Kamis, 10 Juni 2010

( 18 ) Yesus dihadapan Hanas (Mahkamah Agama); Petrus menyangkal Yesus

( 18 ) Yesus dihadapan Hanas (Mahkamah Agama); Petrus menyangkal Yesus
(Mat 26 : 57 – 75; Mrk 14 : 53 – 72; Luk 22 : 54 – 71; Yoh 18 : 12 - 27)
Sesudah mereka menangkap Yesus, lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.” Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. Dan setelah masuk ke dalam, di sana Petrus duduk di antara pengawal-pengawal sambil berdiang dekat api untuk melihat kesudahan perkara itu.
Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain. Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan.” Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: “Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?” Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?” Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.
Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan imam besar melihat Petrus sedang berdiang, ia menatap mukanya dan berkata kepadanya: “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.” Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.” Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: “Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.” Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu, sebab engkau seorang Galilea!” Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut itu.” Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Lalu keluarlah Yesus untuk dibawa kepada Kayafas, dan berpalinglah Yesus memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Dihadapan Kayafas, Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: “Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.” Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain. Lalu Imam Besar itu berdiri ditengah-tengah sidang dan berkata kepada-Nya: “Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?” Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.” Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.” Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: “Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?” Mereka menjawab dan berkata: “Ia harus dihukum mati!” Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: “Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?” Malah para pengawalpun memukul Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar