oleh Pengamat Rohani
Seluruh dunia sudah tahu kalau ajaran mengenai baptisan air tersebut sumbernya hanya satu orang saja yaitu Yohanes Pembaptis. Dan itulah sebabnya sehingga Yohanespun berubah namanya menjadi Yohanes Pembaptis.
Tapi meskipun sumbernya hanya satu orang saja namun yang anehnya kini tatacara melakukan baptisan air tersebut sudah berbeda-beda. Kalau begitu maka berarti pasti ada yang palsu diantara yang berbeda-beda tersebut.
Yohanes Pembaptis melakukan kesemuanya itu bukan atas keinginan dari diri pribadinya, melainkan atas perintah dari Yesus sendiri (Yoh 1:33). Oleh karena itu maka jangan berani main-main dengan yang diperintahkan oleh Yesus tersebut.
Yohanes Pembaptis memperkenalkan ajaran mengenai baptisan air tersebut bukan hanya secara teori saja, melainkan langsung ia praktekkan di sungai Yordan, caranya yakni dicelup/diselam didalam air.
Namun tatacara baptisan air yang diperintahkan oleh Yesus melalui Yohanes Pembaptis tersebut kini sudah diserongkan, diubah, diganti, ditolak, dihujat, dll, antara lain diubah menjadi dikucur air ke kepala tiga kali oleh penulis kitab Didache.
Dengan demikian maka asal usul baptisan percik/ kucur air ke kepala tiga kali tersebut bukan dari firman Tuhan, melainkan diambil dari Kitab Didache.
Kalau mau lihat kitab Didache klik disini: http://id.wikipedia.org/wiki/Didache
Penulis kitab Didache tidak menyadari kalau ternyata tulisannya didalam kitab Didache tersebut termasuk salah satu dari kesekian banyak kitab yang dibuat secara khusus untuk menyerongkan tatacara baptisan air selam/celup (baptisan Yohanes) yang bertujuan untuk menggenapi perkataan Yesus didalam Mat 11:12 “Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.”
Ajaran mengenai bertobat dan berbaptis dengan air tersebut adalah bagian dari Injil Kerajaan Allah yang kini telah diserongkan oleh para pemeluk agama Kristen sendiri.
Perkataan Yesus didalam Mat 11:12 tersebut diucapkan-Nya sekitar tahun 25-30 dan ternyata langsung digenapi oleh kitab Didache sekitar tahun 60-70.
Dimana setelah Yohanes Pembaptis dan Yesus mati maka muncullah kitab Didache yang ditulis sekitar tahun 80-100 masehi, yang ditemukan pada tahun 1873 oleh Philotheos Bryennios, Direktur Sekolah Tinggi Teologia Yunani di Konstantinopel dan dipublikasikan pada tahun 1883, dimana pada pasal 7:1-4 ada dibicarakan mengenai pembaptisan air, dan pasal 7:3 memuat cara baptis dengan cara dikucur air di kepala tiga kali sebagai pengganti cara baptis air selam/celup (baptisan Yohanes) jika jumlah air yang dibutuhkan tidak memadai.
Adapun bunyi lengkap Didache pasal 7:1-4 adalah sbb:
7.1 Berkenaan dengan pembaptisan, baptislah dengan cara seperti ini: setelah apa-apa yang kami katakan terdahulu, baptislah (selam/celup) dengan nama Tuhan Bapa, Anak dan Roh Kudus, dengan air yang mengalir (di sungai).
7.2 Apabila kamu tidak mendapatkan air yang mengalir (sungai), baptislah (selam/celup) dengan air yang lain (yang tidak mengalir yaitu di danau, kolam, telaga, dll). Bila memungkinkan, dengan air dingin, jika tidak, dengan air panas.
7.3 Jika keduanya (sungai, danau, kolam, telaga, dll) tidak kamu dapati, maka kucurkanlah (perciklah) air ke kepala tiga kali dengan menyebut nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.
7.4 Sebelum pembaptisan, orang yang akan membaptis hendaknya berpuasa, juga orang yang akan dibaptis, dan orang-orang lain yang mampu melakukannya, dan saya memerintahkan kepada orang yang akan membaptis, hendaknya dia berpuasa selama satu atau dua hari sebelum pembaptisan.
Nampaknya para penulis kitab Didache sudah tahu dan juga sudah mengakui kalau prosesi pembaptisan air yang benar itu adalah dicelup/diselam didalam air yang mengalir (sungai) dan atau di tempat lain seperti danau, telaga, kolam, dll juga bisa (Didache 7:1-2).
Tetapi yang hebatnya bahwa penulis kitab Didache berani membuat alternative lain, atau tatacara lain yaitu apabila airnya tidak cukup maka boleh DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI (Didache 7:3).
Padahal kalau kita ukur memakai firman Tuhan maka prosesi DIKUCUR AIR TIGA KALI ke kepala anak bayi tersebut tidak dapat disebut sebagai prosesi baptisan air, akan tetapi ia sangat tepat dan sangat alkitabiah bila disebut sebagai prosesi penyerahan anak atau penyerahan bayi saja.
Tetapi apabila DIKUCUR AIR TIGA KALI ke kepala anak bayi tersebut disebut sebagai prosesi baptisan air maka hal itu sudah jauh menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.
Sebab firman Tuhan tidak ada mengajarkan untuk membaptis anak bayi, tetapi firman Tuhan hanya mengajarkan untuk membaptis orang yang sudah bertobat (Mat 3:11), sedangkan anak bayi tidak bisa bertobat, makanya anak bayi hanya diserahkan saja supaya Yesus memberkati mereka, perhatikan ayatnya didalam Mrk 10:13-16.
Adapun mengenai media yang dipakai oleh gereja dalam prosesi penyerahan anak yang juga memakai media air tersebut, hal itu tidak masalah, sebab didalam prosesi penyerahan anak tidak ada diatur secara khusus mengenai apa-apa saja media yang wajib untuk dipakai.
Namun beda halnya dengan baptisan air celup/selam (baptisan Yohanes), medianya sudah jelas yakni air (Mat 3:11a dan Kis 1:5).
Jadi berhubung media yang dipakai dalam prosesi penyerahan anak tidak ada di atur didalam firman Tuhan maka berarti penggunaan media air yakni DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut adalah sah-sah saja, asalkan prosesinya memakai nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Tapi setelah anak-anak bayi tersebut kelak dewasa maka wajib hukumnya baginya untuk BERTOBAT lalu memberi diri dibaptis dengan air celup/selam (baptisan Yohanes) sebagimana Amanat Aagung Yesus dan perintah Roh Kudus didalam Luk 3:3, Mrk 16:16, Kis 2:38.
Sama seperti saya dulu, sewaktu saya bayi, saya diserahkan oleh kedua orangtua saya kepada Yesus, oleh pihak gereja prosesi penyerahan bayi saya mereka lalukan memakai media air yakni dikucur air ke kepala saya tiga kali.
Namun setelah saya dewasa maka saya memutuskan untuk bertobat lalu kemudian memberi diri saya dibaptis dengan air celup/selam di sungai.
Beberapa tahun setelah saya dibaptis celup/selam, ada seorang teman yang mengajak saya untuk mengikuti ibadah menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran di sebuah jemaat Tubuh Kristus (bukan di gereja) sayapun mengajak keluarga saya untuk ikut ibadah di sana.
Dan disitulah untuk yang pertama kalinya selama seumur hidup saya, saya melihat sebuah jemaat yang ada 5 jabatan dan ada 9 karunia Roh Kudus didalamnya, dan para anggota jemaatpun rata-rata sudah penuh dengan Roh Kudus dan sudah dimeterai dengan Roh Kudus.
Ketika kami larut dalam suasana menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran maka jemaat yang rata-rata penuh dengan Roh Kudus tadi ada yang berbahasa roh, ada yang bernubuat, ada yang menafsirkan bahasa roh, ada yang menerima pewahyuan berupa penglihatan dan pendengaran, bahkan seorang dari keluarga saya disembuhkan dari penyakitnya, dll.Tapi semua berjalan dengan tertib dan teratur (tidak kacau), jalannya ibadah kamipun persis seperti liturgi ibadah menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul Paulus didalam 1Kor 1:14:26-33.
Mulai saat itu sampai sekarang kami sekeluarga langsung bergabung didalam jemaat Tubuh Kristus tersebut.
Tapi kami juga masih tetap terdaftar di sebuah gereja. Sebab bergereja itu sangat perlu perhatikan himbauannya dari Petrus kepada kita didalam 1Ptr 2:13 “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia……”
Tujuan kita bergeraja adalah hanya sekedar untuk memperlihatkan diri kita bahwa kita itu adalah warga Negara yang baik dan taat beragama.
Sebab di gereja tidak ada 5 jabatan dan 9 karunia Roh Kudus, maknya untuk mencari kebenaran sejati dan keselamatan masuk sorga tempatnya bukan di gereja, tetapi disebuah wadah yang Yesus namakan Kerajaan Allah atau Tubuh Kristus, dan yang menjadi Raja/Kepala atas jemaat-Nya adalah Yesus sendiri.
============
Namun yang sangat disayangkan bahwa setelah anak-anak bayi Kristen tersebut dewasa, mereka tidak mau bertobat dan dibaptis dengan air celup/selam (baptisan Yohanes), sebab katanya mereka sudah pernah dibaptis dengan cara DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI oleh orangtuanya bersama pendeta/pastor sewaktu mereka masih bayi, sebab katanya kalau mereka dibaptis lagi maka takut mereka dibilang mengalib Yesus dua kali.
Akhirnya orang-orang Kristen tersebut sampai mati rata-rata tidak pernah menjalani yang namanya prosesi bertobat dan dibaptis dengan air celup/selam (baptisan Yohanes), padahal agamanya Kristen tapi belum bertobat dan dibaptis celup/selam, mereka rata-rata hanya sudah menjalani prosesi penyerahan anak saja oleh orangutua mereka sewaktu mereka masih anak bayi. Padahal yang namanya bertobat dan dibaptis dengan air celup/selam (baptisanj Yohanes) tersebut wajib hukumnya bagi setiap orang dewasa yang sudah bisa bertobat, perhatikan ayatnya didalam Luk 3:3, Kis 2:38.
Jadi alangkah kelirunya kalau mereka menganggap bahwa prosesi DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI pada anak bayi tersebut merupakan prosesi baptisan air.
Kalaupun mereka tetap beranggapan bahwa DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut adalah sama saja dengan prosesi dibaptis dengan air maka itulah yang dinamakan dengan prosesi baptisan air illegal/ palsu oleh permainan palsu para hamba palsu, sebab asal usul cara baptis DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut berasal dari kitab Didache, yang menyimpang jauh dari yang dicontohkan oleh Yesus dan yang dipraktekkan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan.
Makanya berhubung masih adanya pihak yang beranggapan bahwa DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut sama saja nilai rohaninya dengan baptisan air celup/selam (baptisan Yohanes) maka akhirnya kini ada 2 versi cara pembaptisan air di dunia kekristenan, yaitu:
1. Selam/celup (versi Firman).
2. Kucur/percik (versi Didache).
Nampaknya setelah penulis Didache berhasil membuat tatacara baptisan air yang baru yakni dikucur air ke kepala tiga kali, maka kemudian si penulis Didache pun mencoba untuk membuat aturan yang baru lagi yakni mengenai kewajiban-kewajiban sebelum prosesi pembaptisan air dilaksanakan yaitu sebelum prosesi baptisan air dilaksanakan maka orang yang akan dibaptis serta pihak-pihak lain yang terkait wajib untuk BERPUASA terlebih dahulu (Didache 7:4).
Padahal Yesus melalui para hamba-Nya yakni Yohanes Pembaptis, Petrus, Paulus dan yang lain-lainya tidak ada sama sekali memerintahkan agar semuanya berpuasa sebelum dibaptis, tetapi yang Yesus perintah yaitu agar sebelum prosesi pembaptisan air dilakukan maka khusus bagi orang yang akan dibaptis wajib untuk BERTOBAT terlebih dahulu, bukan wajib untuk berpuasa dahulu, perhatikan ayatnya didalam Mat 3:11, Luk 3:3, Kis 2:38, Kis 19:4.
Dengan demikian maka kesalahan yang dibuat oleh penulis Didache ada 2 macam yaitu:
1. Berani mengubah cara baptisan air dari selam ke kucur.
2. Berani mengubah bertobat menjadi berpuasa.
Itulah sebabnya sehingga sekarang ada 2 versi kewajiban pra baptisan air yaitu:
1. Bertobat dahulu (versi Firman).
2. Berpuasa dahulu (versi Didache).
Sudah LEGA RASANYA, sebab dengan telah ditemukannya Kitab Didache tersebut (tahun 1873) maka TERJAWABLAH SUDAH semua teka-teki, uneg-uneg dan pertanyaan yang berbunyi: “Darimanakah ASAL USUL PERCIK/ KUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut, apakah dari Tuhan ataukah dari manusia?.”
Ternyata asal usul cara pembaptisan PERCIK/KUCUR AIR TIGA KALI KE KEPALA tersebut bukanlah atas perintah dari Yesus melalui Yohanes Pembaptis, melainkan hanyalah perintah pribadi dari si penulis kitab DIDACHE, yang ditulisnya antara tahun 80 – 100 masehi, yakni setelah Yohanes dan Yesus mati.
Barangkali kitab Didache inilah yang disebut dengan injil-injil lain tersebut, yaitu sebuah injil yang bertujuan untuk menyerongkan injil kerajaan Allah, sebagaimana yang ketika itu telah diingatkan oleh Yesus bahwa sejak tampilnya Yohanes Pembaptis akan bermunculan injil-injil lain sebagai injil tandingan, dan banyak orang yang menyukainya.
Itulah sebabnya sehingga sampai pada saat sekarang ini cara pembaptisan air yang sebagai syarat untuk masuk gereja banyak sekali jenis dan tatacaranya, beda gerejanya maka beda pula tatacara pembaptisan airnya, sesuai dengan selera masing-masing saja.
Tetapi cara pembaptisan air yang sebagai syarat untuk masuk sorga mulai dari zaman Yohanes Pembaptis hingga sekarang tidak pernah berubah (bdk Ef 4:5) yaitu sebagaimana yang diperintahkan oleh Yesus melalui Yohanes Pembaptis.
Namun sebelum prosesi baptisan air dilaksanakan maka khusus kepada orang-orang yang akan dibaptis wajib hukumnya untuk BERTOBAT terlebih dahulu, jangan dibaptis kalau masih belum bertobat, perhatikan perintah supaya bertobat sebelum dibaptis didalam ayat-ayat yang berikut:
1. Luk 3:3 “Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,”
2. Kis 2:38 “Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”
Dan lihatlah, setelah mendengar perkataan Roh Kudus melalui Petrus tadi maka pada hari itu juga ada 3000 jiwa yang langsung memutuskan untuk bertobat lalu memberi diri dibaptis Kis 2:41 "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa."
Berdasarkan pengalaman dari para penginjil selama ribuan tahun bahwa tugas mereka yang amat sangat sulit dan yang amat sangat menakutkan, serta yang sangat membahayakan bagi keselamatan jiwa mereka adalah pada saat mereka mengajak orang untuk BERTOBAT, bukan pada saat mereka mengajak orang untuk berbaptis air selam/celup.
APA ITU BERTOBAT
LAI-Kamus Alkitab memberi definisi Pertobatan sbb: Pertobatan ialah pembaharuan hidup sehingga kembali kepada Tuhan. Perubahan total sehingga yang lama ditinggalkan.
Berdasarkan definisi Pertobatan oleh LIA tersebut maka dapat diketahui bahwa tatacara untuk bertobat atau tatacara untuk kembali kepada Tuhan yaitu harus tinggalkan, stop (berhenti) mengerjakan kebiasaan-kebiasaan lama seperti misalnya membuat, menyimpan dan menyembah berhala, memuja mejik, memuji jimat, menyanjung tinggi berbagai jenis patung termasuk patung malaikat, patung salib, patung maria, patung yesus, bersekutu dengan roh-roh illah-illah lain.
Dan jangan menyalakan lilin, membuat dupa, membakar kemenyan, membawa makanan maupun minuman kepada illah-illah tersebut, dan janganlah berlutut dan sujud menyembah di hadapannya, dan jangan bertanya, berkata-kata, berkomat kamit lalu meminta segala sesuatu kepadanya yaitu berupa: rejeki, berkat, mujizat, kesembuhan, kesehatan, umur panjang, keselamatan, harta kekayaan dsb.
Tetapi mintalah kesemuanya itu tadi hanyalah kepada Tuhan saja, janganlah memintanya kepada illah-illah lain tersebut, agar tidak mendatangkan CEMBURU bagi Tuhan.
Tuhan akan cemburu apabila Ia melihat anda sehari-hari hanya sibuk menghabiskan waktu, tenaga, biaya, hati dan pikiran hanya untuk mengurus, membelai lalu menyembah illah-illah, berhala, mejik, jimat, patung-patung tersebut sehingga anda tidak punya waktu dan hati dan pikiran untuk Tuhan, itulah sebabnya sehingga Tuhan akan cemburu berat terhadap kelakuan anda tersebut, sebab Tuhan tidak mau jikalau Ia DIMADU dengan illah-illah lain tersebut, perhatikan ayatnya Kel 20:3-5 yang berbunyi sbb:
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu PATUNG yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang CEMBURU, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,”
Perbuatan anda yang membuat Tuhan cemburu tersebut sama saja nilainya dengan anda mempunyai isteri yang banyak suaminya, dan anda diminta oleh isteri anda agar anda bersedia untuk hidup serumah bersama dengan para suaminya tersebut, dan isteri anda akan sibuk melayani dan mengurusi para suaminya yang lain tersebut.
Nah bagaimanakah perasaan anda sebagai suaminya? Demikan pula halnya perasaan Tuhan apabila Ia DIMADU dengan berhala, majik, jimat, patung, dan roh-roh illah-illah lain tersebut.
Atau barangkali bagi diri anda dan bagi para suami tersebut masih tidak apa-apa bila mereka DIMADU oleh isteri anda seperti itu, namun bagi Yesus sebagai mempelai Kristus, Ia tidak akan mau apabila Ia DIMADU seperti itu, dan Ia tidak akan mau tinggal serumah didalam bait (tubuh) seorang calon mempelai-Nya yang sekaligus juga sebagai tempat bersarangnya roh iblis, roh setan, roh jimat, roh mejik, roh berhala, serta roh berbagai jenis patung termasuk roh patung salib, roh patung malaikat, roh patung maria, roh patung yesus, dll dan Yesus pasti tidak mau apabila Ia DIMADU dengan kesemua roh berhala tersebut, dan Ia pasti akan CEMBURU lalu mengusir siapa saja yang terlibat dalam kasus menyembah berhala tersebut.
Perhatikan juga faktanya bahwa mulai dari Yesus, Yohanes, Petrus, Paulus, dan selanjutnya seluruh hamba Tuhan sampai sekarang mereka semuanya menyerukan sebuah kata seruan yang sama yang berbunyi: “BERTOBATLAH, BERTOBATLAH, dan BERTOBATLAH.” Dan berhubung mereka selalu menyerukan agar semuanya “Bertobat” maka jiwa merekapun selalu terancam setiap saat.
Dan biasanya bagi yang sudah mau bertobat maka ia sendirilah yang akan meminta supaya dirinya segera untuk dibaptis dengan air selam/celup, itulah yang dimaksudkan oleh Yohanes Pembaptis dengan memakai sebuah istilah “Memberi diri dibaptis.” Memberi diri dibaptis maksudnya ialah bahwa ia dibaptis bukan dipaksa oleh siapapun termasuk oleh kedua orangtua, pendeta dan gereja, tetapi ia dibaptis atas dasar keinginan dari dirinya sendiri.
Namun beda halnya bagi orang-orang yang tidak mau bertobat, mereka akan amat sangat marah dan benci apabila mereka mendengar yang namanya baptisan dengan air selam/celup tersebut.
Nampaknya para penulis kitab Didache tidak mau kalah dengan Yesus dan Yohanes Pembaptis, mereka pun juga telah membuat cara pembaptisan air yang lain sebagai tandingan yaitu DIKUCUR AIR TIGA KALI KE KEPALA dengan syarat yaitu sebelum menerima kucuran air ke kepala maka semua pihak yang terkait harus berpuasa terlebih dahulu..
Jadi, Kitab Didache tersebut merupakan sebuah fakta dan bukti yang tertulis bahwa ternyata sejak 2000 tahun yang lalu ajaran mengenai bertobat dan baptisan dengan air yang diperintahkan oleh Yesus melalui Yohanes Pembaptis (Yoh 1:33a) sudah diserongkan, ditolak, diganti, dipalsukan, diejek, dihina dan dihujat, lalu kemudian diganti dengan beraneka macam cara bertobat dan pembaptisan air yang lain, sebagai ajaran tandingan.
Kini pilihan berada pada diri kita masing-masing, apakah pilih ikut perintah Yesus melalui Yohanes Pembaptis ataukah ikut perintah penulis kitab Didache.
Ribuan tahun telah berlalu hingga sekarang, bahkan sampai Yesus datang kelak, kitab Didache terus menerus menelan korban umat manusia hingga kini jumlahnya mencapai puluhan bahkan ratusan milyar jiwa.
Makanya jangan heran apabila Yesus sudah pernah berkata bahwa hanya sekawanan kecil saja yang dapat masuk sorga:
1. Luk 12:32 “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.”
2. Mat 22:14 “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Dan ternyata masih ada saja orang Kristen yang berani berspekulasi mengambil penjahat yang disalib disebelah Yesus tersebut untuk mereka jadikan doktrin bagi gerejanya, sebab katanya penjahat tersebut juga belum dibaptis dengan air celup/selam tapi ia bisa saja diselamatkan oleh Yesus.
Tapi setelah kita ukur memakai firman Tuhan maka ternyata wajar saja penjahat tersebut selamat, karena ketika itu ia sempat memutuskan untuk bertobat di hadapan Yesus. Sebab di zaman penjahat tersebut untuk dapat selamat cukup hanya bertobat saja, tidak perlu dibaptis dengan air.
Sedangkan ketentuan mengenai wajib untuk bertobat dan juga dibaptis dengan air baru berlaku sejak keluarnya Amanat Agung Yesus (Mrk 16:15-16) yaitu berlaku sejak turunnya Roh Penolong (Roh Penghibur), tepatnya yaitu berlaku sejak Petrus berdiri menyampaikan Amanat Agung dari Roh Kudus, perhatikan ayatnya didalam Kis 2:38-41 sbb:
Ayat 38
Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Ayat 39
Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Ayat 40
Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
Ayat 41
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Dan itulah sebabnya sehingga rasul Paulus pun kembali menegaskan agar jangan ada yang masih ragu-ragu untuk dibaptiskan dengan air tersebut Kis 22:16 Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!
Yesus memberkati, haleluya, amen.
Seluruh dunia sudah tahu kalau ajaran mengenai baptisan air tersebut sumbernya hanya satu orang saja yaitu Yohanes Pembaptis. Dan itulah sebabnya sehingga Yohanespun berubah namanya menjadi Yohanes Pembaptis.
Tapi meskipun sumbernya hanya satu orang saja namun yang anehnya kini tatacara melakukan baptisan air tersebut sudah berbeda-beda. Kalau begitu maka berarti pasti ada yang palsu diantara yang berbeda-beda tersebut.
Yohanes Pembaptis melakukan kesemuanya itu bukan atas keinginan dari diri pribadinya, melainkan atas perintah dari Yesus sendiri (Yoh 1:33). Oleh karena itu maka jangan berani main-main dengan yang diperintahkan oleh Yesus tersebut.
Yohanes Pembaptis memperkenalkan ajaran mengenai baptisan air tersebut bukan hanya secara teori saja, melainkan langsung ia praktekkan di sungai Yordan, caranya yakni dicelup/diselam didalam air.
Namun tatacara baptisan air yang diperintahkan oleh Yesus melalui Yohanes Pembaptis tersebut kini sudah diserongkan, diubah, diganti, ditolak, dihujat, dll, antara lain diubah menjadi dikucur air ke kepala tiga kali oleh penulis kitab Didache.
Dengan demikian maka asal usul baptisan percik/ kucur air ke kepala tiga kali tersebut bukan dari firman Tuhan, melainkan diambil dari Kitab Didache.
Kalau mau lihat kitab Didache klik disini: http://id.wikipedia.org/wiki/Didache
Penulis kitab Didache tidak menyadari kalau ternyata tulisannya didalam kitab Didache tersebut termasuk salah satu dari kesekian banyak kitab yang dibuat secara khusus untuk menyerongkan tatacara baptisan air selam/celup (baptisan Yohanes) yang bertujuan untuk menggenapi perkataan Yesus didalam Mat 11:12 “Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.”
Ajaran mengenai bertobat dan berbaptis dengan air tersebut adalah bagian dari Injil Kerajaan Allah yang kini telah diserongkan oleh para pemeluk agama Kristen sendiri.
Perkataan Yesus didalam Mat 11:12 tersebut diucapkan-Nya sekitar tahun 25-30 dan ternyata langsung digenapi oleh kitab Didache sekitar tahun 60-70.
Dimana setelah Yohanes Pembaptis dan Yesus mati maka muncullah kitab Didache yang ditulis sekitar tahun 80-100 masehi, yang ditemukan pada tahun 1873 oleh Philotheos Bryennios, Direktur Sekolah Tinggi Teologia Yunani di Konstantinopel dan dipublikasikan pada tahun 1883, dimana pada pasal 7:1-4 ada dibicarakan mengenai pembaptisan air, dan pasal 7:3 memuat cara baptis dengan cara dikucur air di kepala tiga kali sebagai pengganti cara baptis air selam/celup (baptisan Yohanes) jika jumlah air yang dibutuhkan tidak memadai.
Adapun bunyi lengkap Didache pasal 7:1-4 adalah sbb:
7.1 Berkenaan dengan pembaptisan, baptislah dengan cara seperti ini: setelah apa-apa yang kami katakan terdahulu, baptislah (selam/celup) dengan nama Tuhan Bapa, Anak dan Roh Kudus, dengan air yang mengalir (di sungai).
7.2 Apabila kamu tidak mendapatkan air yang mengalir (sungai), baptislah (selam/celup) dengan air yang lain (yang tidak mengalir yaitu di danau, kolam, telaga, dll). Bila memungkinkan, dengan air dingin, jika tidak, dengan air panas.
7.3 Jika keduanya (sungai, danau, kolam, telaga, dll) tidak kamu dapati, maka kucurkanlah (perciklah) air ke kepala tiga kali dengan menyebut nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.
7.4 Sebelum pembaptisan, orang yang akan membaptis hendaknya berpuasa, juga orang yang akan dibaptis, dan orang-orang lain yang mampu melakukannya, dan saya memerintahkan kepada orang yang akan membaptis, hendaknya dia berpuasa selama satu atau dua hari sebelum pembaptisan.
Nampaknya para penulis kitab Didache sudah tahu dan juga sudah mengakui kalau prosesi pembaptisan air yang benar itu adalah dicelup/diselam didalam air yang mengalir (sungai) dan atau di tempat lain seperti danau, telaga, kolam, dll juga bisa (Didache 7:1-2).
Tetapi yang hebatnya bahwa penulis kitab Didache berani membuat alternative lain, atau tatacara lain yaitu apabila airnya tidak cukup maka boleh DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI (Didache 7:3).
Padahal kalau kita ukur memakai firman Tuhan maka prosesi DIKUCUR AIR TIGA KALI ke kepala anak bayi tersebut tidak dapat disebut sebagai prosesi baptisan air, akan tetapi ia sangat tepat dan sangat alkitabiah bila disebut sebagai prosesi penyerahan anak atau penyerahan bayi saja.
Tetapi apabila DIKUCUR AIR TIGA KALI ke kepala anak bayi tersebut disebut sebagai prosesi baptisan air maka hal itu sudah jauh menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.
Sebab firman Tuhan tidak ada mengajarkan untuk membaptis anak bayi, tetapi firman Tuhan hanya mengajarkan untuk membaptis orang yang sudah bertobat (Mat 3:11), sedangkan anak bayi tidak bisa bertobat, makanya anak bayi hanya diserahkan saja supaya Yesus memberkati mereka, perhatikan ayatnya didalam Mrk 10:13-16.
Adapun mengenai media yang dipakai oleh gereja dalam prosesi penyerahan anak yang juga memakai media air tersebut, hal itu tidak masalah, sebab didalam prosesi penyerahan anak tidak ada diatur secara khusus mengenai apa-apa saja media yang wajib untuk dipakai.
Namun beda halnya dengan baptisan air celup/selam (baptisan Yohanes), medianya sudah jelas yakni air (Mat 3:11a dan Kis 1:5).
Jadi berhubung media yang dipakai dalam prosesi penyerahan anak tidak ada di atur didalam firman Tuhan maka berarti penggunaan media air yakni DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut adalah sah-sah saja, asalkan prosesinya memakai nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Tapi setelah anak-anak bayi tersebut kelak dewasa maka wajib hukumnya baginya untuk BERTOBAT lalu memberi diri dibaptis dengan air celup/selam (baptisan Yohanes) sebagimana Amanat Aagung Yesus dan perintah Roh Kudus didalam Luk 3:3, Mrk 16:16, Kis 2:38.
Sama seperti saya dulu, sewaktu saya bayi, saya diserahkan oleh kedua orangtua saya kepada Yesus, oleh pihak gereja prosesi penyerahan bayi saya mereka lalukan memakai media air yakni dikucur air ke kepala saya tiga kali.
Namun setelah saya dewasa maka saya memutuskan untuk bertobat lalu kemudian memberi diri saya dibaptis dengan air celup/selam di sungai.
Beberapa tahun setelah saya dibaptis celup/selam, ada seorang teman yang mengajak saya untuk mengikuti ibadah menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran di sebuah jemaat Tubuh Kristus (bukan di gereja) sayapun mengajak keluarga saya untuk ikut ibadah di sana.
Dan disitulah untuk yang pertama kalinya selama seumur hidup saya, saya melihat sebuah jemaat yang ada 5 jabatan dan ada 9 karunia Roh Kudus didalamnya, dan para anggota jemaatpun rata-rata sudah penuh dengan Roh Kudus dan sudah dimeterai dengan Roh Kudus.
Ketika kami larut dalam suasana menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran maka jemaat yang rata-rata penuh dengan Roh Kudus tadi ada yang berbahasa roh, ada yang bernubuat, ada yang menafsirkan bahasa roh, ada yang menerima pewahyuan berupa penglihatan dan pendengaran, bahkan seorang dari keluarga saya disembuhkan dari penyakitnya, dll.Tapi semua berjalan dengan tertib dan teratur (tidak kacau), jalannya ibadah kamipun persis seperti liturgi ibadah menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul Paulus didalam 1Kor 1:14:26-33.
Mulai saat itu sampai sekarang kami sekeluarga langsung bergabung didalam jemaat Tubuh Kristus tersebut.
Tapi kami juga masih tetap terdaftar di sebuah gereja. Sebab bergereja itu sangat perlu perhatikan himbauannya dari Petrus kepada kita didalam 1Ptr 2:13 “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia……”
Tujuan kita bergeraja adalah hanya sekedar untuk memperlihatkan diri kita bahwa kita itu adalah warga Negara yang baik dan taat beragama.
Sebab di gereja tidak ada 5 jabatan dan 9 karunia Roh Kudus, maknya untuk mencari kebenaran sejati dan keselamatan masuk sorga tempatnya bukan di gereja, tetapi disebuah wadah yang Yesus namakan Kerajaan Allah atau Tubuh Kristus, dan yang menjadi Raja/Kepala atas jemaat-Nya adalah Yesus sendiri.
============
Namun yang sangat disayangkan bahwa setelah anak-anak bayi Kristen tersebut dewasa, mereka tidak mau bertobat dan dibaptis dengan air celup/selam (baptisan Yohanes), sebab katanya mereka sudah pernah dibaptis dengan cara DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI oleh orangtuanya bersama pendeta/pastor sewaktu mereka masih bayi, sebab katanya kalau mereka dibaptis lagi maka takut mereka dibilang mengalib Yesus dua kali.
Akhirnya orang-orang Kristen tersebut sampai mati rata-rata tidak pernah menjalani yang namanya prosesi bertobat dan dibaptis dengan air celup/selam (baptisan Yohanes), padahal agamanya Kristen tapi belum bertobat dan dibaptis celup/selam, mereka rata-rata hanya sudah menjalani prosesi penyerahan anak saja oleh orangutua mereka sewaktu mereka masih anak bayi. Padahal yang namanya bertobat dan dibaptis dengan air celup/selam (baptisanj Yohanes) tersebut wajib hukumnya bagi setiap orang dewasa yang sudah bisa bertobat, perhatikan ayatnya didalam Luk 3:3, Kis 2:38.
Jadi alangkah kelirunya kalau mereka menganggap bahwa prosesi DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI pada anak bayi tersebut merupakan prosesi baptisan air.
Kalaupun mereka tetap beranggapan bahwa DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut adalah sama saja dengan prosesi dibaptis dengan air maka itulah yang dinamakan dengan prosesi baptisan air illegal/ palsu oleh permainan palsu para hamba palsu, sebab asal usul cara baptis DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut berasal dari kitab Didache, yang menyimpang jauh dari yang dicontohkan oleh Yesus dan yang dipraktekkan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan.
Makanya berhubung masih adanya pihak yang beranggapan bahwa DIKUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut sama saja nilai rohaninya dengan baptisan air celup/selam (baptisan Yohanes) maka akhirnya kini ada 2 versi cara pembaptisan air di dunia kekristenan, yaitu:
1. Selam/celup (versi Firman).
2. Kucur/percik (versi Didache).
Nampaknya setelah penulis Didache berhasil membuat tatacara baptisan air yang baru yakni dikucur air ke kepala tiga kali, maka kemudian si penulis Didache pun mencoba untuk membuat aturan yang baru lagi yakni mengenai kewajiban-kewajiban sebelum prosesi pembaptisan air dilaksanakan yaitu sebelum prosesi baptisan air dilaksanakan maka orang yang akan dibaptis serta pihak-pihak lain yang terkait wajib untuk BERPUASA terlebih dahulu (Didache 7:4).
Padahal Yesus melalui para hamba-Nya yakni Yohanes Pembaptis, Petrus, Paulus dan yang lain-lainya tidak ada sama sekali memerintahkan agar semuanya berpuasa sebelum dibaptis, tetapi yang Yesus perintah yaitu agar sebelum prosesi pembaptisan air dilakukan maka khusus bagi orang yang akan dibaptis wajib untuk BERTOBAT terlebih dahulu, bukan wajib untuk berpuasa dahulu, perhatikan ayatnya didalam Mat 3:11, Luk 3:3, Kis 2:38, Kis 19:4.
Dengan demikian maka kesalahan yang dibuat oleh penulis Didache ada 2 macam yaitu:
1. Berani mengubah cara baptisan air dari selam ke kucur.
2. Berani mengubah bertobat menjadi berpuasa.
Itulah sebabnya sehingga sekarang ada 2 versi kewajiban pra baptisan air yaitu:
1. Bertobat dahulu (versi Firman).
2. Berpuasa dahulu (versi Didache).
Sudah LEGA RASANYA, sebab dengan telah ditemukannya Kitab Didache tersebut (tahun 1873) maka TERJAWABLAH SUDAH semua teka-teki, uneg-uneg dan pertanyaan yang berbunyi: “Darimanakah ASAL USUL PERCIK/ KUCUR AIR KE KEPALA TIGA KALI tersebut, apakah dari Tuhan ataukah dari manusia?.”
Ternyata asal usul cara pembaptisan PERCIK/KUCUR AIR TIGA KALI KE KEPALA tersebut bukanlah atas perintah dari Yesus melalui Yohanes Pembaptis, melainkan hanyalah perintah pribadi dari si penulis kitab DIDACHE, yang ditulisnya antara tahun 80 – 100 masehi, yakni setelah Yohanes dan Yesus mati.
Barangkali kitab Didache inilah yang disebut dengan injil-injil lain tersebut, yaitu sebuah injil yang bertujuan untuk menyerongkan injil kerajaan Allah, sebagaimana yang ketika itu telah diingatkan oleh Yesus bahwa sejak tampilnya Yohanes Pembaptis akan bermunculan injil-injil lain sebagai injil tandingan, dan banyak orang yang menyukainya.
Itulah sebabnya sehingga sampai pada saat sekarang ini cara pembaptisan air yang sebagai syarat untuk masuk gereja banyak sekali jenis dan tatacaranya, beda gerejanya maka beda pula tatacara pembaptisan airnya, sesuai dengan selera masing-masing saja.
Tetapi cara pembaptisan air yang sebagai syarat untuk masuk sorga mulai dari zaman Yohanes Pembaptis hingga sekarang tidak pernah berubah (bdk Ef 4:5) yaitu sebagaimana yang diperintahkan oleh Yesus melalui Yohanes Pembaptis.
Namun sebelum prosesi baptisan air dilaksanakan maka khusus kepada orang-orang yang akan dibaptis wajib hukumnya untuk BERTOBAT terlebih dahulu, jangan dibaptis kalau masih belum bertobat, perhatikan perintah supaya bertobat sebelum dibaptis didalam ayat-ayat yang berikut:
1. Luk 3:3 “Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,”
2. Kis 2:38 “Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”
Dan lihatlah, setelah mendengar perkataan Roh Kudus melalui Petrus tadi maka pada hari itu juga ada 3000 jiwa yang langsung memutuskan untuk bertobat lalu memberi diri dibaptis Kis 2:41 "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa."
Berdasarkan pengalaman dari para penginjil selama ribuan tahun bahwa tugas mereka yang amat sangat sulit dan yang amat sangat menakutkan, serta yang sangat membahayakan bagi keselamatan jiwa mereka adalah pada saat mereka mengajak orang untuk BERTOBAT, bukan pada saat mereka mengajak orang untuk berbaptis air selam/celup.
APA ITU BERTOBAT
LAI-Kamus Alkitab memberi definisi Pertobatan sbb: Pertobatan ialah pembaharuan hidup sehingga kembali kepada Tuhan. Perubahan total sehingga yang lama ditinggalkan.
Berdasarkan definisi Pertobatan oleh LIA tersebut maka dapat diketahui bahwa tatacara untuk bertobat atau tatacara untuk kembali kepada Tuhan yaitu harus tinggalkan, stop (berhenti) mengerjakan kebiasaan-kebiasaan lama seperti misalnya membuat, menyimpan dan menyembah berhala, memuja mejik, memuji jimat, menyanjung tinggi berbagai jenis patung termasuk patung malaikat, patung salib, patung maria, patung yesus, bersekutu dengan roh-roh illah-illah lain.
Dan jangan menyalakan lilin, membuat dupa, membakar kemenyan, membawa makanan maupun minuman kepada illah-illah tersebut, dan janganlah berlutut dan sujud menyembah di hadapannya, dan jangan bertanya, berkata-kata, berkomat kamit lalu meminta segala sesuatu kepadanya yaitu berupa: rejeki, berkat, mujizat, kesembuhan, kesehatan, umur panjang, keselamatan, harta kekayaan dsb.
Tetapi mintalah kesemuanya itu tadi hanyalah kepada Tuhan saja, janganlah memintanya kepada illah-illah lain tersebut, agar tidak mendatangkan CEMBURU bagi Tuhan.
Tuhan akan cemburu apabila Ia melihat anda sehari-hari hanya sibuk menghabiskan waktu, tenaga, biaya, hati dan pikiran hanya untuk mengurus, membelai lalu menyembah illah-illah, berhala, mejik, jimat, patung-patung tersebut sehingga anda tidak punya waktu dan hati dan pikiran untuk Tuhan, itulah sebabnya sehingga Tuhan akan cemburu berat terhadap kelakuan anda tersebut, sebab Tuhan tidak mau jikalau Ia DIMADU dengan illah-illah lain tersebut, perhatikan ayatnya Kel 20:3-5 yang berbunyi sbb:
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu PATUNG yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang CEMBURU, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,”
Perbuatan anda yang membuat Tuhan cemburu tersebut sama saja nilainya dengan anda mempunyai isteri yang banyak suaminya, dan anda diminta oleh isteri anda agar anda bersedia untuk hidup serumah bersama dengan para suaminya tersebut, dan isteri anda akan sibuk melayani dan mengurusi para suaminya yang lain tersebut.
Nah bagaimanakah perasaan anda sebagai suaminya? Demikan pula halnya perasaan Tuhan apabila Ia DIMADU dengan berhala, majik, jimat, patung, dan roh-roh illah-illah lain tersebut.
Atau barangkali bagi diri anda dan bagi para suami tersebut masih tidak apa-apa bila mereka DIMADU oleh isteri anda seperti itu, namun bagi Yesus sebagai mempelai Kristus, Ia tidak akan mau apabila Ia DIMADU seperti itu, dan Ia tidak akan mau tinggal serumah didalam bait (tubuh) seorang calon mempelai-Nya yang sekaligus juga sebagai tempat bersarangnya roh iblis, roh setan, roh jimat, roh mejik, roh berhala, serta roh berbagai jenis patung termasuk roh patung salib, roh patung malaikat, roh patung maria, roh patung yesus, dll dan Yesus pasti tidak mau apabila Ia DIMADU dengan kesemua roh berhala tersebut, dan Ia pasti akan CEMBURU lalu mengusir siapa saja yang terlibat dalam kasus menyembah berhala tersebut.
Perhatikan juga faktanya bahwa mulai dari Yesus, Yohanes, Petrus, Paulus, dan selanjutnya seluruh hamba Tuhan sampai sekarang mereka semuanya menyerukan sebuah kata seruan yang sama yang berbunyi: “BERTOBATLAH, BERTOBATLAH, dan BERTOBATLAH.” Dan berhubung mereka selalu menyerukan agar semuanya “Bertobat” maka jiwa merekapun selalu terancam setiap saat.
Dan biasanya bagi yang sudah mau bertobat maka ia sendirilah yang akan meminta supaya dirinya segera untuk dibaptis dengan air selam/celup, itulah yang dimaksudkan oleh Yohanes Pembaptis dengan memakai sebuah istilah “Memberi diri dibaptis.” Memberi diri dibaptis maksudnya ialah bahwa ia dibaptis bukan dipaksa oleh siapapun termasuk oleh kedua orangtua, pendeta dan gereja, tetapi ia dibaptis atas dasar keinginan dari dirinya sendiri.
Namun beda halnya bagi orang-orang yang tidak mau bertobat, mereka akan amat sangat marah dan benci apabila mereka mendengar yang namanya baptisan dengan air selam/celup tersebut.
Nampaknya para penulis kitab Didache tidak mau kalah dengan Yesus dan Yohanes Pembaptis, mereka pun juga telah membuat cara pembaptisan air yang lain sebagai tandingan yaitu DIKUCUR AIR TIGA KALI KE KEPALA dengan syarat yaitu sebelum menerima kucuran air ke kepala maka semua pihak yang terkait harus berpuasa terlebih dahulu..
Jadi, Kitab Didache tersebut merupakan sebuah fakta dan bukti yang tertulis bahwa ternyata sejak 2000 tahun yang lalu ajaran mengenai bertobat dan baptisan dengan air yang diperintahkan oleh Yesus melalui Yohanes Pembaptis (Yoh 1:33a) sudah diserongkan, ditolak, diganti, dipalsukan, diejek, dihina dan dihujat, lalu kemudian diganti dengan beraneka macam cara bertobat dan pembaptisan air yang lain, sebagai ajaran tandingan.
Kini pilihan berada pada diri kita masing-masing, apakah pilih ikut perintah Yesus melalui Yohanes Pembaptis ataukah ikut perintah penulis kitab Didache.
Ribuan tahun telah berlalu hingga sekarang, bahkan sampai Yesus datang kelak, kitab Didache terus menerus menelan korban umat manusia hingga kini jumlahnya mencapai puluhan bahkan ratusan milyar jiwa.
Makanya jangan heran apabila Yesus sudah pernah berkata bahwa hanya sekawanan kecil saja yang dapat masuk sorga:
1. Luk 12:32 “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.”
2. Mat 22:14 “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Dan ternyata masih ada saja orang Kristen yang berani berspekulasi mengambil penjahat yang disalib disebelah Yesus tersebut untuk mereka jadikan doktrin bagi gerejanya, sebab katanya penjahat tersebut juga belum dibaptis dengan air celup/selam tapi ia bisa saja diselamatkan oleh Yesus.
Tapi setelah kita ukur memakai firman Tuhan maka ternyata wajar saja penjahat tersebut selamat, karena ketika itu ia sempat memutuskan untuk bertobat di hadapan Yesus. Sebab di zaman penjahat tersebut untuk dapat selamat cukup hanya bertobat saja, tidak perlu dibaptis dengan air.
Sedangkan ketentuan mengenai wajib untuk bertobat dan juga dibaptis dengan air baru berlaku sejak keluarnya Amanat Agung Yesus (Mrk 16:15-16) yaitu berlaku sejak turunnya Roh Penolong (Roh Penghibur), tepatnya yaitu berlaku sejak Petrus berdiri menyampaikan Amanat Agung dari Roh Kudus, perhatikan ayatnya didalam Kis 2:38-41 sbb:
Ayat 38
Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Ayat 39
Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Ayat 40
Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
Ayat 41
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Dan itulah sebabnya sehingga rasul Paulus pun kembali menegaskan agar jangan ada yang masih ragu-ragu untuk dibaptiskan dengan air tersebut Kis 22:16 Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!
Yesus memberkati, haleluya, amen.