Seberapa jauh roh-roh itu mempengaruhi perilaku
manusia?
Ketahuilah
bahwa pada hari-hari terakhir akan
datang masa yang sukar.Manusia
akan mencintai
dirinya sendiri
dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan
menjadi pemfitnah, mereka akan heroa1ak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
tidak tahu mengasihi tidak man berdamai,
suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang
baik, suka mengkhianati, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti
hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
2 Timotius
3:1-5
Ciri yang pertama dari masa
sukar adalah orang mencintai dirinya sendiri. Kalau kita mendengar tentang
orang yang mencintai dirinya sendiri, kita akan berkata: "Yah, itu
memang wataknya begitu, yah, itu memang manusianya begitu, yah itu
memang kedagingannva begitu." Betul juga. Tetapi kita akan melihat lebih
lanjut, betulkah ini semata-mata karena watak dan kedagingan manusia? Di bagian
selanjutnya dari ayat dua dikatakan bahwa manusia akan menjadi hamba uang. Ada
orang-orang mata duitan, dan orang-orang berkata: "Yah, dia
memang mata duitan, kalau lihat duit suka banget, jadi ijo, melotot
matanya, karena memang mata duitan. Memang
itu manusia jenis mata duitanbegitu." Banyak orang beranggapan,
itulah sifat, watak, perangai manusia.
Ayat tiga dikatakan, "Mereka
akan membual dan menyombongkan diri." "Wah, ini apalagi, Pak. Ini
dasar orang sombong, suka membual, suka ngomong begini-begitu."
Kelihatannya seperti itu. Sampai ke ayat lima tercantum ciri-ciri manusia pada
masa yang sukar. Alkitab mengatakan bahwa pada akhir zaman, akan datang masa
yang sukar. Kata bahasa Yunani yang digunakan di dalam Alkitab dan
diterjemahkan sukar ini adalah kata khalepos. Dan kata itu di dalam seluruh
Perjanjian Baru hanya dipakai dua kali. Yang pertama dalam 2 Timotius3:1, dan
bentuk daripada masa yang sukar itu adalah bagaimana perangai/perilaku manusia,
tindakan, cara berpikir, dan hati manusia bisa begitujahat dan begitu buruk.
Pertanyaannya adalah: mengapa mereka sampai menjadi begitu buruk? Benarkah
murni oleh karena manusianya?
Kita lihat ayat lainnya yang
mencantumkan kata itu juga:
Setibanya di seberang, yaitu
di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan
menemui Yesus. Mereka sangatberbahaya,sehingga tidak seorangpun gang
berani melalui jalan itu.
Matins 8:28
Kata berbahaya
berasal dari kata khaleposyang sama. Kedua orang itu menjadi sang at
berbahaya, oleh karena kerasukan setan, oleh karena pekerjaan setae. Derikian
juga halnya dengan kondisi yang digelar dalam 2 Timotius 3:1, perilaku manusia
bisa seperti itu karena pengaruh setan. Jadi, apapun yang di alam roh,
pengaruhnya sampai kepada perilaku manusianya. Dan hal ini sangat umum terjadi.
Misalkan, kita baru berjumpa dengan seseorang, begitu orangnya menyebutkan dari
suku tertentu, langsung asosiasinya: "tukang nips," "tidak
jujur," atau yang lainnva. Mengapa mendapatkan "cap" seperti
itu? Karena banvak yang begitu. Apakah karena watak mereka,seperti itu? Tidak
juga. Sebetulnya apa? Spirit di atasnya. Demikian juga dengan orang
Semarang. "Kamu orang mana?"
"Semarang." "Heheh, reedit (kikir) tmh?" Dulu
terkenal sekali, kikirnva luar biasa. "Semarang? Jangan kawin sama orang
Semarang..,medit!" Kalau ngajakmakan bareng-bareng, menjelang bayar, mesti ke toilet,
...nggakeluar-keluar ...alasannyaperutnva sakitterus. Setelah dibayar
...loh, sudah selesai ya, sudah selesai?" Sepuluh kali makan begitu terus
gayanya. "Jangan kawin sama orang Semarang...medit!" Ini bisa menjadi
suatu "cap."
Hal ini terjadi karena spirit
di atasnya. Kalau tidak bisa dipecahkan, maka tidak bisa mengubah perilaku
dari manusianya.
Bisakah hal itu
ditanggulangi? Bisa! Itulah sebabnya kita berkumpul melakukan peperangan
rohani, khususnya yang di Semarang selama tiga hari berturut-turut dan kemudian
selama tiga bulan berdoa membalikkan keadaan sekaligus mengawal mandat dan
berkat yang Tuhan berikan dan janjikan supaya tiga bulan ke depan menjadi
kenyataan dalam kehidupan kita, karena kita bisa mengadakan perubahan dan
perbedaan! Di tengah-tengah keadaan orang Semarang yang terkenal kikir. Ada
survey yang meneliti mengapa mall tidak bisa hidup di Semarang, dan
menemukan dua kemungkinan:
1. Orang Semarang miskin,
tidak mempunyai apa-apa.
2. Kikirnya luar biasa,
segala sesuatunya diperhitungkan.
Kesimpulan dari survey ini:
Mereka bukan orang miskin, tetapi orang kikir. "Oh, kita nggakoq, Pak,
kita irit." Ya, irit yang kebangetan(keterlaluan) itu adalah kikir
atau medittadi itu. Orang bisa beli mobil mewah ...simpan di garasi.
Lalu beli yang murahan, untuk dipakai setiap hari. Yang mewah hanya untuk
seminggu sekali: ke gereja tok. Lalu pulang, masuk garasi, dilap lagi,
tutup garasi, kletek, digembok. Pasang police line: tidak boleh
mendekat. "Orang itu nggapunya apa-apa, naiknya mobil
begituan!" Coba, buka garasinya! Itusebabnya banyak orang berkata:
"Mau beli mobil mewahsecond hand? Cari mobil orang Semarang: jarang
dipake!" Mengapa? Medititu tadi sebetulnya. Itulah
orang-orang yang hanya memiliki karunia memiliki bukan karunia menikmati.
Apakah menurut Saudara hal
itu tidak harus dipecahkan? Harus! Tidak mungkin kami membangun gedung Holy
Stadium kalau alam rohnva tidak dikendalikan dan jemaat menjadi orang yang
kikir terus. Itu tidak mungkin! Banyak orang yang datang beribadah di Holy
Stadium dan berkata: "Kenapa ya, di JKI nggabisa beri
persembahan sedikit?" Oh, tidak boleh, haram hukumnya, karena rohnva sudah
ditinggal di luar. Banyak yang berkata: "Dulu saya ke tempat lain, nggabayar
persepuluhan, koqkelihatannya masuk Surga juga. Kenapa di sini,
kalau ngga ngasih persepuluhan koqkelihatannya seperti man
dibuang ke neraka?" iya, saya pastikan itu! Itu karena rob yang membutakan
orang-orang ini tinggal di luar, tidak berani masuk. Mengapa demikian? Ada
ceritanya yang riil banget.
Menjelang akhir 1990-an, saya baru selesai mengikuti KKR Benny Hinn di
North Carolina, di kota Charlotte. Menjelang pulang, saya mampir di L.A. dua
hari. Malam terakhir saya tidur lebih awal, karena besoknya saga harus terbang
sendirian kembali ke Indonesia. Yang aneh, selama di North Carolina, Benny Hinn
dalam seminarnya berkhotbah tentang Elia dan Elisa. Itu kali ketiga atau keempat
saga mendengar Beliau mengkhotbahkan yang sama. Tetapi pada waktu itu Beliau
berkata begini: "Pada waktu Anda sampai di Yerikho, Anda akan mengalami perjumpaan
face to facewith the devil (berhadapan muka dengan muka,dengan si
iblis)." Entah bagaimana, perkataan itu masuk di hati saya, tetapi tidak
menjadi hal yang membebani pikiran.
Ketika saya pulang dan tidur
di L.A., saya bermimpi. Dalam mimpi itu, di tangan saya ada sebuah gelas berisi
air minum, saya sedang minum, tiba-tiba saya merasa ada orang di belakang saya,
dan saya menoleh. Orang itu antik sekali, mukanya berbentuk persegi,
dingin sekali, tetapi is memakai kebaya dan bersanggul di bagian belakang
kepala, matanya hijau tua tidak ada bagian putihnya sama sekali. Mukanya beku
seperti mayat, tidak ada senyumnya sama sekali, tidak ada "syalom"-nya,
tidak ada apa-apanya, dingin saja, memandangi saya. Terus terang, saya
terkejut. Dan saya tidak ingin bertemu lagi makhluk seperti ini. Banyak teman
pendoa yang peka melihat setan, saya berkata: "Itu berkat Saudara, saya
tidak mau." Tetapi kita perlu mereka, kalau tidak kita dibodohi setan
terus. Saya terkejut sekali pada waktu itu, tidak dapat menghardik lagi karena
begitu terkejut. Tetapi yang ajaib, ketika saya tunjuk, dia mundur. Ketika
melihat dia mundur, saya bertambah berani, saya tunjuk lagi, saya dekati lagi,
dia mundur lagi, dan melewati tembok begitu saja. Dan begitu dia sudah melewati
tembok, saya hardik. Dan baru saja saya berkata: "Dalam..." dia lari.
Saya terbangun. Hadirat
kejahatannyamasih kental sekali. Saya berdoa sebentar, lalu tidur lagi. Besok
paginya saya berjumpa Pdt. Adi Sutanto (Ketua Sinode JKI), pemilik rumah tempat
saya menginap, dan saya bertanya: "Pak Adi pernah lihat setan?" Beliau berkata:
"Saya sudah puluhantahun melayani Tuhan, belum pernah melihat satu
pun." Lalu saya ceritakan apa yang terjadi. Tadinya Beliau berpikir
mungkin anaknya membawa barang-barang tertentu yang diberikan temannya, yang
mungkin bisa membawa kuasa gelap itu masuk.
Tetapi saya berkata:
"Tidak, ini tidak ada kaitannya dengan Pak Adi, spirit ini
kaitannva langsung dengan hidup saya." Sebab dia memakai konde (sanggul),
dan di Amerika tidak ada orang memakai konde, kecuali orang-orang di
kedutaan Indonesia di perayaan 17 Agustus, tetapi yang lain di jalan-jalan
tidak ada yang memakai konde, karnaval pun tidak memakai konde. Pakai
topeng Indian atau topi koboi mungkin, tetapi konde tidak pernah dipakai
di sana. Saya berkata: "Definitely (pasti) ini urusan dengan saya
secara alam roh. Dan saya tahu saya menang tadi malam. Saya ingin lihat seperti
apa jadinya."
Sesungguhnya breakthrough
(terobosan) yang besar, yang kami nikmati sampai hari ini, adalah masalah
keuangan. Itulah yang membuat semuanya berubah, don yang membuat Tuhan bisa
memerintahkan kami melakukan banyak hal tanpa "teriak-teriak" minta
orang lain menolong.
Saya baru
berjumpa seorang anak Tuhan dari gereja lain, yang bertanya demikian:
"Pak, Bapak terima bantuan berapa tiap bulan dari luar negeri, untuk
mengerjakan apa yang Bapak punya?" Saya menjawab: "Saya berharap saya
punya banyak, tetapi sayang tidak satu dolar pun saya terima dari liar.
Sebagian besar adalah korban dari jemaat sendiri." Hal itu membuat dia
terkejut sekali: "Koqbisa seperti ini?"Mengapa jemaat bisa
begitu ingin memberkati, memberikepada Tuhan, ketika jemaat kebaktian? Sebab
roh kikir tidak ikut masuk
ke dalam. Kalau setelah
keluar meditlagi, itu urusan jemaat sendiri. Saya harap tidak pernah roh
itu dibawa ke mana-mana, karena Alkitab berkata: "Lebih berbahagia memberi
daripada menerima" (KPR 20:35). Jika sepulang kebaktian, roh meditminta
ikut lagi, jangan lagi kita ajak, tinggalkan saja, biarkan dia pulang ke
neraka, kita tidak ada urusan lagi dengan roh itu. Enak sekali hidup kita,
apabila secara keuangan kita tidak dikendalikan oleh roh seperti itu. Orang
yang medit-nya luar biasa itu gawat, semua dihitung: "Es teh
manis piroregone(berapa harganya)?" "500, Pak" "Mbok
400 was (400 sajalah)..." Semua diperhitungkan secara demikian.
"Minum di Just Coffee ...?" "Ora usah! Ngudekdewe! (Tidak
usah, aduk kopi sendiri!) Lha 'kan larang, aku tuku kopi 'tak deplokidewe
'raopo-opo. ('Kan mahal, saga beli kopi, saya tumbuk sendiri tidak
apa-apa.)" Malahan ada yang berkata: "Kalau mau lebih irit, satu biji
kopi dikletaki(digigiti) aja, mbebanyu putih, rosonepodho... (dengan
air putih, rasanya sama saja.)" Saya hanya bisa mengeluh: "Tuhan
Yesus, Tuhan Yesus ..." Ini sudah keterlaluan.
Kalau saja kita dapat
merdeka dari roh semacam ini. Tuhan itu memberkati kita, kalau Tuhan mau
memberkati, la sungguh memberkati. Saya tidak mengajar kita untuk
bermewah-mewah, tetapi kalau kita sampai diikat oleh roh semacam itu, berat
bagi kita. Akibatnya segala sesuatu dihitung, jadi selalu berselisih karena
perhitungan uang. Gara-gara selisih uang dua ribu rupiah bisa seminggu saling
mendiamkan. Tengkingisaja, urapi dengan minyak seliter,dia akan sembuh
dari penyakitnya. "Minyak apa, Pak?" "Minyak klentik(minyak
goreng buatan sendiri)!"
Semua harus diselesaikan
lebih dulu secara alam roh. Maka kemudian di bawah, di alam duniawi, perubahan
akan nyata sekali bedanya. Saya berdoa supaya Tuhan ajarkan hal ini. Pada
masa-masa terakhir, ketika datang masa yang sukar, perilaku manusia mengerikan.
Ternyata bukan murni karena manusia sejahat itu, melainkan ada pengaruh kuasa
gelap yang sangat demonic (sangat dipengaruhi setan-setan). Dan pengaruh
itu hares ditanggul4ngi dan harus diselesaikan, baru semuanva akan kembali-
normal dalam anugerah Tuhan.
Catatan :
Disalin dari
buku
MEMBANGUN
PASUKAN - KUASA MEMBALIKAN KEADAAN oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo,
Untuk materi
diskusi di BBM Kristen Yahudi, pin 27FC1D2D sms 08975583598
Tidak ada komentar:
Posting Komentar