Senin, 23 Maret 2015

TUHAN MENUNJUKKAN SISTEM KALENDER-NYA TUHAN





Dari awal sekali yaitu di kitab Kejadian telah menunjukkan bagaimana caranya melihat sistem waktu-Nya atau sistem kalender-Nya. Kita diajarkan agar memperhatikan benda-benda penerang seperti matahari, bulan dan bintang-bintang sebagai patokan waktu dan kalender-Nya.
Berfirmanlah Allah: Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.
(Kejadian 1:14)
Dalam bahasa ilmiah, sistem Kalendar yang Tuhan tetapkan ini disebut kalender LuniSolar, karena menggunakan patokan bulan (Lunar) maupun matahari (Solar). Ini berbeda dengan kalender yang hanya memperhatikan matahari saja seperti kalender Gregorian yang ditetapkan oleh gereja Roma dan dipakai sekarang ini sebagai kalender internasional. Juga berbeda dengan kalender yang hanya memperhatikan bulan saja, seperti kalender Hijriah yang tidak memperhatikan musim-musim (pengaruh matahari).
TUHAN juga menetapkan kapan tanggal permulaan bulan baru, yaitu para imam harus mengamati pada waktu bulan sabit pertama muncul. Selain itu TUHAN juga menetapkan bulan mana sebagai bulan pertama dari segala bulan yang lain.
Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. (Kejadian 1:14)
Alkitab melukiskan bahwa TUHAN secara cermat mengajar tentang garis-garis waktu, menjadwal setiap agenda dan rencana-Nya dengan teliti agar kita umat-Nya dapat sejalan dengan diri-Nya. Tuhan membuat jadwal-jadwal pertemuan antara diri-Nya yang tidak terbatas waktu dengan kita yang sangat terikat waktu, agar bisa selaras dipertemukan. Di dalam kitab Imamat Tuhan menetapkan pertemuan mingguan pada hari Sabat, juga hari-hari tertentu yang disebut hari-hari raya.
Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan kudus, pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. (Imamat 23:2-4)
Jadwal pertemuan antara Yang Kekal dan kita yang terbatas waktu ini, kita pandang sebagai hari-hari ibadah, namun bagi Tuhan itu tetap sebagai waktu untuk bertemu dengan kita, umat yang dikasihi-Nya. Tuhan selalu ingin bersekutu dengan kita umat-Nya, dan Ia ingin kita selalu mengikuti jadwal pertemuan kudus itu turun-temurun dari generasi ke generasi untuk selama-lamanya.
Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi TUHAN itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun supaya diketahui oleh keturunanmu Akulah TUHAN, Allahmu. (Imamat 23:41-43)
Dan Jadwal Pertemuan yang terpenting adalah pada Kedatangan-Nya Kedua kali di akhir zaman. Hal ini terkandung dalam aturan Sabath hari Ketujuh, yang menyingkapkan Waktu Tuhan yaitu Kedatangan Kerajaaan Tuhan di Milenium Ketujuh.
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu. tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN…” (Keluaran 20:9-10)
Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus…”
(Imamat 23:3)
Aturan ini mengandung pewahyuan bahwa bahwa masa manusia hidup dan bekerja enam hari lamanya, secara propetik berarti 6000 Tahun (1 hari = 1000 tahun 2Petrus 3:8). Setelah itu akan ada Pertemuan Kudus, artinya setelah 6000 tahun, baru Kristus akan datang kembali.

Memang Sabat Hari Ketujuh adalah lambang masa Perhentian dalam Milenium Ketujuh (Ibrani 4:9). Itulah Seribu Tahun Ketujuh dalam Kerajaan Tuhan, dimana kita Gereja-Nya akan memerintah bersama-sama dengan Kristus dalam Kerajaan-Nya.
Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. (Wahyu 20:4)
Dari hal ini kita jadi tahu betapa pentingnya memelihara Kalender yang Tuhan tetapkan. Kita seharusnya dapat mengetahui kapan Milenium Ketujuh itu akan tiba. Dengan memelihara kalender TUHAN, seharusnya kita dapat mengenali sekarang ini kita telah mencapai Tahun berapa dan berapa lama lagi Tuhan akan datang menjemput kita.

KEKELIRUAN KALENDER YAHUDI MODEREN
Umat Tuhan dari sejak Adam, Nuh, Abraham, hingga Musa dan Daud terus memelihara sistem Penanggalan Tuhan. Namun dengan berjalannya waktu berkali-kali bangsa Israel meninggalkan perintah Tuhan dan mengalami pembuangan, akhirnya membuat mereka kehilangan jejak Kalender Tuhan. Semestinya sistem Kalender Tuhan dapat menuntun kita memahami garis waktu dari Agenda Besar-Nya di akhir zaman, namun ternyata umat Tuhan telah kehilangan jejak Kairos (Waktu Tuhan) tersebut.
Kalender Yahudi yang sekarang diikuti oleh bangsa Israel moderen yang menunjuk angka Tahun 5775, ternyata keliru ratusan tahun bila diteliti dengan baik dengan catatan sejarah dunia. Para ahli sejarah telah menyatakan bahwa kalendar Yahudi selisih perhitungan hingga ratusan tahun, mengenai hal ini dapat kita pelajari lebih lanjut di internet. (Silakan gunakan program pencari (google) dengan memasukkan kode pencarian rabbinical calendar missing years).
Saat ini bangsa Israel telah kehilangan jejak waktu Tuhan, karena mereka pernah meninggalkan sistem Kalender yang Alkitabiah. Kitab Daniel jauh-jauh hari telah menubuatkan munculnya seorang penduhaka yang membuat umat Tuhan kehilangan jejak waktu Tuhan dengan cara mengubah waktu (sistem kalendar) Tuhan.
Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum (Daniel 7:25)
Frase kata mengubah waktu dan hukum dalam ayat tersebut lebih mudah dipahami maksudnya dalam terjemahan versi NIV (New International Version), yaitu to change the set times and the laws. Demikian juga dalam terjemahan versi GWT (Gods Word Translation) digunakan frase to change the appointed times and the laws. Jadi yang dimaksud mengubah waktu disini adalah mengubah penetapan waktu-waktu(Zimnin adalah bentuk jamak dari waktu) dan hukum-hukumnya, yaitu sistem kalender. Artinya si pendurhaka akan mengubah sistem kalender dari yang telah ditetapkan oleh kitab suci ke sistem kalender yang lain yang bukan berasal dari perintah Tuhan.
Nubuat ini benar-benar terjadi dan digenapi dalam sejarah bangsa Israel. Sistem Kalender Tuhan yang diikuti bangsa Israel sejak zaman Adam akhirnya ditinggalkan oleh bangsa Israel. Penyebabnya adalah pemerintah Romawi yang menguasai Israel pada abad-abad pertama, melarang semua budaya dan aktivitas keagamaan Yahudi, termasuk melarang penggunaan sistem penanggalan Yahudi.
Setelah tiga kali peristiwa pemberontakan besar Yahudi yang terjadi sejak Tahun 63 Masehi, maka pada Tahun 70 Masehi, Jenderal Titus menghancurkan Bait Suci kedua dan membunuhi imam-imam Yahudi dengan harapan bangsa Israel akan melupakan agamanya dan melebur menjadi warga Romawi seperti bangsa-bangsa jajahan lainnya. Namun ternyata paska penghancuran Bait Suci, pemberontakan masih terus terjadi. Akhirnya Kekaisaran Romawi melarang sama sekali semua aktivitas keagamaan Yahudi dan berusaha menghapus identitas serta budaya Taurat termasuk sistem penanggalannya, yang semuanya itu dianggap sebagai akar dari pemberontakan terus-menerus.
Dengan tiadanya bait suci dan imam-imam, bangsa Israel kembali mengalami kekosongan kepemimpinan spiritual. Baru beberapa ratus tahun kemudian muncullah para rabbi yang berupaya menggantikan fungsi imam-imam di tengah-tengah bangsa Israel. Sejak itu bangsa Israel memasuki suatu babak sejarah baru yang disebut periode Para Rabbi (Rabbinical Periode).
Setelah tekanan dari Kekaisaran Romawi mulai melunak, para rabbi ini kemudian berupaya membawa bangsa Israel kembali kepada agama Yahudi dan budaya Taurat. Para rabbi juga berupaya menghitung kembali kalender Yahudi untuk membawa bangsa Israel kembali kepada agama Yahudi secara lengkap. Rabbi Hillel II (330-365M) sebagai pimpinan majelis agama Yahudi Beth-Din pada tahun 358 Masehi, menerbitkan kembali Kalender Yahudi, tetapi kali ini tanggal dan bulan ditetapkan berdasar pada perhitungan matematika bukan hasil pengamatan. Hillel II menggunakan Sod ha-Ibbur (The Secret of Intercalation) dan Keviuta de-Yarha (The Fixing of the New Month) suatu metode untuk menghitung bulan baru dan pergantian tahun.
Kalender hasil perhitungan para rabbi ini bermasalah terutama dalam hitungan tahun. Kalender Rabbinical yang kemudian baru diketahui selisih ratusan tahun bila dibanding hitungan sejarah dunia, masih terus dipakai hingga saat ini oleh bangsa Israel modern. Pasalnya orang Yahudi menganut keyakinan, bahwa setiap ketetapan Beth-Din hanya bisa diperbaiki oleh majelis Deth-Din yang lain, sementara hingga hari ini belum ada majelis seperti ini yang muncul memperbaiki kekeliruan tersebut.
Jadi bila kita melihat Kalender Yahudi saat ini menunjuk Tahun 5775, itu tidak sesuai dengan hitungan Kalender Tuhan yang tercantum dalam Alkitab. Karena Kalender Para Rabbi itu mengandung kesalahan ratusan Tahun. Lalu bagaimana kita dapat menemukan kembali Kalendar Tuhan yang benar ?

GERHANA MATAHARI 20 MARET 2015 DAN KALENDER SANG PENCIPTA
Puji Tuhan ! Seperti ada tertulis: “…tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya. TUHAN membangkitkan bagi kita: orang-orang bijaksana pada zaman ini, untuk menemukan cara menghitung kembali Kalender-Nya secara Alkitabiah.
Beberapa anak Tuhan yang dikaruniai pengetahuan komputasi dan pengetahuan astronomi dikombinasi pemahaman akan catatan-catatan Tuhan dalam kitab Taurat, berhasil menyusun sebuah Kalender yang Alkitabiah yang disebut Kalender Sang Pencipta (Creator Calendar). Mereka dapat menghitung mundur pergerakan kompleks planet bumi dan bulan (teknologi yang sama digunakan oleh Badan Antariksa Amerika/NASA), hingga mereka menemukan berapa tahun sebenarnya sejak penciptaan Adam hingga sekarang ini menurut prinsip-prinsip Alkitab.
Mereka kemudian membangun situs internet yang mengagumkan, yang menyajikan kalender yang Alkitabiah itu agar bisa diketahui semua umat TUHAN. Dan sekarang semua orang, bukan hanya para rabbi dan orang Yahudi, dapat melihatnya dan menggunakannya. Silakan kunjungi situs internetnya di alamat http://www.torahcalendar.com
Menurut Kalender Pencipta itu, ternyata jika dihitung sejak penciptaan (Adam) hingga sekarang ini, kita telah berada di ujung Tahun 6000. Dan sebentar lagi pada Tanggal 21 Maret 2015, kita akan menginjak 1 Nissan Tahun 6001 (Tanggal 1 Bulan 1 Tahun 6001), artinya kita akan segera memasuki Milenium Ketujuh. Milenium Ketujuh adalah masa Seribu Tahun Perhentian, Seribu Tahun Kerajaan Tuhan (Wahyu 20:4).

