AGENDA TUHAN DALAM KITAB IMAMAT
Tulisan ini merupakan artikel Ketiga dari empat
artikel spesial yang diterbitkan House of Revelation pada hari yang istimewa,
yaitu hari terakhir dari Milenium Keenam yang ditandai dengan Gerhana Matahari
Total Tanggal 20 Maret 2015. Perhatikan, empat artikel ini telah dipersiapkan
untuk menyingkapkan Rahasia Hari Kedatangan Tuhan, kita tidak akan
menyembunyikan lagi, karena sudah tiba waktunya untuk menyngkapkannya. Diharap
semua rekan pembaca menyimak sampai selesai seluruh rangkaian artikel yang
disampaikan, tanpa terburu-buru mencela atau menghakimi. Rangkaian artikel yang
dimaksud adalah :
– MEMAHAMI
MISTERI KERAJAAN ALLAH
– GERHANA 20
MARET 2015 & KALENDER SANG PENCIPTA
– AGENDA
TUHAN DALAM KITAB IMAMAT
– MEMAHAMI
KAIROS (WAKTU TUHAN)
Berusahalah untuk memahami wahyu Tuhan Yesus yang
telah termeterai berabad-abad, dan yang kini meterainya telah dibuka oleh Tuhan
kita (Wah 6). Tujuan tulisan ini adalah menyingkapkan Firman Tuhan bagi mereka
yang dituju oleh Kasih Karunia Kristus. Tidak ditujukan kepada mereka yang
menolak kasih karunia-Nya, silahkan lanjutkan membaca atau berhenti disini.
Di kitab Imamat kita menemukan bahwa TUHAN menetapkan
peristiwa-peristiwa mana yang harus selalu diingat oleh bangsa Israel turun-temurun,
dan peristiwa-peristiwa itu wajib diperingati dalam mekanisme perayaan
hari-hari raya tahunan yang waktunya tetap tidak boleh diubah-ubah sepanjang
masa.
“Inilah
hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus
kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.” (Imamat
23:4)
Bila kita memperhatikan perintah ini terlihat sesuatu
yang tidak biasa. Kita mengenal TUHAN bukanlah ilah agamawi dan suka kita
memelihara hari-hari tertentu, tetapi mengapa Ia memerintahkan kepada bangsa
Israel untuk memperingati hari-hari yang tetap, mengapa tidak cukup
mementingkan makna peringatannya saja? Tentu TUHAN punya suatu alasan yang
penting dibanding sekedar mensakralkan suatu hari tertentu semata.
Hari-hari itu memang merupakan “petunjuk
waktu” bagi umat
TUHAN, sehingga mereka diperintah untuk terus-menerus memelihara hari-hari itu
secara tetap tanggalnya. TUHAN memang mempunyai maksud, hari-hari raya itu
sebagai “Mo’edim” atau “appointment
times” atau “Waktu
Pertemuan Kudus” diri-Nya dengan umat kesayangan-Nya.
“… Hari-hari
raya yang ditetapkan TUHAN yang harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan
kudus, waktu perayaan yang Kutetapkan… ” (Imamat 23:2)
Bagi orang Yahudi, hari-hari raya itu juga dimaksudkan
sebagai “Shamar” atau “Observance” atau “Waktu untuk
Berjaga-jaga”. Maksudnya
adalah agar mereka siap sedia menghadapi peristiwa penggenapan dari nubuat yang
terkandung dalam makna hari raya itu sendiri kelak. Alkitab mengajarkan bahwa,
hari-hari raya ini memang merupakan waktu untuk umat Tuhan berjaga-jaga.
“Malam itulah
malam berjaga-jaga bagi TUHAN, untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.
Dan itulah juga malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun,
untuk kemuliaan TUHAN.” (Kel 12:42)
Rasul Paulus juga menyingkapkan bahwa hari-hari raya
sesungguhnya lebih merupakan bayangan atau nubuat dari apa yang harus terjadi
di masa mendatang, yang menubuatkan peristiwa-peristiwa berkaitan dengan
Kristus di zaman akhir.
“Karena itu
janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau
mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah
bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” (Kol
2:16-17)
TIGA HARI RAYA PERTAMA
Sebagai contoh hari raya “Paskah
Yahudi” atau “Pesach” (Imamat
23:5), kita semua tahu ini merupakan perlambang untuk peristiwa pengorbanan
Yesus, yang merupakan penggenapan dari arti Paskah itu sendiri. Paskah Yahudi
yang diperintahkan untuk diperingati setiap tahun itu ternyata juga merupakan
petunjuk hari bahwa suatu kali bertepatan dengan hari Paskah Yahudi itu, Anak
Domba TUHAN akan dikorbankan untuk menyelamatkan umat manusia. Dan hari dimana
Kristus Yesus dibunuh jatuh tepat pada tanggal 14 Nissan di hari persiapan
Paskah Yahudi.
“Hari itu ialah
hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang
Yahudi itu: “Inilah
rajamu! Maka berteriaklah mereka: “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata
Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam
kepala: “Kami tidak
mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka
untuk disalibkan” (Yoh 19:14-16a)
Begitu juga hari raya ”Roti Tidak Beragi” (Imamat 23:6) adalah nubuat terbentuknya Jemaat Tuhan
yaitu Komunitas Yang Murni dan Benar. Rasul Paulus menjelaskan kaitan antara
nubuat Paskah dan nubuat Roti Tidak Beragi ini yang menggambarkan Pengorbanan
Kristus Yesus, Domba Paskah yang sesungguhnya telah memungkinkan kita menjadi
Umat Yang Murni dan Benar.
“Buanglah
ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang
tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu
Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan
pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi,
yaitu kemurnian dan kebenaran.” (1 Kor 5:7-8)
Dan sesuai dengan nubuat hari raya “Roti Tidak
Beragi” yang jatuh
tepat setelah peristiwa Paskah, murid-murid dan orang percaya pertama
memisahkan diri dari orang-orang Yahudi. Secara umum orang percaya pada saat
itu bersembunyi dari mereka yang telah menangkap Yesus, secara propetik mereka
menggenapi nubuat pemisahan “Eklesia” telah dimulai. (Kata Gereja berasal dari kata Yunani “Eklesia” artinya “dipanggil keluar” atau “dipisahkan”).
Demikian pula hari raya “Buah Sulung” atau hari
raya “Berkas
Unjukan Pertama”. Hari raya ini mengandung nubuat bahwa Yesus Kristus
sebagai buah sulung di antara orang percaya akan menjadi yang pertama yang
bangkit. Sesuai ketetapan hari rayanya, yaitu sesudah sabat, pada hari yang
ketiga yaitu tanggal 17 Nissan, Kristus menggenapi nubuat hari raya Buah Sulung
itu menjadi yang pertama bangkit dalam tubuh kemuliaan.
“Tetapi yang
benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai
yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” (1Kor
15:20)
HARI RAYA KEEMPAT
Hari raya “Pentakosta Yahudi” atau “Shavuot” juga merupakan nubuat dan digenapi pada tanggal yang
sama saat hari raya itu diperingati orang Yahudi. Hari Raya Pentakosta Yahudi
ini dulu memperingati turunnya Sepuluh Hukum TUHAN. Namun bangsa Israel
ternyata gagal dalam perjanjian tersebut.
TUHAN kemudian menubuatkan pemberian Roh Kudus kepada
umat-Nya di zaman Perjanjian Baru. Dimana pemberian Roh Kudus merupakan suatu
janji yang lebih sempurna yaitu mereka akan diberi suatu hati yang akan
menuruti hukum-hukum TUHAN dan mereka akan menjadi umat yang taat melakukannya.
“Roh-Ku akan
Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala
ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yeh 36:
27)
Peristiwa pemberian Roh Kudus ini juga telah digenapi
tepat pada saat hari raya Pentakosta Yahudi diperingati (Kis 2:1). Jadi
hari-hari raya itu memang merupakan nubuat dan sekaligus tanda waktu untuk
berjaga-jaga menghadapi peristiwa-peristiwa Kristus pada zaman akhir.
Empat dari tujuh hari raya yang disebutkan Imamat 23
telah digenapi. Keempatnya jatuh pada tanggal-tanggal di musim semi, ada tiga
hari raya berikutnya yang jatuh pada tanggal-tanggal di musim gugur akan
digenapi di akhir zaman, yaitu hari raya “Peniupan Serunai”, hari raya “Pendamaian” dan hari raya “Pondok Daun”.
HARI RAYA KELIMA
Bagi orang Yahudi, hari raya kelima yaitu hari raya “Peniupan Serunai” atau “Rosh
HaShanah” ini
merupakan hari pertama dari sepuluh hari yang disebut “Yamim Noraim” (Sepuluh
Hari Pertobatan), yaitu dari tanggal 1 bulan 7 (Tishri) sampai sepuluh hari
kemudian yaitu tanggal 10 bulan 7, yaitu hari raya keenam, hari raya Pendamaian
(“Yom Kippur”).
Orang Yahudi percaya bahwa selama “Sepuluh Hari
Pertobatan” ini, Buku
Kehidupan atau “Sefer HaChayim” dibuka, setiap orang dievaluasi kembali hidupnya
apakah namanya akan dicantumkan atau dihapuskan dari Kitab Hayat tersebut. Jadi
periode sepuluh hari ini setiap tahun menjadi periode yang paling khusuk
diperingati untuk “Teshuvah” (berbalik) dan mencari perkenanan TUHAN sebelum
memasuki Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) sebagai hari penghakiman setiap
tahun.
“Sepuluh Hari
Pertobatan” ini adalah
nubuat datangnya masa pengujian yang akan datang di akhir zaman bagi jemaat
Yahudi yaitu “Sepuluh Hari Kesusahan” (Wah 2:10) yang sering disebut sebagai “Great
Tribulation”. Jadi hari
raya peniupan serunai adalah peringatan datangnya sepuluh hari masa kesusahan
besar bagi bangsa Israel di akhir zaman. Nabi Amos telah menubuatkan hari raya
yang menjadi awal masa kesusahan Israel ini.
“ “Pada hari
itu akan terjadi”, demikianlah firman TUHAN, “Aku akan
membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah.
Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala
nyanyianmu menjadi ratapan… “ “ (Amos 8:9-10)
HARI RAYA KEENAM
Sementara itu hari raya keenam yaitu hari raya “Pendamaian” atau “Yom Kippur” selain
lambang masa berakhirnya masa aniaya besar, juga merupakan momentum Kebangkitan
Orang Percaya sebelum Hari Pengangkatan. Hal ini berkaitan dengan Tahun Yobel – yang
merupakan lambang Kebangkitan Orang Percaya” – yang selalu diumumkan pada akhir perayaan hari “Pendamaian”.
Setiap menghadapi hari raya “Yom Kippur” orang-orang
Yahudi akan memakai “kittle”, yaitu jubah putih polos yang sangat sederhana. Jubah
ini pencerminan kemurnian dan hati yang merendah yang harus ditunjukkan
menjelang hari raya tersebut. Kitab Wahyu juga menyebutkan perihal jubah putih
yang diberikan kepada mereka yang setia sampai mati di masa Kesesakan Besar,
hal ini sekali lagi menegaskan bahwa hari raya “Yom Kippur” dan hari-hari Tribulasi itu saling bekaitan erat.
“Dan kepada
mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka
dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap
jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama
seperti mereka.” (Wah 6:11)
Jubah putih yang disebutkan dalam ayat tersebut diatas
dan “kittle” yang
dipakai orang Yahudi pada hari raya “Pendamaian” sesungguhnya melambangkan “tubuh
kemuliaan” yang akan
diberikan kepada mereka yang telah setia sampai matinya dalam Tuhan, dan mereka
akan bangkit mengenakannya pada suatu saat yang tepat dimana menurut aturan
Tahun Yobel dalam kitab Imamat akan terjadi pada hari raya “Pendamaian”.
“… engkau
harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh
pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus
memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kamu
harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri
itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu…” (Imamat
23:9-10)
Tahun Yobel adalah tahun sabath setiap lima-puluh
tahun sekali, dan merupakan masa pembebasan perbudakan dan segala hutang
pihutang bangsa Israel. Tahun Yobel adalah lambang pembebasan dari kutuk maut
dan hutang dosa, yaitu nubuat Kebangkitan orang percaya yang mati dalam Tuhan.
Orang yang mati dalam Tuhan akan dibangkitkan dari kubur mengenakan tubuh baru
yang bebas dari maut pada waktu Tahun Yobel yang sesungguhnya digenapi.
“Sebab pada
waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati
dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” (1Tes 4:16)
Perhatikan frase “sangkakala TUHAN berbunyi” adalah
momentum pada waktu mengumumkan Tahun Yobel, dimana Tuhan memerintahkan agar
sangkakala dibunyikan dimana-mana. Jadi pada hari raya “Pendamaian” inilah
kelak orang-orang percaya yang mati dalam Tuhan akan lebih dahulu dibangkitkan,
beberapa hari sebelum hari “Pengangkatan”. Itu sebabnya kepada mereka yang dibangkitkan, di
kitab Wahyu disebutkan agar “mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi” (Wahyu
6:11). Itulah juga yang dimaksud Paulus ketika menyatakan bahwa “mereka yang
mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1Tes 4:16b).
HARI RAYA KETUJUH
Hari raya yang Ketujuh yang jatuh lima hari kemudian,
yaitu hari raya “Pondok Daun” atau “Tabernakel” adalah lambang dari hari Kedatangan Tuhan untuk
menjemput umat tebusan-Nya. Berbeda dengan dua hari raya yang mendahuluinya
yang harus diperingati dengan prihatin dan khusuk, hari raya ini harus
diperingati dengan penuh suka cita dan kegembiraan.
“pada hari
yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil
buah-buahan dari tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi TUHAN… Pada hari
yang pertama kamu harus mengambil dahan-dahan pohon-pohon yang elok,
pelepah-pelepah pohon-pohon palem, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun
dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN,
Allahmu…” (Imamat
23:39-40 – KJV)
Perhatikanlah ciri yang unik pada hari raya Pondok
Daun, orang-orang Israel diperintahkan membawa dahan-dahan dan pelepah pohon
palem dalam perayaan yang penuh sukacita. Hal ini sangat khas dan merupakan
nubuat peristiwa yang digambarkan oleh kitab Wahyu pasal Tujuh yang melukiskan
suasana orang-orang percaya yang diangkat ke Sorga. Mereka juga
melambai-lambaikan dahan pohon palem dan bersuka-ria di hadapan Tuhan.
“Kemudian
dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.”
(Wahyu 7:9)
Hari Raya Pondok Daun juga dikenal dengan sebutan
lain, yaitu Hari Raya “Pengumpulan Hasil” (“Chag Ha-Asif”= “The Feast of Ingathering”).
Orang-orang Israel biasa mengumpulkan hasil panen akhir tahun sambil merayakan
hari Pondok Daun ini, maka hari raya ini diseut juga hari “Pengumpulan
Hasil” atau “Penuaian
Akhir”.
“…demikian
juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan
hasil usahamu dari ladang.” (Kel. 23:16b)
Hal ini membuat kita mengerti bahwa hari raya Pondok
Daun atau hari “Tabernakel” merupakan nubuat berkaitan dengan Hari Kedatangan
Tuhan untuk mengangkat orang percaya. Peristiwa “Pengangkatan” (“Rapture”) sering disebut juga sebagai peristiwa Pengumpulan
(Gathering) yang dinubuatkan dengan Hari Raya Pengumpulan Hasil atau Hari Raya
Pondok Daun ini.
“Tentang
kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya (gathering – KJV) kita
dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara…” (2 Tes 2:1)
Sudah waktunya untuk menyingkap rahasia ini kepada
Jemaat Tuhan Yesus, yaitu bahwa peristiwa “Pengangkatan” orang percaya yang sering disebut juga sebagai
peristiwa “Rapture”, akan
terjadi pada saat jatuhnya hari raya “Pondok Daun” atau dalam bahasa Ibraninya hari raya “Sukkot”, yaitu pada
tanggal 15 Tishri (bulan Tujuh Yahudi) pada suatu saat yang tidak lama lagi.
Hari raya Pondok Daun jatuh antara September atau
Oktober Setiap tahun terus bergerak. Namun kita bisa mencari tahu dari
internet, tanggal berapa tepatnya hari raya ini jatuh setiap tahunnya, dan
tahun ini hari raya Pondok Daun jatuh pada tanggal 28 September 2015.
Dengan memahami bahwa hari-hari raya adalah nubuat
Kedatangan Tuhan, kita bisa berjaga-jaga lebih sungguh lagi. Setelah
menyingkapkan Tanggal dan Bulan Kedatangan Tuhan, apakah Alkitab juga
menyingkapkan Tahun-Nya? Silakan baca artikel selanjutnya : “Memahami
Kairos (Waktu Tuhan)”
MEMAHAMI KAIROS (WAKTU TUHAN)
Tulisan ini merupakan artikel terakhir dari empat
artikel spesial yang diterbitkan House of Revelation pada hari yang istimewa
ini. Yaitu pada hari pertama dari Milenium Ketujuh yang ditandai selesainya
Gerhana Matahari Total Tanggal 20 Maret 2015. Perhatikan, empat artikel ini
telah dipersiapkan untuk menyingkapkan Rahasia Hari Kedatangan Tuhan, kita
tidak akan merahasiakannya lagi, karena kini waktunya sudah tiba untuk
menyingkapkan. Diharap semua rekan pembaca menyimak dahulu artikel sebelumnya
sampai selesai baru kemudian membaca artikel ini. Rangkaian artikel yang
dimaksud adalah :
MEMAHAMI MISTERI KERAJAAN ALLAH
GERHANA 20 MARET 2015 & KALENDER SANG PENCIPTA
AGENDA TUHAN DALAM KITAB IMAMAT
MEMAHAMI KAIROS (WAKTU TUHAN)
Berusahalah untuk memahami wahyu Tuhan Yesus yang
telah termeterai berabad-abad, dan yang kini meterainya telah dibuka oleh Tuhan
kita (Wahyu 6). Tujuan tulisan ini adalah menyingkapkan Firman Tuhan bagi
mereka yang dituju oleh Kasih Karunia Kristus. Tidak ditujukan kepada mereka
yang menolak kasih karunia-Nya, silahkan lanjutkan membaca atau berhenti
disini.
Di bagian ini kita akan lebih mengerti bahwa TUHAN
menghendaki kita umat-Nya memahami detail rencana-Nya termasuk waktu-waktu yang
telah ditetapkan dalam Agenda Tuhan untuk segala sesuatu.
Ada tiga prinsip yang kita akan pahami setelah kita
mempelajari rahasia waktu TUHAN dalam Alkitab lebih dalam. Pertama kita akan
mengerti bahwa TUHAN bekerja dengan rencana-rencana yang cermat, tidak acak.
TUHAN telah merencanakan segala sesuatu dengan agenda dan ketetapan waktu yang
cermat. Pengkotbah mengatakan bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, artinya
segala sesuatu telah direncanakan waktunya secara tepat.
“Untuk segala
sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.” (Pkh 3:1)
Yang kedua kita akan mengerti bahwa rencana-rencana
TUHAN itu tidak berubah-ubah. Banyak orang berpikir Tuhan sering mengubah
rencana-Nya, atau bersifat tidak konsisten, pendapat itu keliru dan merupakan
pemahaman yang dangkal. Raja Daud berkata bahwa rencana TUHAN tetap tidak
berubah-ubah, bahkan sampai turun-temurun rencana-Nya tidak goyah.
“tetapi
rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.” (Maz 33:11)
Yang ketiga kita akan mengerti bahwa TUHAN berusaha
memberitahu agenda-Nya kepada umat-Nya. Kitab Perjanjian Lama sering disebut
sebagai bayangan bagi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (Ibrani
10:1). Artinya tulisan di dalam Perjanjian Lama mengandung pembeberan dari
peristiwa-peristiwa yang TUHAN rencanakan terjadi di zaman akhir ini.
Jika TUHAN telah merencanakan Agenda-Nya secara
cermat, lengkap dengan waktu-Nya yang tetap, dan TUHAN berkehendak kita
memahami rencana-rencana-Nya secara jelas, dimana kita bisa menemukan
Agenda-Nya ? di dalam kitab Taurat-Nya !
Jika kita mempelajari kitab Imamat, kita akan
menemukan bahwa rencana Kedatangan Kristus ternyata telah dijabarkan bulan dan
tanggalnya sejak jauh-jauh hari. Alkitab telah menyingkapkan pada tanggal dan
bulan mana Kristus akan datang untuk kedua kali (Bacalah artikel “AGENDA TUHAN
DALAM KITAB IMAMAT”). Ternyata Kedatangan-Nya untuk mengangkat kita akan
terjadi pada saat yang bersamaan dengan hari raya “Pondok Daun”. Masalahnya
setiap tahun ada peringatan hari raya “Pondok Daun”, apakah Alkitab juga memberi petunjuk mengenai tahun
Kedatangan-Nya ?
Mari simak apa yang Alkitab katakan mengenai Tahun
Kedatangan-Nya.
TANDA BENDA-BENDA LANGIT
Alkitab tidak hanya menunjukkan Tanggal dan Bulan Kedatangan-Nya
lewat hari-hari raya yang dicatat di kitab Imamat, namun juga kapan tepatnya
Tahun Kedatangan-Nya. Karena pada prinsipnya TUHAN ingin kita mengerti dengan
jelas, setiap detail Agenda-Nya.
Alkitab mengatakan bahwa matahari dan bulan telah ditetapkan
menjadi tanda untuk menetapkan waktu, hari-hari dan tahun-tahun. Artinya apa
yang terjadi dengan matahari dan bulan adalah “clue” atau petunjuk yang penting berkaitan dengan waktu.
“Berfirmanlah
Allah: “Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah
benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap
dan hari-hari dan tahun-tahun.” (Kejadian 1:14)
Ayat di atas berkata bahwa matahari dan bulan itu
adalah tanda yang menunjukan tahun-tahun. Jadi untuk mengetahui Tahun
Kedatangan Tuhan, kita harus memperhatikan apa yang Alkitab katakan tentang
matahari dan bulan dalam kaitannya dengan Kedatangan-Nya.
Dalam mengungkapkan peristiwa Hari Kedatangan Tuhan,
Alkitab sering menyebutkan suatu tanda yang khas berkaitan dengan matahari dan
bulan. Alkitab berkali-kali menyebutkan bahwa matahari akan menjadi gelap atau
menjadi hitam dan bulan menjadi darah atau tidak bercahaya. Ini adalah petunjuk
bahwa menjelang peristiwa itu akan terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan.
Yoel menyebutkan bahwa menjelang hari Tuhan yang hebat dan dahsyat, matahari
akan menjadi gelap gulita dan bulan akan menjadi darah.
“Matahari
akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya
hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.” (Yoel 2:31)
Yesaya juga menyebutkan tanda ini sebelum Hari Tuhan
datang, yaitu matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak memancarkan
cahayanya.
“Sungguh,
hari TUHAN datang dengan kebengisan, … matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan
bulan tidak akan memancarkan sinarnya.” (Yes 13:9-10)
Tuhan Yesus juga menyebutkan peristiwa gerhana
matahari dan gerhana bulan ini akan terjadi segera sesudah tribulasi dan
menjelang waktu Penampakan Anak Manusia di langit yaitu peristiwa “Pengangkatan” itu.
“Segera
sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak
bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa
langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan
semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu
datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” (Matius
24:29-30)
Rasul Petrus yang penuh Roh Kudus pada hari Pentakosta
di Yerusalem juga mengucapkan kembali nubuat Yoel yang menyebutkan tanda
peristiwa gerhana matahari dan bulan yang terjadi berturut-turut berkaitan
dengan datangnya hari Tuhan yang mulia itu.
“Matahari
akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya
hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.” (Kisah 2:20)
Kitab Wahyu menyingkapkan juga bahwa pada pembukaan
meterai keenam, yaitu pada peristiwa hari besar Penampakan Tuhan Yesus (Wahyu
6:16-17), akan sama ditandai dengan peristiwa gerhana matahari dan gerhana
bulan.
“Maka aku
melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya
terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung
rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” (Wah 6:12)
Jadi TUHAN akan membuat tanda alam gerhana matahari
yang akan disusul dengan terjadinya gerhana bulan menjelang hari
Kedatangan-Nya. Peristiwa alam ini akan menjadi petunjuk waktu untuk memecahkan
misteri datangnya hari “Pengangkatan” orang percaya.
PERISTIWA LUAR BIASA DI 2014-2015
Sejak Tahun 2014, tepatnya pada hari raya Paskah
Yahudi 15 April 2014, telah terjadi peristiwa langit yang luar biasa. Suatu
peristiwa langka berupa gerhana matahari yang disertai fenomena gerhana bulan
darah kembar empat (Tetrad Blood Moon) secara berturut-turut dari bulan April
Tahun 2014 hingga akhir September Tahun 2015. Dan yang lebih istimewa lagi
setiap peristiwa langit itu semuanya terjadi bertepatan dengan hari-hari raya
Yahudi yang disebutkan dalam Imamat 23. Inilah tanda Kedatangan Tuhan yang
dimaksudkan oleh Alkitab, dan hal ini terjadi sekarang di hadapan kita, yang
hidup di zaman akhir ini.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah
mengumumkan bahwa selama 2014-2015 akan terjadi fenomena gerhana matahari total
disertai gerhana bulan darah kembar empat. Gerhana bulan darah kembar empat
itu, yang pertama terjadi pada tanggal 15 April 2014 : bertepatan dengan hari
Paskah Yahudi 2014, yang kedua pada tanggal 8 Oktober 2014 : bertepatan dengan
hari raya Pondok Daun 2014, yang ketiga pada 4 April 2015 : bertepatan dengan
hari Paskah Yahudi 2015, dan yang terakhir pada tanggal 28 September 2015 :
bertepatan dengan hari raya Pondok Daun 2015.
Sementara itu Gerhana Matahari Total yang terjadi pada
20 Maret 2015 bertepatan dengan pergantian Tahun Baru Yahudi, yang bila kita
pelajari secara Kalender Alkitabiah tahun baru Yahudi yang akan datang ini
merupakan awal dari milenium Ketujuh. Artinya Gerhana Matahari Total yang
terjadi tahun 2015 ini selain secara umum sebagai tanda Kedatangan Tuhan
menurut nubuat Yoel, namun sekaligus juga merupakan tanda hitungan kalender
untuk memasuki masa Milenium Tuhan, yaitu Seribu Tahun Kerajaan Tuhan (Wahyu
20:4). Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini silakan baca artikel “Kalender
Tuhan”.
Dengan terjadinya tanda-tanda langit yang luar biasa
ini, TUHAN mengajak kita untuk memahami bahwa Kedatangan Tuhan sungguh-sungguh
akan terjadi pada tahun-tahun sekarang ini. Kita telah diajar bahwa Tuhan Yesus
akan datang menjemput kita pada hari raya Pondok Daun, dan nabi Yoel telah
menyebutkan tanda bulan darah ini ribuan tahun sebelum fenomena gerhana bulan
darah yang terjadi pada 2014-2015 ini diumumkan oleh NASA. Dan sekarang ini
tanda bulan darah itu benar-benar terjadi berturut-turut pada hari-hari raya
Tuhan, termasuk hari raya Pondok Daun. Tidak salah lagi bahwa Hari Tuhan yang
dahsyat itu akan terjadi bertepatan dengan hari raya Pondok Daun 2015 dimana
seluruh tanda bulan darah ini akan selesai digenapi pada hari yang dahsyat itu.
Kita tidak boleh secara sembarang menyimpulkan
sesuatu, tetapi semua harus diuji dengan teliti dan cermat. Bahwa hari Pondok
Daun 2015 yang jatuh pada tanggal 28 September itu benar-benar adalah hari
Kedatangan Tuhan, harus memenuhi satu syarat lagi yaitu hari raya Pendamaian
yang jatuh pada tanggal 23 September 2015 – harus merupakan waktu yang tepat untuk mengumumkan
Tahun Yobel. Mengapa demikian ? Karena sebelum Pengangkatan harus terjadi
dahulu Kebangkitan Orang Percaya yang telah mati dalam Tuhan.
“Sebab pada
waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati
dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” (1Tesalonika 4:16)
Sementara itu Kebangkitan Orang Percaya hanya akan
terjadi pada Tahun Yobel (Ingat Tahun Yobel adalah lambang Tahun Pembebasan
dari maut atau Kebangkitan Orang Percaya). Dan Tahun Yobel harus diumumkan
tepat pada hari Pendamaian. Jadi hari Pendamaian yang jatuh pada tanggal 23
September 2015 harus memenuhi syarat sebagai awal Tahun Yobel untuk mendukung
kesimpulan bahwa Kedatangan Tuhan akan terjadi pada hari Pondok Daun 2015.
PENGUJIAN TAHUN YOBEL
Menurut aturan Imamat 25, Tahun Yobel adalah Tahun
Pembebasan yang dihitung empat puluh sembilan tahun setelah bangsa Israel
memperoleh tanah perjanjian.
“…Apabila kamu
telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus
mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.” (Imamat 25:2)
“Selanjutnya
engkau harus menghitung… empat puluh sembilan tahun… dalam bulan
yang ketujuh pada tanggal sepuluh… pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan
bunyi sangkakala itu di mana-mana… memaklumkan kebebasan… Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu…” (Imamat
25:8-10)
Untuk menghitung jatuhnya Tahun Yobel harus melihat
kondisi bahwa bangsa Israel telah menerima negeri yang dijanjikan TUHAN. Jadi
ketika bangsa Israel berada dalam pembuangan seperti di Asyur dan di Babilonia,
Tahun Yobel tidak boleh dihitung. Begitu juga selama bangsa Israel terserak ke
seluruh dunia sejak penjajahan oleh kekaisaran Romawi.
Pada awal abad ke-20, sejak meletusnya perang dunia
pertama, bangsa Israel moderen mulai berbondong-bondong ‘eksodus’ dari
seluruh penjuru dunia, kembali memasuki negeri yang TUHAN janjikan. Pada
tanggal 15 Mei tahun 1948 bangsa Israel moderen menyatakan kemerdekaannya.
Namun demikian tanah Perjanjian terpenting yaitu kota tua Yerusalem dan Yudea
serta Samaria masih dikuasai kerajaan Yordania. Baru pada Tanggal 7 Juni 1967,
melalui peristiwa Perang Enam Hari, Yerusalem dan wilayah Yudea-Samaria dapat
direbut kembali. Hari itu dirayakan sebagai “Yom Yerusalayim”, hari kembalinya kota Yerusalem.
Tanggal 7 Juni 1967 adalah tonggak sejarah penting
bagi bangsa Israel, dan hari itu merupakan awal yang tepat untuk menghitung
Tahun Yobel menurut aturan Imamat 25. Dan bila kita menghitung 49 tahun atau
17,640 hari (49 x 360 hari) dari tanggal 7 Juni 1967, – kita dapat
menghitungnya menggunakan komputer dengan program Microsoft Excel misalnya – ternyata
hasilnya jatuh tepat pada Tanggal 23 September 2015 !
Ini berarti Tanggal 23 September 2015 adalah hari yang
sah untuk mengumumkan Tahun Yobel, dan nubuat Kebangkitan para kudus yang telah
mati dalam Tuhan benar-benar akan terjadi pada hari tersebut. Ini sekaligus
menegaskan bahwa hari raya Pondok Daun yang jatuh pada Tanggal 28 September
2015, akan menjadi hari Kedatangan Tuhan dan hari yang penuh kebahagiaan bagi
setiap orang yang menanti-nantikan Dia (Titus 2:13).
Jangan terkejut dengan penyingkapan ini, bukankah
Tuhan Yesus telah berkata, bahwa pelita harus ditaruh di atas kaki dian ? Ini
artinya Firman harus menjadi Terang bagi Jemaat. Bukankah telah dikatakan bahwa
tidak ada rahasia yang tidak akan tersingkap ? Segala sesuatu yang semula
tersembunyi akhirnya akan dinyatakan juga kepada jemaat-Nya.
“Orang
membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat
tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang
tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang
tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah
ia mendengar!” (Markus 4:21-23)
Selamat memasuki Milenium Baru! Selamat menyambut
Kerajaan Tuhan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar