Perintah yang Keempat
Oleh : Roderick C. Meredith, Living Church of God
Mengapakah anda dilahirkan? Apakah arti dari pada hidup anda? Apakah yang dimaksud dengan tujuan kehidupan yang sesungguhnya? Serta hukum-hukum kehidupan apakah yang harus diketahui sehingga tujuan kehidupan tersebut dapat dicapai? Sebarapa lamakah waktu yang anda habiskan setiap minggunya untuk memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang penting ini? Kebanyakan orang sangat sibuk dengan urusan sehari-hari mereka untuk mengusahakan hal-hal yang mereka ingin selesaikan sehingga mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari hal-hal yang rohani tentang kehidupan. Jika ditanya tentang pelajaran Alkitab atau doa, kebanyakan orang akan menjawab bahwa "tidak ada waktu yang cukup" untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti itu.
Karena mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka pada pagi dan siang hari, demikian juga dengan tv, film, pesta dan olah raga di sore hari dan akhir pekan, maka rata-rata orang Amerika benar-benar tidak memiliki pengetahuan agama yang baik bahkan di dalam hal yang paling mendasar sekalipun. Dengan secara kekanak-kanakan mereka menolak kebenaran Alkitab yang mendasar, suatu penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika tidak dapat menyebutkan empat kitab Injil dengan benar! Sungguh bagi mereka Allah adalah Pribadi yang kelihatannya sangat jauh. Suatu pandangan umum adalah bahwa Alkitab hanyalah suatu kitab yang hanya untuk dibaca dan dipahami oleh "orang-orang tua dan pemberita Injil". Walaupun begitu, mereka mengatakan bahwa mereka "berharap agar kehidupannya menjadi lebih baik" suatu hari nanti. Oleh karenanya, maka pertanyaan yang ada sesungguhnya adalah kapankah? Kapankah mereka akan benar-benar memiliki waktu untuk sungguh-sungguh mengenal Allah? Kapankah mereka akan menyisihkan waktu untuk belajar Alkitab, berdoa kepada Allah Bapa serta bermeditasi akan hukum-hukum dan tujuan kehidupan? Mungkin saja jawaban dari kebanyakan orang adalah bahwa "mereka tidak pernah memiliki waktu". Memang mereka tidak akan pernah memiliki waktu jikalau mereka tidak belajar untuk mematuhi perintah Allah yang keempat! Kepatuhan terhadap perintah yang amat tidak diketahui ini adalah suatu faktor yang dapat membawa kehidupan seorang pria dan wanita mendekat kepada Allah sang Pencipta, dan kepada berkat-berkatNya serta bimbinganNya secara langsung.
Perintah Keempat Dinyatakan
Kita telah mendiskusikan dosa yang telah sangat lazim dilakukan oleh orang yaitu dengan menempatkan ilah lain di tempat Allah yang benar. Kita juga telah mempelajari bahwa Allah telah memerintahkan kita untuk menyembah diriNya secara langsung dan untuk menghindari segala penggunaan berhala, gambar, atau obyek untuk "mengingatkan" kita akan Pencipta yang agung, atau sebagai suatu "alat bantu" untuk menyembah diriNya. Kita pun juga telah diperingatkan akan kesia-siaan dari menggunakan nama Allah secara tidak benar. Hal ini disebabkan oleh karena nama Allah tersebut menyatakan kekuasaanNya, karakterNya, kekuatanNya, serta pekerjaanNya sebagai Pemimpin yang agung dari alam semesta ini. Pada kenyatannya, perintah yang keempat tersebut melengkapi bagian pertama dari Kesepuluh Perintah/Dekalog yang berkenaan dengan hubungan antara manusia dengan Allah. Perintah ini menciptakan suatu perayaan/ibadah abadi dari suatu tanda persahabatan antara Allah dan manusia. "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya" (Keluaran 20:8-11).
Di dalam kesepuluh perintah, perintah keempat adalah perintah yang memiliki penjelasan paling panjang. Perintah ini diletakkan di tengah-tengah perintah yang lainnya dan karenanya terlindung. Bagaimanapun juga, perintah ini adalah perintah yang mana manusia sering "beralasan" untuk tidak melakukannya, dan berargumentasi tentangnya. Bahkan mereka berusaha untuk menghancurkan dan menjauhkannya dari perintah-perintah lainnya. Perhatikanlah bahwa perintah ini di buka dengan kata perintah "ingatlah". Hal ini membuktikan bahwa perintah tentang hari Sabat ini pada kenyataannya sudah dipahami oleh orang-orang pilihan Allah. Dan ketika Allah membuat hari Sabat sebagai suatu bagian dari perjanjianNya maka Allah mengingatkan mereka tentang perintah rohani yang sesungguhnya telah mereka pahami. "Ingatlah hari Sabat, untuk selalu mengkuduskannya." Jika anda diperintahkan untuk "mempertahankan" air di dalam keadaan dingin, maka anda pasti akan menjaga air tersebut untuk tetap dingin dan bukannya panas. Manusia fana tidak dapat membuat suci sesuatu hal. Oleh karenanya, untuk memahami secara penuh perihal penting dari perintah yang agung ini, kita butuh untuk belajar siapakah yang mengkuduskan hari Sabbat dan kapankah hari ini dirayakan! Yesus mengatakan: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." (Markus 2:27-28). Perhatikanlah bahwa disini Yesus mengatakan hari Sabat "diadakan/dibuat", dan karenanya maka hari Sabat pasti memiliki seorang Pribadi untuk mengadakannya/membuatnya. Perhatikan juga bahwa Yesus tidak mengatakan bahwa Sabat hanya dibuat untuk orang Yahudi, tetapi untuk manusia. Dengan kata lain, hari Sabat adalah hari yang diperuntukkan bagi semua umat manusia. Kemudian Yesus menyatakan bahwa diriNya adalah "Tuhan" atas hari Sabat. Di dalam pernyataan ini dengan jelas Ia menyatakan diriNya sebagai Tuhan atas hari Sabat dan bukannya Penghapus/Peniada hari Sabbat. Di dalam kehidupanNya sebagai manusia Yesus merayakan hari Sabat. Banyak ayat di dalam keempat Injil yang menceritakan tentang instruksi-instruksiNya kepada para muridNya yang berkenaan dengan perihal bagaimanakah hari Sabat harus dirayakan. Demikian pula Yesus meluruskan cara perayaan hari Sabat yang benar dan membebaskannya dari tradisi-tradisi orang Yahudi yang di tambah-tambahi. Tetapi sebelum melanjutkan, marilah kita menjawab pertanyaan: "Siapakah yang menciptakan hari Sabat?"
Siapakah Yang Menciptakan hari Sabat?
Di dalam memahami perintah yang diperuntukkan bagi kita untuk mengingat hari Sabat dan mempertahankan kekudusannya, serta untuk memahami siapakah yang menciptakan hari Sabat pada mulanya, maka kita butuh untuk melihat kembali catatan kisah dari permulaan ciptaan Allah. Wasiat Baru memberikan kepada kita suatu kisah yang penting mengenai hal ini di dalam bab pertama Injil Yohanes. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." (Yohanes 1:1-3). Disini kita menemukan bahwa Yesus Kristus digambarkan sebagai sang "Firman" (atau "Juru Bicara" menurut terjemahan yang lebih baiknya dari bahasa Yunani). Bacaan ini menyatakan kepada kita bahwa sesungguhnya Yesus itu sudah ada bersama-sama dengan Bapa dari permulaannya. Lebih jauh lagi dinyatakan bahwa tidak ada suatu pun yang tercipta tanpa Yesus Kristus! Sebagai Pribadi kedua di dalam Kepala Allah, Bapa menggunakan Yesus Kristus sebagai Pribadi yang mana segala ciptaan tercipta. Berkenaan dengan perihal Allah, rasul Paulus mendapatkan wahyu untuk menulis, "yang menciptakan segala sesuatu melalui Yesus Kristus," (Efesus 3:9).
Di dalam kitab Ibrani, kita menemukan Kristus yang digambarkan sebagai Anak Allah "maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta." (Ibrani 1:2). Dari ayat ini dan banyak bacaan Alkitab lainnya kita ditunjukkan kepada suatu kenyataan bahwa sesungguhnya Ia adalah pribadi di dalam Kepala Allah yang kemudian menjadi Yesus Kristus. Ia jugalah yang melakukan pekerjaan penciptaan. Ialah satu-satuNya Pribadi yang mengatakan "Jadilah terang dan terang itu jadi." Ia pulalah yang menciptakan dan menempatkan manusia di bumi, yaitu di Taman Eden. Secara khusus, berkenaan dengan pekerjaan penciptaanNya, penulis kitab Kejadian terwahyukan untuk menyatakan: "Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu" (Kejadian 2:2-3).
Yesus mengatakan bahwa Sabat diciptakan untuk manusia. Sabat diciptakan oleh Dia yang di masa kemudian menjadi Yesus Kristus! Sabat dibuat sebagai suatu hal yang mendasar di dalam lingkungan kehidupan manusia dan yang diciptakan oleh Allah di dalam tujuh hari penciptaan. Perhatikanlah bahwa disini Allah "memberkati" hari ketujuh dan "mengkuduskan"nya. Hal "penghormatan" semacam ini tidaklah diberikan kepada enam hari lainnya. Ketika Allah memberkati sesuatu, Ia memberikan segala yang ada di dalam maksud, tujuan dan keberadaanNya di dalam sesuatu hal tersebut. Kata "mengkuduskan" berarti memisahkan sesuatu hal bagi tujuan dan kegunaan yang suci. Oleh karenanya, kita dapat melihat bahwa di dalam "penciptaan", Allah yang maha kuasa memberikan keinginaanNya kepada "waktu" dan memisahkan "waktu" bagi suatu tujuan dan kegunaan yang suci.
Sabat Adalah Suatu Berkat
Dengan jelas hal penting di dalam latar belakang Sabat ini memberikan arti tambahan kepada perintah Allah yang berbunyi: "Ingatlah hari Sabat, untuk memelihara kekudusannya." Melalui Yesus Kristus, Allah membuat hari ketujuh dari satu minggu sebagai hari yang suci, dan dengan kekuasaanNya sebagai Pencipta Ia memerintahkan kita untuk menguduskannya! Sabat, oleh karenanya, adalah suatu saat yang suci. Hari ini diciptakan bagi manusia untuk menjadi suatu berkat yang besar bagi seluruh umat manusia! Pencipta kita mengetahui bahwa kita akan membutuhkan suatu masa istirahat dan beribadah pada tiap hari ketujuh, dan inilah sesungguhnya tujuan yang mendasar dari diciptakannya hari Sabat. Setiap dari kita memiliki suatu kecenderungan untuk sibuk dan berkutat dengan kegiatan, pekerjaan, serta kesenangan keseharian kita selama satu minggu. Pencipta kita mengetahui hal ini dan karenanya Ia mengkuduskan hari Sabat sebagai suatu saat yang suci, yang mana kita dapat dengan bersungguh-sungguh melupakan rutinitas keseharian kita serta mendekatkan diri kita kepada Allah sang Pencipta dengan belajar, merenung, dan berdoa. Di zaman yang modern seperti sekarang ini, umat manusia sebenarnya sangat membutuhkan saat/masa seperti ini. Hal ini dapat terjadi karena hari Sabat dapat memberikan umat manusia suatu hubungan yang baik dengan Allah Pencipta mereka. Sisihkanlah waktu untuk berpikir tentang Allah dan untuk menyembahNya, untuk berdoa, dan untuk mempelajari firmanNya, untuk merenungkan tujuan dari keberadaan hidup manusia serta hukum-hukum kehidupan Allah yang dinyatakanNya. Segala hal ini akan menambahkan kekuatan dan arti yang dalam bagi kehidupan manusia pada enam hari selanjutnya di dalam seminggu. Sabat adalah salah satu dari berkat terbesar yang pernah diberikan oleh Allah kepada keluarga manusia!
Perintah Yang Diperluas
Memahami bahwa perintah Sabat adalah suatu perintah yang sama mengikatnya dengan perintah yang melarang manusia untuk membunuh dan berbuat cabul, maka baiklah bagi kita untuk meneruskan pembahasan tentang segala aspek dan aplikasi dari perintah Allah ini bagi kehidupan keseharian kita pada saat ini. Jauh dari hanya sekedar menjelaskan suatu permasalahan, perintah keempat sesungguhnya berisi dua perintah dasar: Pertama adalah, "Ingatlah, dan peliharalah kekudusan hari Sabat.", dan yang kedua adalah, "Enam hari lamanya engkau harus melakukan pekerjaanmu dan kegiatanmu."
Di dalam kekuasaanNya Allah menyatakan bahwa enam hari pertama dari seminggu di khususkan bagi urusan dan pekerjaan manusia. Adalah kehendak Allah bagi umat manusia untuk bekerja dan mencari nafkah kesehariannya. Orang yang tidak bekerja atau tidak mau bekerja di dalam enam hari adalah orang yang sama salahnya dengan orang yang bekerja pada hari ketujuh! Orang yang tidak mau bekerja biasanya berpakaian asal-asalan, sedangkan pikirannya yang menganggur dan tangannya yang tidak bekerja pada umumnya memimpin dirinya untuk melakukan hal-hal yang tidak bermoral dan penuh dosa. Bagian kedua dari perintah Sabat sama mengikatnya dengan yang pertama! Orang yang tidak pernah mau bekerja adalah benar-benar tidak layak untuk menyembah Allah! Cara bekerja yang jujur dan penuh dengan tanggung jawab dan tujuan adalah merupakan suatu bentuk penyembahan dan kepatuhan kepada Allah. Kita hidup di dunia yang penuh berisi dengan segala hal yang kita perlukan secara jasmani, dan kita butuh untuk "bekerja" untuk mendapatkannya! Inilah memang hal yang diinginkan oleh Allah dari mulanya, manusia ditempatkan di taman Eden "untuk mengusahakan dan memeliharanya" (Kejadian 2:15).
Bagaimanapun juga, dengan cara yang sama, seseorang yang tidak pernah berhenti mencari nafkah dan mengusahakan bisnisnya untuk menyisihkan waktu bagi Allah dan menyembahNya pada hari ketujuh seperti yang telah diperintahkan oleh Allah, maka orang tersebut tidak akan dapat mencapai potensi dirinya secara maksimal di dalam pekerjaan, kepelayanan dan bahkan penyelesaian akan suatu permasalahan. Semenjak sang Penciptalah yang memerintahkan hari Sabat, maka kita dapat mematuhi dan merayakan hari Sabat dengan rasa percaya diri yang kuat. Kita percaya bahwa Allah akan memberkati dan menyediakan kebutuhan kita karena kita melakukan perintahNya. Hari Sabat akan benar-benar dapat menjadi suatu masa istirahat dan pengembalian kesegaran rohani yang baik.
Liburan Yang Terbayar
Secara normal, jika anda ingin mengambil cuti libur selama beberapa hari untuk beristirahat, anda sesungguhnya ingin untuk benar-benar terlepas dari segala urusan pekerjaan dan keuangan anda. Allah sebenarnya telah menjalankan suatu hukum yang besar dan agung. Kesepuluh Perintah Allah adalah hukum yang aktif dan hidup yang sama seperti hukum gravitasi. Hukum-hukum ini benar-benar ada dan bekerja secara otomatis. Dengan dukungan kekuatan Allah, hukum Sabat menyatakan bahwa jika anda berhenti bekerja dan menyembah Allah yang maha kuasa pada hari yang ketujuh di setiap minggunya, maka anda akan diberkati ketika anda bekerja selama enam hari. Hal ini akan memberikan kepada anda suatu berkat yang jauh lebih besar daripada apa yang dapat anda dapatkan jika anda bekerja di dalam hari Sabat Allah!
Sadarkah anda apakah yang dimaksudkan dengan hal ini? Ketahuilah bahwa Allah sesungguhnya sedang memberikan kepada kita satu masa libur gratis pada setiap hari ketujuh yang mana Allah sendiri yang membayar masa libur kita tersebut! Masa libur ini tidak hanya bertujuan untuk mengistirahatkan badan jasmani kita, tetapi juga menjadi saat untuk menyembah Allah, untuk menyegarkan keadaaan rohani kita, serta untuk merenungkan dan melatih tujuan-tujuan rohani dan hukum-hukum kehidupan yang Allah berikan kepada kita. Di dalam merayakan hari ketujuh yang telah disucikan oleh Allah, manusia sesungguhnya di bawa kepada suatu saat yang mendekatkan diri mereka kepada Allah Pencipta mereka. Semenjak Allah telah mengkhususkan dan menyucikan hari yang penting ini, maka keberadaan dan berkatNya adalah suatu bukti yang kuat dan nyata bagi dan di dalam hari ini.
Saat di mana kita hidup pada masa sekarang ini adalah merupakan saat di mana manusia sangat sibuk dengan kegiatan mereka. Kelihatannya manusia hanya memiliki waktu yang sangat sedikit atau bahkan tidak sama sekali untuk merenungkan tujuan rohani dan tujuan kehidupan mereka, suatu hal yang sesungguhnya perlu mereka pertimbangkan. Oleh karenanya, hendaklah kita mengetahui bahwa berkat yang besar dari hari Sabat Allah sesungguhnya adalah diberikannya saat bagi umat manusia untuk benar-benar berpikir dan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang penting di dalam kehidupan mereka dan bahkan untuk berkomunikasi dengan Allah Pencipta kita yang hanya sedikit orang saja yang pernah menjalaninya. Perayaan hari Sabat yang benar akan membuat manusia memiliki hubungan yang baik dengan Allah! Tanpa hubungan yang dekat dengan Allah, maka kita akan terputus dari tujuan keberadaan kita, dari hukum-hukum yang mengatur kesuksesan atau kegagalan kita di dalam kehidupan, dari pemahaman tentang apakah diri kita, kemana kita akan pergi, dan bagaimanakah kita dapat ke sana. Tanpa hubungan yang dekat dengan Allah Pencipta kita, hidup manusia akan kosong, penuh dengan kekecewaan, dan kesia-siaan. Ingatlah, umat manusia membutuhkan suatu hubungan yang dekat dengan Allah. Mereka membutuhkan kekuatan dan pemahaman rohani yang baik, dan juga berkat dan bimbingan Allah yang akan mereka peroleh jika mereka merayakan hari Sabat Allah dengan benar.
Teladan Yesus
Yesus Kristus-seorang teladan yang baik dari bagaimanakah seorang Kristen sesungguhnya harus hidup, diajar oleh kehidupan dan tingkah lakunya sendiri bahwa Sabat adalah suatu saat pertemuan kudus (masa berkumpul yang diperintahkan) bagi umat Allah, seperti yang diajarkan di dalam Imamat 23:3. Teladan dan kebiasaan Yesus di catat di dalam Lukas 4:16, di sana dikatakan bahwa Yesus "menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab." Sabat yang sesungguhnya adalah suatu hari yang secara khusus diperuntukkan bagi penyembahan dan penghormatan terhadap Allah oleh mereka yang dipanggil menjadi pelayan-pelayanNya. Hari Sabat ini adalah suatu masa khusus yang dipergunakan untuk memberitakan dan menjelaskan firman Allah beserta hukum-hukumNya yang hidup. Adalah tugas bagi setiap umat Kristen untuk menemukan Jemaat Allah yang benar, jemaat dimana ia dapat benar-benar menyembah Allah di dalam "roh dan kebenaran". Suatu Jemaat yang dengan benar merayakan Sabat Allah dan mengajarkan umat Kristen untuk "hidup dari setiap firman Allah."
Terdapat banyak gereja yang percaya akan hari Sabat dan juga di dalam kepatuhan perintah keempat. Bagaimanapun juga, kebanyakan dari gereja-gereja tersebut, didalam ajaran dan tindakan mereka, melanggar satu atau lebih perintah-perintah Allah yang lain secara langsung. Ketahuilah bahwa Yesus hanya mendirikan satu Jemaat (Matius 16:18), yang mana jemaat tersebut melakukan seluruh perintah Allah. Sesungguhnya anda perlu untuk menemukan Jemaat ini. Untuk itu kami menyarankan anda untuk memesan buklet kami yang berjudul "Jemaat Allah di Sepanjang Masa." Kita juga menawarkan suatu pelayanan yang dapat membantu anda memahami keberadaan Jemaat Allah pada saat ini dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang anda miliki. The Living Church of God memiliki minister di seluruh bagian Amerika Serikat dan negara-negara di dunia. Para minister kami akan siap memberikan konseling kepada anda secara pribadi dan menjawab pertanyaan apapun yang anda miliki tentang Jemaat Allah atau perihal perayaan hari Sabat. Kami tidak akan pernah mengunjungi anda jika anda tidak meminta kami untuk mengunjungi anda terlebih dahulu. Hanya jika anda, dari diri anda sendiri, ingin membicarakan hal-hal rohani yang penting dengan pelayan Allah yang berkualitas dan setia, maka anda perlu dan dapat menghubungi kami. Kita akan sangat berbahagia untuk mengirimkan seorang dari minister kita untuk mengunjungi anda.
Bergembiralah di dalam hari Sabat Allah
Belajarlah untuk merayakan hari Sabat di dalam cara yang positif! Gunakanlah hari ketujuh yang Allah sisihkan dan kuduskan sesusai dengan cara yang Ia inginkan, yaitu untuk beristirahat dari pekerjaan dunia, untuk berdoa, untuk belajar, dan untuk merenung Firman Allah serta tujuan dari keberadaan manusia. Lakukanlah hal yang baik kepada orang lain, misalnya untuk memelihara mereka yang sakit, serta untuk mengunjungi mereka yang mengalami kesusahan. Berkumpullah dengan umat Kristen benar lainnya di dalam hari Sabat jika hal ini memungkinkan bagi anda untuk menemukan perkumpulan terdekat mereka. Hari ketujuh yang Allah sucikan adalah suatu hari yang diperintahkan oleh Allah dan merupakan suatu waktu yang diberkati oleh Allah untuk beristirahat, menyembah dan memikirkan kunci-kunci penting dari arti kehidupan. Jika anda memiliki keragu-raguan tentang bagaimanakah anda harus merayakan hari Sabat, maka anda dapat memesan buklet kami yang berjudul "Hari Apakah Hari Sabat Umat Kristen?" Dengan memahami dan merayakan dengan benar perintah keempat untuk merayakan hari-hari Sabat Allah yang suci, maka hal tersebut adalah salah satu dari berkat terbesar yang diberikan oleh sang Pencipta kepada anak-anak manusia! Hal ini adalah suatu tanda, antara manusia dan Allah yang benar. Oleh karenanya ingatlah dan pertahankanlah kesuciannya!
Prepared by:
Bambang Wiyono
081 2327 3886
Website:
http://muridyesuskristus.blogspot.com
Milis :
http://groups.yahoo.com/group/fullgospel_indonesia
Catatan : Sebagai umat Kristen, kita harus hidup seperti Yesus Kristus hidup ( I Yoh 2:6 ), yaitu mentaati dan melaksanakan KESEPULUH PERINTAH ALLAH, jangan sampai ada satu perintahNya yang dilanggar, agar kita hidup berkenan dihadapanNya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar