juga tahu tempat sorga itu berada maka berarti mereka
juga bisa menjadi jalan untuk menuju ke sorga.
Dan kalau mereka bisa menjadi jalan masuk sorga, berarti mereka selevel
dengan Yesus, dan kalau mereka selevel dengan Yesus maka marilah kita menyembah
Henok, Musa, Elia dan Maria saja, jangan menyembah Yesus.
Gara-gara adanya pemahaman dan pengajaran dari para pakar teologia dan
para bapa gereja yang mengatakan bahwa Maria kini sudah berada di sorga dan
bahkan katanya Maria sekarang sudah dinobatkan menjadi Sang Ratu Sorga, ( Qween
Of Heaven ) maka akhirnya gereja tersebut pun kini beralih menjadi menyembah
kepada Maria saja melalui media patung-patung maria, sebab menurut mereka bahwa
untuk masuk sorga harus dijemput dan seijin dengan Maria dan harus atas
permintaan dan desakan dari Maria kepada Yesus.
Jadi berhubung Maria Ratu Sorga maka Yesuspun mau tidak mau harus
tunduk, dan taat dan wajib menuruti segala permintaan dan perintah dari Maria
sang Ratu Sorga.
Nah kalau demikian adanya berarti Yesus itu lebih rendah levelnya
daripada Maria yaitu Yesus di sorga tidak lebih dari seorang anak kecil yang
dapat disuruh-suruh oleh Maria dengan seenak saja untuk mengerjakan segala
sesuatu sesuai dengan keinginan Maria.
Jadi berhubung
warga Kerajaan Seribu Tahun tersebut terdiri dari orang-orang kudus yang sudah
mati yaitu terdiri dari roh-roh saja, maka berarti Kerajaan Seribu Tahun
tersebut berada di alam roh sana, tempatnya di Alam Baka sana (Alam roh), bukan
berada di dunia fana (fisik).
Dengan demikian maka ada 2 alur jalan yang tersedia yaitu:
1. Alur bagi orang kudus sbb: Dunia (fana) --- Firdaus (baka) ---
Kerajaan 1000 tahun (baka) --- Yerusalem Baru/Sorga (baka).
2. Alur bagi orang berdosa sbb: Dunia (fana) --- Firdaus (baka) ---
neraka (baka).
Bagi orang berdosa bahwa Firdaus itu adalah tempat tinggal pada
kematian yang pertama kemudian nereka adalah tempat tinggal pada kematian yang
kedua (Why 20:14).
Sedangkan bagi orang benar bahwa Firdaus itu adalah tempat tinggal pada
kematian yang pertama tetapi surga adalah tempat tinggal kehidupan kekal
selamanya (Why 20:6).
Adapun wadah yang saat ini sudah ada penghuninya yaitu:
1. Dunia (fana).
2. Firdaus (baka)
2. Firdaus (baka)
Sedangkan wadah yang pada saat ini masih belum ada penghuninya yaitu:
Kerajaan Seribu Tahun (baka)
Yerusalem Baru/Sorga (baka)
Neraka (baka)
Yerusalem Baru/Sorga (baka)
Neraka (baka)
Adapun yang alkitabiah bahwa saat sekarang ini baik sorga maupun neraka
kedua-duanya sama-sama belum ada penghuninya.
Penyebabnya
yaitu karena
masa yang Seribu Tahun itu saja masih belum tiba, dan masa penghakiman pun juga
masih belum tiba, makanya tidak mungkin orang-orang berdosa yang sudah mati
tadi langsung dimasukkan ke neraka tanpa melalui proses penghakiman dan
pengadilan terlebih dahulu (Why 20:11-13).
Sedangkan masa penghakiman baru ada setelah berakhirnya masa yang
seribu tahun tersebut dan juga setelah lenyapnya bumi dan langit yang fana ini,
perhatikan ayatnya di dalam Why 21:11-15 berbunyi sbb:
“Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di
atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi
tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan
takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu
kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka,
berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut
menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut
menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi
masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu
dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.”
Amin, Amin, Amin.
Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
boleh tanya , jika orang berdosa dan orang benar sama2x berada di Firdaus , dan belum di siksa , mengapa pada cerita orang kaya dan Lazarus , orang kaya tersebut di siksa
BalasHapusLukas 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, k kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
bukankah itu berarti orang kaya sudah mendapat siksa di alam Hades