Tanggal 21 Maret 2015 itu memang luar dari biasa, alam turut mengkonfirmasi menjadi saksi dengan terjadinya Gerhana Matahari Total pada sehari sebelumnya yaitu Tanggal 20 Maret 2015. Gerhana Matahari Total itu adalah tanda genapnya Milenium Keenam (Prinsip Kej 1:14). Namun demikian ini bukan berarti Tuhan akan datang pada tanggal tersebut, sebab harus digenapi dahulu setiap tanda yang pernah disebutkan oleh Firman tuhan. Pada tanggal 20 Maret memang telah digenapi tanda matahari menjadi gelap yang disebutkan oleh nabi Yoel, tetapi bulan darah akan terjadi dua kali lagi di tahun ini, yaitu pada 4 April dan 28 September 2015. Pada peristiwa bulan darah terakhir yang tepat jatuh di Hari Raya Pondok Daun itulah, seluruh tanda Kedatangan-Nya lengkap digenapi.
Jadi sisa waktu penantian kita tidak banyak lagi, pergunakan waktu yang ada untuk mempersiapkan diri dan keluarga serta jemaat yang Saudara pimpin. Tidak ada waktu untuk ragu-ragu dan bingung, sebentar lagi semuanya akan terbukti apakah semua ini benar atau keliru.
Tidak ada ruginya kita diperingatkan untuk sungguh-sungguh mempersiapkan diri dan jemaat, untuk hidup kudus dan siap menyambut Kedatangan Tuhan. Kita tidak diminta melakukan tindakan-tindakan ekstrim yang menyesatkan, hanya diberitahu untuk berjaga-jaga dan melepaskan diri dari cinta akan dunia dan segala kemegahannya.
Betapa ruginya kalau kita mengabaikan revelation ini ketika semua kebenaran ini digenapi. Orang-orang yang mengabaikan peringatan ini dan tetap mabuk dengan anggur duniawi seperti Nuh dalam masa kebodohannya (Kej 9:21), akan menjadi orang-orang yang paling malang di hadapan Tuhan.
Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya. (Wahyu 16:15)
PERINGATAN UNTUK ORANG YANG TIDAK PERCAYA
Selama berkeliling ke gereja-gereja menyampaikan penyingkapan ini, penulis menemukan penghalang terbesar bagi seseorang untuk menerima penyingkapan Wahyu Tuhan adalah harta mereka.
Harta yang dimaksud disini bukan saja berarti kekayaan materi, ini memang penghalang utama, tetapi juga pengetahuan yang banyak, status keimaman seseorang serta prestasi apapun yang berharga di dunia ini, sering membuat orang tidak dapat menerima kenyataan. Di bawah alam sadar, mereka tidak rela kalau semua harta mereka sebentar lagi akan segera tidak ada artinya. Rasa tidak rela terhadap seluruh investasi yang telah ditanamkan di dunia ini, membuat orang menolak percaya. Sangat sulit mempercayai bahwa dunia (tempat mereka berinvestasi) dengan segala kemegahannya sedang lenyap (1Yoh 2:17).
Hati-hati bagi mereka yang merasa dirinya imam atau nabi, jangan sampai anggur yang dimaksud oleh Roh Tuhan dalam kitab Yesaya menghalangi kita menangkap Wahyu Tuhan.
Tetapi orang-orang di sini pun pening karena anggur dan pusing karena arak. Baik imam maupun nabi pening karena arak, kacau oleh anggur Dan orang berkata: Kepada siapakah Dia ini mau mengajarkan pengetahuan-Nya dan kepada siapakah Ia mau menjelaskan nubuat-nubuat-Nya? (Yesaya 28:7-9)
Orang yang terikat oleh berbagai doktrin dan pengajaran yang banyak akan pening dan sulit memahami penyingkapan baru yang sederhana ini. Mereka akan susah menangkap penyingkapan yang baru dari nubuat-nubuat-Nya. Kecuali mereka rela meninggalkan anggur lama yang memabukkan, dan bersedia menerima anggur baru yang segar (1Kor 13:9-10).
Namun lepas dari mereka mau menerima atau tidak, Agenda Tuhan tetap dan Rencana Kedatangan-Nya tidak akan pernah ditunda-tunda. Siap atau tidak siap, Tuhan sudah akan datang tanpa menagguhkan Kedatangan-Nya (Ibrani 10:37). Dan hamba-hamba yang setia dan bijaksana akan bergembira ketika Tuannya datang (Mat 24:45-46).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar