Ada hal-hal
ajaib yang Tuhan singkapkan. Tuhan membangun kita untuk membalikkan keadaan.
Sejak dibangunnya pasukan, telah banyak orang berkata: "Luar biasa,
keadaan mulai berbalik!" Seharusnya kita semua, pada akhirnya akan
berkata: "Sungguh, Tuhan telah membalikkan keadaan!" Saya berhara -
keadaan a semua akan berbalik ke arah yang Tuhan kehendaki dan semua janji
Tuhan tergenapi di dalam kehidupan kita.
Pengertian di dalam bab ini
di mulai sewaktu saya diminta mendoakan
suatu kompleks perumahan. Seorang Saudara kita diberi tanggung jawab
untuk mengelolanya. Pada awalnya, ketika kami berjumpa, tidak ada
sesuatu g spesial, kami hanya mengobrol panjang lebar tentang banyak
hal, kemudian pagi itu kami berdoa. Pada waktu kami duduk berdoa, tiba-tiba ada
pernyataan Tuhan yang aneh sekali. Sebetulnya bukan sesuatu yang sama sekali
baru, tetapi pernyataan Tuhan itu begitu jelas, dan saya berkata: "Wow,
kalau ini 'ditangkap' oleh orang percaya, akan luar biasa!"
Tuhan berkata: "Awal
proyek ini sebenarnya karena Aku menjanjikan kepada anak-Ku yang Aku
perintahkan untuk mengelola tanah ini, bahwa Aku akan memberkati dia dan dia
akan menjadi berkat. Bukankah sebenarnya tanahiniseperti sebuah 'tanah perjanjian'? Beritahu dia supaya
mengambil waktu menjalani tanah yang sudah Kuberikanini,baik berjalan kaki atau mengendarai kendaraan, sambil
mengatakan kepada tanah ini supaya memberikan hasil yang luar biasa. Supaya is
berkata kepada tanah ini: 'Kamu harus menghasilkan! Kamu menghasilkan berlipat
kali ganda! Hargamu naik! Kamu jadi tanah mahal! Kamu mendapatkan
pembeli-pembeli terbaik!' Ucapkan semua janji-Ku!"
Lalu saya berkata begini:
"Nanti aku dikira sesat, Tuhan? Berdoa koqkepada tanah?"
Tetapi Tuhan berkata begini: "Aku tidak minta kamu berdoa kepada tanah,
tetapi kamu perintahkan tanah itu menghasilkan!" Saya hanya sampaikan
sekian saja kepadanya, tetapi kemudian muncullah di hati saya sekian banyak
ayat, dan Tuhan berkata: "Ingat, Aku pernah berbicara ini ... dan
berbicara itu ...." Dan tiba-tiba semuanya terhubung satu sama lain dan
saya melihat kebenaran ini dan Tuhan berkata: "Ajarkan kepada
anak-anak-Ku!" Marilah kita cermati pengajaran mengenai Kuasa Daya Cipta.
Di dalam suatu takaran tertentu
Tuhan memberikan Kuasa Daya Cipta kepada anak-anak-Nya. Ini sama sekali tidak
berarti kita sama dengan Tuhan. Dialah Pencipta, dan kita hanya ciptaan. Tetapi
kita diciptakan pada mulanya serupa dan segambar dengan Dia. Dalam keserupaan
dan kesegambaran dengan Tuhan inilah, dengan suatu kadar tertentu yang sangat
kecil dibandingkan Tuhan, la memberikan kemampuan, kuasa, otoritas daya cipta
yang ajaib. Baiklah kita semua memahami secara utuh wewenangkuasa daya cipta
yang Tuhan berikan dan mempraktekkannya dalam kehidupan kita.
Rohlah yang memberi hidup,
daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu
adalah roh dan hidup.
Yohanes
6:63
Pada kalimat pertama, kata
'hidup' adalah terjemahan kata Yunani yang berarti 'vitalitas.' Ada perbedaan
antara hidup dan vitalitas. Ada orang yang sekedar hidup tetapi ada orang yang
hidup dengan penuh vitalitas. Di rumah sakit, orang yang dalam keadaan' koma,
baik kita maupun dokter akan menyebutnya masih hidup. Keluarganya juga berkata
bahwa dia masih hidup dan tidak ada yang meratapinva seakan-akan dia sudah
mati. Si sakit sendiri hanya sekedar hidup tetapi tidak memiliki vitalitas.
Sedangkan ada orang-orang lain yang hidup dengan vitalitas yang kuat. Tuhan
ingin kehidupan setiap orang percaya penuh dengan vitalitas. Dari mana
vitalitas itu didapatkan?
Di dalam kalimat kedua, kata
'perkataan-perkataan' itu bukan logos melainkan rhema, yakni the
spoken word, atau: firman yang Tuhan ucapkan bagi kita, firman yang khusus
disampaikan bagi kita. Oleh sebab itu setiap kali kita membaca Alkitab atau
kita mendengarkan khotbah, kita harus berdoa: "Beri aku rhema, Tuhan."
Sebab' kalau kita hanya menerima pengetahuan akan membuat kita menjadi sombong
rohani padahal tidak mengerti kehendak Tuhan. Tetapi jikalau firman itu
berbentuk rhema, iaakan
mengubahhidup kita.
Tuhan Yesus mengatakan:
"Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan
kehidupan." Kata 'kehidupan' yang kedua di ayat ini adalah dari kata
Yunanizoeyang artinya 'kehidupan
ilahi,' kehidupan yang dari Tuhan, bahkan kehidupan Tuhan sendiri. Jadi,
di d-alam rhemaada Roh Tuhan yang bekerja dan di dalamnya ada kehidupan
Tuhan yang dimasukkan ke dalam kehidupan kita. Jikalau kehidupan Tuhan
dimasukkan ke dalam kehidupan kita maka lahirlah sebuah vitalitas di dalam
kehidupan kita.
Kita harus mengerti bagaimana
cara kerja Tuhan. Bedanya Musa dengan orang Israel adalah bahwa Tuhan ".Telah
memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang
Israel" (Mazmur 103:7). Musa diberitahu Tuhan bagaimana caranya melakukan
sesuatu dan seperti apa mekanisme kerjanya, tetapi orang Israel hanya melihat
produk jadinya. Dan kedua hal itu berbeda sekali. Gambarannya seperti orang
yang masuk ke rumah makan. Orang yang tidak pandai memasak dan tidak peduli
soal masakan, akan berkata: "Pokoknya saya ingin masakan yang enak, saya suka
masakannya, saya datang, sangat nikmati." Tetapi apabila orang ini seorang
pengusaha dan mempunyai seorang yang jago masak, dia akan mencoba menjumpai
juru masak di tempat itu dan mencoba menanyakan resep masakannya, bagaimana
cara memasaknya sehingga menghasilkan masakan seperti itu. Kalau seseorang
hanya puas dengan hasilnya, orang itu menjadi konsumen, tetapi kalau is
mengerti cara membuatnya, ia menjadi produsen, itulah perbedaannya.
Jadi, kalau kita mengerti
mekanisme kerja Tuhan, suatu hari kelak kita akan bergerak jauh lebih mudah,
oleh karena kita sudah mengerti bagaimana cara kerja-Nya, hukum-hukum-Nya dan
isi hati-Nya. Itulah yang membuat kita mengalir bersama Tuhan dengan jauh lebih
ringan. Kata Tuhan: "Rohlah yang memberikan kepadamu vitalitas, dan rhemayang
Kukatakan kepadamu itulah Roh dan kehidupan ilahi." Dengan perkataan lain,setiap kali kita
mendapatkan rhemadari Tuhan, setiap kali ada the spokenword-perkataan yang diucapkan Tuhan langsung
bagi kita-, di dalamnya ada zoe-nya-kehidupan ilahinya-, yang menghasilkan
vitalitas yang luar biasa itu. Dengan pemahaman ini, kita dapat memahami
pernyataan Alkitab ini:
Karena iman kita mengerti
bahwa alam semesta telah dijadikan oleh
firman Allah, sehingga apa yang kelihatan telah jadi dari apa yang tidak
kelihatan. Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan1 oleh
firman Allah, sehingga apa yang kelihatan
telah jadi dari apa rang tidak kelihatan.
Ibrani 11:33
Kata 'mengerti' di sini
berkenaan dengan kecerdasan rohani. Orang Kristen yang tidak cerdas rohnva,
pengertiaannya akan dangkal sekali. Tetapi jikalau kita memiliki pengertian
rohani, kita akan mengerti banyak hal. Kata 'firman' di sini juga adalah rhema-the
spoken wordperkataan firman yang diucapkan. Apa yang berujud sekarangini telah jadi dari apa yang
tidak kita lihat. Alkitab tidak mengatakan, "terjadi dari yang tidak
ada," melainkan "terjadi dari yang tidak kita lihat." Tidak
terlihat bukan berarti tidak ada. Kita tidak dapat melihat udara, tetapi tidak
berarti bahwa udara tidak ada. Ketika angin berhembus, kita tidak dapat
melihatnya, tetapi kita semua tahu bahwa angin itu ada. Dengan mata telanjang
kita tidak dapat melihat bakteri atau kuman lainnya, tetapi tidak berarti
mereka tidak ada. Demikian pula, di dalam Tuhan ada begitu banyak hat yang
tidak dapat kita lihat dan tidak dapat kita raba, tetapi bukan berarti tidak
ada. Yang tidak dapat kita lihat adalah adanya begitu banyak berkat di sekitar
kita yang tersedia bagi kita. Ada begitu banyak anugerah, kemurahan, berkat,
kesehatan, keberhasilan, kecerdasan dan semua kekayaan surgawi tersedia bagi
kita, tetapi kita tidak dapat melihatnya. Dan Alkitab berkata bahwa rhema-firman
yang diucapkanmembuat kita sanggup menjadikan apa yang tidak kelihatan
menjadi kelihatan dan dapat kita sentuh.
Jadi, firman yang diucapkan
itulah yang membuat apa Yang tidak kelihatan tetapi ada, terjadi! Sadarkah
kita, berapa banyak yang ada tetapi tidak terlihat? Sekian tahun sebelum
berdirinya, lahan Holy Stadium (gedung gereja JKI Injil Kerajaan,
Semarang) sudah ditawarkan dan saya sempat melihatnya masih berupa rawa-rawa.
Saya masih melihat bambu-bambu yang begitu banyak, dan sekeliling tanah itu
diberi jaring. Tadinya lahan itu direncanakan untuk mini golf course. Saya
melihat ke arah gedung Holy Stadium ini, tetapi tidak kelihatan gedung.
Yang kelihatan hanya, "Tidak punyauang, tidak punya uang, tidak punya
uang," itu saja. Karena begitu saya tanyakan harganya, semangat saga
langsung kempes. Saya belum bisa melihatnya. Padahal jikalau hari itu
saya dapat melihat, saya akan melihat gedung Holy Stadium, ini.
Sebenarnya gedung ini sudah ada, tetapi pada waktu itu saya belum bisa
melihatnya. Sampai firman yang diucapkan itu keluar! Secara manusiawi memang
perlu pengerjaan. Tetapi sebagaimana yang kita lihat hari ini, gedung ini sudah
selesai. Sampai sekarang di lantai ini tidak pernah ada bola golf dipukul, yang
ada adalah tempat beribadah. Tetapi di hari itu, gedung ini tidak kelihatan.
Ada berapa banyak yang
sesungguhnya sudah tersedia, hanya saja kita tidak melihatnya? Dan dari yang
tidak terlihat itu, oleh karena rhema, akan menjadi kelihatan! Bagi yang
sedang berdoa mencari seorang istri, sebenarnya calon istri sudah ada, tetapi
Saudara belum melihatnya atau Saudara melihat ke jurusan yang salah. Yang
hutangnya belum terbayar, uang untuk melunasi hutang sebenarnya sudah ada,
bahkan lebih dari cukup. Sudah ada! "Dimana , Pak?';, Kita belum
melihatnya jika kita bertanya: "Di mana, Pak?" Jika kita sudah
melihatnya, kita tidak akan bertanya demikian.
Permasalahannya, dengan apa
kita menjadikan yang tidak kelihatan ini menjadi kelihatan, yang tidak
kelihatan menjadi kenyataan? Dengan firman yang diperkatakan! Firman yang diperkatakan
adalah roh dan di dalamnya ada zoe-'kehidupan yang ilahi.' Mari kita melihat
contoh bentuk konkritnya:
Pada suatu kali, ketika tidak
ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun, dan
bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: "Sekiranya kami mati binasa
pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN! Mengapa kamu
membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di
situ? Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke
tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tan pa potion ara, anggur dan
delima, bahkan air minum purr tidak ada?" Maka pergilah Musa dan Harun
dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah
kemuliaan TUHAN kepada mereka. TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah
tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul;
katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya;
demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi
minum umat itu serta ternaknya"
Bilangan 20:2-8
Sebenarnya yang membuat
Tuhan letih dengan orang Israel itu adalah mereka sudah ditunjukkan kehebatan
Tuhan tetapi hati mereka tidak mau berpaut kepada Tuhan. Kalau sesuatu terjadi,
yang disalahkan pemimpin. Pada waktu mereka diperbudak di Mesir, mereka
berteriak-teriak kepada Tuhan. Mereka ditolong, mereka diajak keluar, tetap
lama saja seperti itu. Tuhan sampai letih dengan segala sikap dan gerutuan
mereka. Kalau mereka hidup di abad ini, Tuhan berkata: "Capek
deh." Lagi katanya: "Barangsiapa telahsepuluh kali mencobai Aku
tidak usah melihat Kanaan." Maka bangsa itu dibuat berputar-putar di
padang gurus, sebetulnya untuk menghabiskan umur mereka. Kalau kita perhatikan,
Tuhan itu letih sekali jika kita ini jagoan ago me!, apa pun diomeli,
apa pun dikomentari, semua ditanggapi negatif. Jangan sampai kita membuat
Tuhan letih. Kita dapat meletihkan Tuhan dengan perkataan dan gerutuan. Dan
apakah kita dapat menghasilkan mujizat dengan mengomel? Tidak ada
mujizatnya, malahan hati kita jadinya tidak pernah menikmati sukacita.
Mereka mengutuki diri
sendiri, kata mereka: "Sekiranya kami mati binasa pada waktu
saudara-saudara kami coati binasa di hadapan TUHAN!" Mengherankan, ada
orang yanghobinyamengutuki diri sendiri. Ini gawat, akibatnya semua yang
berkata begini, betul-betul mati di padang gurun, tidak ada satu pun yang masuk
ke Tanah Kanaan. Dan mereka juga menyalahkan Musa: "Mengapa kamu
membawa jemaah TUHAN ke padang gurun
ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ?" Aneh, mereka
menyalahkan Musa! Bukankah TUHAN yang memimpin mereka melalui tiang aware dan
tiang api yang mereka lihat. Sebetulnya mereka ini man menyalahkan TUHAN,
tetapi sungkan dan tidakberani. Musa yang dihajar: "Mengapa kamu
memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur darn
delima, bahkan air minum pun tidak
ada?" Mereka bersungut-sungut, danperkataan mereka ngawur (sembarangan),
dan akibatnya mereka betul-betul celaka.
Apabila kita baca lebih
lanjut, Musa tidak dapat memasuki Tanah Kanaan, oleh karena mereka bertengkar
dengan Musa. Bertengkar itu berarti Musa ikut berbicara, lain dengan apabila
misalkan tertulis: "Mereka memaki-maki Musa," berarti Musanya diam.
Tetapi karena tertulis: "Bertengkarlah ...," berarti kedua belah
pihak terlibat, ada reaksi timbal balik. Emosi Musa terpancing. Orang yang disebut
sebagai orang yang paling lembut hati di muka bumi (Bilangan 12:3) pun terkena.
Perkara yang mereka katakan memahitkan hati Musa. Akibat pahit hati, Musa tidak
masuk ke Tanah Kanaan. Kesalahan Musa adalah meladeni mereka. Oleh sebab itu,
jika ada orang 'mengamuk,' bangkit emosi dengan kita, jangan terpancing, kita
sendiri yang akan rugi. Janganlah kita membiarkan diri menjadi pahit hati.
Jangan meresponi perkataan yang memprovokasi kita untuk marah.
Maka pergilah Musa dan Harun
dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah
kemuliaan TUHAN kepada mereka. TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah
tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul;
katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya;
demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi
minum umat itu serta ternaknya"
Bilangan 20:6-8
Perhatikanlah bahwa ayat
delapan merupakan perintah Tuhan. Tuhan menyuruh Musa dan Harun"mengatakan
kepada bukit batu itu supaya diberi airnya." Mereka diperintahkan untuk mengatakan kepada
bukit batu, bukan kepada manusia atau
makhluk hidup lain dan juga bukan
berdoa kepada bukit batu, melainkan berkata-kata. Kata 'airnya' menunjuk
kepada air yang ada di dalam bukit batu itu. Frasa . 'demikianlah engkau
mengeluarkan air' menunjukkan bahwa bukan Tuhan yang mengelurkan air dari bukit
bate, tetapi mereka yang mengeluarkan
air dari bukit batu.
Tuhan itu rendah hatinya
luar biasa, padahal semua itu dari Dia, tetapi Tuhan mau mengajarkan prinsip
ini kepada Musa. Sayangnya, Musa tidak taat, mempertunjukkan emosi yang berasal
dari kepahitan hatinya. Dia menghajar bukit batu sampai dua kali. Memang keluar
airnya, tetapi itu membuat Musa tidak masuk Tanah Kanaan. Tetapi inilah prinsip
yang hendak kita teliti. Air itu sebenarnya sudah ada. Di dalam bukit batu itu
ada air, tetapi tidak terlihat. Tuhan mengajar Musa: "Berbicaralah!
Katakan kepada bukit bate itu, supaya diberi airnya. Maka engkau akan
mengeluarkan air dari bukit batu itu." Yang tidak terlihat, belum tentu
tidak ada. "Di mana, Pak?" Memang tidak terlihat dan belum* terlihat.
Kita harus membuatnya, dalam kehendak Tuhan, ,menjadi kenyataan. Caranya
bagaimana? Pakailah cara Tuhan: "the spoken word"-rhema! Itulah
sebabnya Musa diperintahkan berbicara kepada
bukit batu.
Orang dunia saja menggunakan
prinsip ini. Cobalah pergi ke pasar pagi-pagi sekali membeli sayuran atau buah-buahan
atau apa saja. Jika kita adalah pelanggan pertama, pada waktu uang kita
diterima penjual, ia akan berbicara seperti ini: "Laris, laris,
laris," Sebenarnya intinya bukan uangyang ditempelkan itu, melainkan kata-katanya. Penjual itu tidak akan berkata " Tidak laku, tidak laku " Tidak.
Bukan soal lembaran uangnya. Saya tidak
mengajarkanuntuk (menampari) suami dengan uang danberkata : Punya uang ! Punya
uang!" Jangan! Tetapi prinsipnya ,
yang juga ditiru orang dunia, kita
harus mengatakan sesuatu.
Sebuah tabloid menceritakan
seorang pemain sinetron yang mempunyai sebidang tanah kecil. Membelinya pun
dengan susah payah, bahkan hampir tidak terbeli. Di sebelah rumahnya, ada
sebidang tanah yang luas, yang tidak diketahuinya pemiliknya. Tetapi tiap-tiap
kali dia memanjat pohon di tanahnva, sambil melihat ke seberang, ke tanah di
sebelahnya, sambil berbicara: "Wah tanah, kamu koqnggadiurus ya?!
Kasihan, ikut aku aja, tanah. Dari pada tidak diurus yang punya."
Sekian waktu kemudian tanah luas itu menjadi miliknya!
Janganlah ada
orang Kristen yang memalukan, yang perkataannya jelek: "Ya Tuhan,
katanya aku anak-Mu. Hidupkunelongso(menderita). Punya tanah ukuran
kecil. Yang di sebelah sekian hektar, bukan milikku. Memang nasibku
begini." Jika kita bisa mengerti rahasia ini. Tuhan memerintahkan Musa:
"Katakan kepada bukit batu itu, supaya
diberi airnya. Kamu akan keluarkan air dari bukit brats Au_" Ini luar biasa!
Sebenarnya, itulah otoritas daya cipta dalam suatu level tertentu yang Tuhan
berikan bagi kita. Barang siapa
menginginkan apa yang Tuhan sediakan dan belum kelihatan, haruslah mempraktekkan berkata-kata.Tidak hanya
di gereja, tetapi di rumah dan di mana pun dan dalam hal apa pun. Jika masuk ke
toko berkatalah: "Laris! Dagangan habis semua! Dagangan keluar semua!
Ganti yang baru! Aku sudah bosan sama kamu! Laris! Semua pergi! Sudah dua bulan
tidak laku-laku, keluarlah dalam Nama Yesus! Uang masuk, kamu keluar!"
Harus tepat berbicaranya,jangan
hanya berkata: "Keluar! Keluar! Keluar!" Yang datang perampok,
malahan repot! Jangan sampai keliru. Katakan: "Kamu keluar, uang
masuk!" …
Catatan :
Disalin dari
buku
MEMBANGUN
PASUKAN - KUASA MEMBALIKAN KEADAAN oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo,
Untuk materi
diskusi di BBM Kristen Yahudi, pin 27FC1D2D sms 08975583598
Tidak ada komentar:
Posting Komentar