( 22 ) Yesus Mati; Lambung Yesus Ditikam
(Mat 27 : 45 – 56; Mrk 15 : 33 – 41; Luk 23 : 44 – 49; Yoh 19 : 28 - 37)
Ketika itu hari kira-kira sudah jam dua belas malam, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Lihat, Ia memanggil Elia.”
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia –supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci–: “Aku haus!” Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan mengunjukkannya ke mulut Yesus untuk memberi Dia minum. Tetapi orang-orang lain berkata: “Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.” Sesudah Yesus meminum anggur asam, lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Sudah selesai.” “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian, lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Dan sesudah itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Mereka semua masuk ke kota dan menampakan diri kepada banyak orang. Ada disana kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang berdiri berhadapan dengan Dia, menjadi sangat takut ketika melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi setelah kematian-Nya. Lalu berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” Dan setelah semuanya terjadi, seluruh orang banyak yang datang berkerumun yang ada di situ pulang sambil memukul-mukul diri.
Disana ada banyak perempuan, yang melihat dari jauh, –yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia– di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Ibu anak-anak Zebedeus. Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus.
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib –sebab Sabat itu adalah hari yang besar– maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. (Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. ) Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.” Dan ada pula nas yang mengatakan: “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar