Cerita
di kolam Betesda dengan sempurna menggambarkan hal ini. Orang-Orang di kolam
ini lupa akan kehadiran Yesus. Sebaliknya, mereka semua mencari sebuah
tanda-“air yang bergoncang.”
“Di Yerussalem dekat Pintu Gerbang Domab ada sebuah kolam yang dalam
bahasa Ibrani disebut Betesda: ada limaserambinya dan di serambi-serambi itu
berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan
orang-orang lumpuh menantikan goncangan air kolam itu.”
Yohanes 5:2-3
Norma
dalam pelayanan Yesus adalah menyembuhkan semua orang yang datang kepada Dia.
Yang menyedihkan, dalam kasus ini, hanya ada satu orang yang memperhatikan
Yesus karena matanya tertuju pada “goncangan air.” Kadang-kadang, orang-orang
yang skeptis berkata, “Mengapa Anda tidak menuju ke barisan doa dan secara
otomatis menyembuhkan setiap orang, atau “Mengapa Anda tidak bergerak dari
tempat tidur ke tempat tidur di rumah sakit dan menyembuhkan setiap orang yang
sakit?”
Meskipun hampir semua orang
yang sakit ingin sembuh, tidak setiap orang bersedia memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan Allah.Orang yang lumpuh di kolam Betesda menatap
air karena fakta bahwa tidak ada orang yang dapat menolongnya masuk ke dalam
kolam.
Yesus bertanya, “Maukah engkau
sembuh?” Dibutuhkan beberapa saat sebelum ia memberikan respon. Pelajaran yang
dapat di sini adalah bila kita ingin menerima yang terbaik dari Allah, kita
tidak boleh memandang “tanda-tanda” dan “manifestasi.”
Dalam laporan mengenai
kesembuhan putra pegawai istana, Yesus berkata:
“Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.”
Yohanes
4:48
Rupanya, pegawai istana itu
meminta sebuah tanda, namun Yesus menolak untuk melakukan sesuatu yang
spektakuler.Belakangan kita membaca bahwa kondisi putra pegawai istana itu “mulai mebaik” (Yohanes 4:52) pada saat
ayahnya percayaperkataan Yesus.
Kesimpulannya
jelas. Pegawai istana itu berpikir bahwa ia harus menerima sebuah tanda dari
Yesus supaya putranya disembuhkan, meskipun sebenarnya yang dibutuhkan hanyalah
agar sang ayah percaya perkataan Yesus.
Namaah, Jenderal Suriah,
mengharapkan kesembuhan terjadi melalui penumpangan tangan nabi Elisa (II
Raja-raja 5). Namun Allah memiliki rencana yang lain bagi dia. Namaan terpaksa
tidak menuruti idenya sendiri melainkan janji Allah yang spesifik.
Allah akan memakai perkataan
pengetahuan, perkataan nubuat, penumpangan tangan atau pengurapan dengan minyak
untuk menyembuhkan orang yang sakit, namun fokus kita tidak boleh tertuju pada
hal-hal ini.
Saya mengenal orang-orang
yang berulangkali duduk dalam kebaktian-kebaktian kesembuhan, menunggu
perkataan pengetahuan memanggil mereka keluar dari kerumunan orang banyak.Namun
setelah Firman Allah mengenai kesembuhan diajarkan, baru mereka menerima
kesembuhan.
“Jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan Firman
Kristus.”
Roma 10:17
Setiap karunia Roh yang menolong seorang
yang sakit untuk menerima itu indah. Karunia-karunia Roh diberikan hanya untuk
menegaskan apa yang telah Yesus sediakan bagi kita di Kalvari. Pandanglah terus
apa yang telah ia selesaikan. Dua ribu tahun yang lalu, ia telah membayar
kesembuhan kita. Itu adalah sebuah fakta yang telah selesai.Disanalahterletak
dasar bagi kesembuhan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar