KESEPULUH PERINTAH ALLAH – Prawacana,
Oleh : Roderick C. Meredith, Living Church of God
konflik terhadap Kesepuluh Perintah Allah
Masyarakat modern pada saat ini memiliki konflik terhadap Kesepuluh Perintah. Apakah kesepuluh perintah tersebut "telah ditiadakan" oleh perintah yang maha tinggi atau oleh usaha manusia terhadap ilmu pengetahuan? Haruskah kesepuluh perintah tersebut dipasang di tempat-tempat umum, atau disimpan dipajang hanya di dalam gereja? Apakah mereka merupakan suatu beban bagi orang mendapatkan "pencerahan" atau justru menjadi suatu berkat bagi mereka yang mematuhinya?
Raja Daud berkata, "Oh, berapa aku mencintai TauratMu!" dan menyebutnya sempurna; rasul Paulus menyebutnya suci, adil dan baik; Yesus menghormati, membesarkan, mematuhi dan memerintahkan kita untuk mematuhi Kesepuluh Perintah. Tetapi bagi hampir kebanyakan orang, Kesepuluh Perintah tetap menjadi suatu teka-teki yang tidak pernah dipahami. Pada buklet inilah akan dijelaskan secara gamblang tentang hukum yang hidup yang tidak dapat dihentikan ini. Dengan segera hukum ini akan menjadi hukum yang mendasar dan utama dari dunia masa depan yang damai, makmur dan berbahagia!
Pembukaan
Lebih dari 40 tahun yang lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk menuliskan edisi yang pertama dari buklet ini, Kesepuluh Perintah. Topik tentang Kesepuluh Perintah ini akhirnya diadaptasikan ke dalam bentuk buklet dari artikel berseri majalah yang dikirimkan kepada ratusan ribu orang yang memintanya selama beberapa dekade. Majalah tersebut sudah tidak dicetak kembali selama lebih dari satu dekade, tetapi pada saat ini saya telah meng"update"nya bagi para pemirsa dan pelanggan Tomorrow's World. Buklet ini masihlah tetap sama seperti yang ditawarkan 40 tahun yang lalu. Hal ini memang tidak mengherankan karena buklet ini menggambarkan hukum Allah yang tidak pernah berubah, sama seperti yang Ia katakan, "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah," (Malakhi 3:6).
Bahkan kaum sekolahan sekular mengetahui bahwa umat Kristen di zaman awal mendasarkan kehidupan mereka dengan mengikuti hukum rohani Allah yang agung, yaitu Kesepuluh Perintah. Ketika mereka mengatakan, "Tuhan Yesus Kristus", mereka mengenali bahwa kata "Tuhan/tuan" memiliki arti "atasan"-Pribadi yang anda harus patuhi! Yesus mengingatkan mereka lagi dan lagi tentang hubungan yang penting ini, seperti yang ada di dalam Lukas 6:46: "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?"
Adalah harapan dan doa saya agar anda mempelajari buklet ini dengan bersungguh-sungguh, dan menghargai hukum Allah sebagai hukum yang akan dijalankan di dalam Pemerintahan Seribu Tahun yang sebentar lagi akan datang. Adalah suatu berkat bagi keluarga dan bangsa-bangsa yang mematuhinya, yang mengikuti teladan yang sempurna dari Juru Selamat kita, Yesus Kristus.
Kunci-Kunci bagi Pemahaman
Zaman ini adalah zaman yang tidak berdasarkan hukum. Kejaharan dan kekerasan meningkat dalam tingkat yang sangat menakutkan karena diantara jutaan orang disana secara praktek tidak menghormati bagi hukum dan suatu kekuasaan, baik Allah maupun manusia! Pada tingkat internasional, bangsa-bngsa hidup di dalam ketakutan karena mereka sangat mengetahui bahwa apa yang sering disebut "jaminan" dan perjanjain kedamaian tidaklah seberharga kertas dimana perjanjian tersebut dituliskan. Tidak ada hukum, tidak ada rasa hormat bagi kekuasaan diantara bangsa-bangsa di dunia. Ini adlah dunia dimana kita hidup!
Sumber Hukum Yang Sesungguhnya
Manusia sudah tidak memiliki rasa hormat yang dalam terhadap hukum karena mereka telah melupakan sumber dari segala hukum dan kekuasaan! Alkitab anda mengatakan, "Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan." (Yakobus 4:12). Sang pemberi hukum tersebut adalah Allah yang maha kuasa. Di dalam usaha pencarian manusia pada saat ini untuk mendatangkan "pikiran yang damai" atau suatu "agama yang mententramkan" dengan cara mereka, manusia telah benar-benar melupakan Allah yang memerintah alam semesta ini! Sebagai hasilnya, maka tidaklah mengherankan jika beberapa dari anak-anak muda kita, yaitu para calon pemimpin masa depan memiliki suatu sikap yang tidak berhukum/menentang hukum. Salah satu dari pakar pendidikan dunia telah memperingatkan sekelompok pemimpin militer tentang masalah ini. Ia adalah mendiang Dr. Rufus von Klein Smid, mantan rektor Universitas Southern California. Ia mengatakan: "Saya tidak memiliki permasalahan dengan penekanan yang kita berikan pada saat ini di bidang ilmu pengetahuan, melainkan dengan dukungan yang kita berikan kepada sekolah-sekolah mulai dari 1 September sampai 30 Juni tentang perihal bahwa Allah itu seolah-olah tidak ada." Dr. von Klein Smid menuliskan bahwa "hilangnya nilai-nilai moral" pada kehidupan pemuda kita sesungguhnya bersumber dari sikap/pandangan tersebut. Jika anda meninggalkan Allah di dalam kehidupan anda, maka tidak akan ada lagi suatu standar bagi tingkah laku yang nyata. Hal ini akan menghasilkan kebingungan rohani, kemurtadan dan kepedihan di dalam hati manusia. Di hampir seluruh aliran/denominasi agama pada saat sekarang ini, terdapat suatu kecenderungan untuk memodernkan dan mendemokrasikan Allah, serta untuk menyingkirkan kekuasaanNya untuk memerintah ciptaanNya, termasuk kita sebagai makhluk ciptaanNya. Terdapat hanya sedikit manusia yang benar-benar takut akan Allah di bumi kita pada saat ini! Menciptakan "allah" dari hasil imajinasi mereka sendiri, manusia dengan jelas tidak memiliki penghormatan yang tinggi dan dalam atas allah yang semacam itu. Mereka tidak memiliki rasa takut kepada "allah" mereka. Mereka pasti tidak akan mematuhi makhluk hasil imajinasi mereka tersebut! Tetapi lain halnya dengan Yesus Kristus, Ia sesungguhnya membawa pesan tentang Allah yang menciptakan bumi ini! Ia adalah Allah yang memberkati manusia yang patuh kepada hukum-hukumNya, tetapi menghukum mereka yang tidak patuh. Yesus Kristus yang dari Alkitab selalu memberitakan injil dari Kerajaan Allah (Markus 1:14; Lukas 4:43). Di dalam istilah modern, Ia memberitakan berita "bahagia" dari pemerintahan Allah, yang tidak lain adalah kepemerintahan Allah. Ia berkata, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Markus 1:15). Sebelum anda dapat benar-benar percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat anda, serta membiarkan darahNya tercurah untuk menutupi dosa-dosa anda, maka anda harus bertobat. Tetapi sekarang muncul suatu pertanyaan yaitu harus bertobat dari apakah anda? Jawabannya dengan jelas adalah bahwa anda harus bertobat dari dosa! Sekarang apakah yang dimaksud dengan dosa?
Meskipun terdapat banyak ide yang berbeda maupun kesamaan-kesamaan dari denominasi-denominasi agama yang ada, Alkitab anda sesungguhnya dengan jelas menyatakan: "Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah." (1 Yohanes 3:4). Dosa adalah pelanggaran hukum rohani Allah, yaitu Kesepuluh Perintah. Itulah sesungguhnya definisi daripada dosa! Sebelum Allah mengampuni dosa-dosa masa lalu anda, anda harus terlebih dahulu bertobat dari pelanggaran hukumNya! Anda harus belajar untuk takut dan menghormati Allah sebagai Pemimpin yang Agung dari alam semesta ini, dan sebagai Raja dan Pemimpin anda. Salomo, manusia yang paling bijaksana yang penah hidup di bumi, mendapatkan wahyu untuk menuliskan: "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan" (Amsal 1:7). Rasa takut akan Allah yang seperti ini bukanlah suatu rasa ketakutan yang ngeri, melainkan suatu rasa hormat dan pengagungan yang dalam bagi kekuasaan dan kepemerintahan Allah atas kekuatanNya, kebijaksanaanNya, dan kasihNya. Tanpa iman kepada Allah yang nyata dan agung, umat manusia tidaklah akan menjadi sempurna. Jika kehidupan mereka terputus dari Allah yang menciptakan hukum dan aturan, maka umat manusia akan menjadi makhluk yang tidak memiliki tujuan hidup, kosong, frustrasi, dan bingung. Sedangkan jalan untuk keluar dari kekosongan dan kebingungan hidup manusia modern sering dipandang sederhana, dan bahkan usang oleh beberapa orang. Padahal pada kenyataannya, jalan tersebut adalah nyata dan akan pasti berhasil jika dilakukan! Hal tersebut tidak lain adalah bahwa umat manusia harus keluar dari menyembah allah yang palsu dan salah. Umat manusia harus kembali kepada Allah yang berasal dari Alkitab, yaitu Allah yang mencipta dan yang memerintah alam semesta ini. Di dalam menyimpulkan jalanNya yang bertujuan untuk memenuhi keinginan manusia untuk memiliki hidup yang berbahagia, dan penuh tujuan, Allah memberikan firman yang penting ini di akhir kitab Pengkhotbah: "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang." (Pengkhotbah 12:13). Tanpa adanya hubungan yang hidup dan vital dengan Allah, yaitu berjalan dengan jalanNya serta mematuhi perintah-perintahNya, maka umat manusia akan menjadi frustasi dan tidak lengkap hidup dan keberadaannya. Kepatuhan terhadap perintah-perintah Allah akan membawa kedamaian dan kepenuhan serta kebahagiaan bagi semua bangsa dan orang di dunia. Inilah sesungguhnya jawaban dari seluruh permasalahan kita, baik secara pribadi dan bersama. Ini adalah jalan hidup yang akan diajarkan oleh Yesus Kristus ketika Ia kembali untuk memerintah dunia ini (Mikha 4:2).
Apakah anda benar-benar memahami perintah-perintah Allah?
Nabi Daud adalah seorang manusia yang berkenan di hati Allah (Kisah Para Rasul 13:22). Ia digunakan sebagai suatu tipe dari Kristus, dan yang akan memerintah secara langsung di bawah Kristus atas seluruh bangsa Israel pada masa seribu tahun yang tidak lama lagi akan datang (Yehezkiel 37:24). Pada saat itulah Kristus akan membawa kedamaian di bumi. Daud menuliskan: "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97). Daud mempelajari dan mempertimbangkan dengan benar hukum-hukum Allah di sepanjang harinya! Ia mempelajari bagaimanakah melakukan hukum tersebut pada setiap keadaan di dalam kehidupan. Hal ini memberikan Daud kebijaksanaan. "Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku." (ayat 98). Hukum Allah menyatakan kepada Daud tentang jalan yang harus dijalaninya karena hukum Allah adalah suatu jalan kehidupan. "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (ayat 105). Diseluruh Mazmur 119, Daud mengumumkan tentang bagaimanakah ia mengasihi hukum Allah, dan menggunakannya sebagai pembimbing di dalam kehidupannya.
Bagaimanakah dengan anda? Apakah anda seperti Daud? Mungkin saja tidak. Kebanyakan dari anda telah diajarkan bahwa pada saat ini hukum Allah sudah tidak berlaku lagi yaitu sudah ditiadakan. Atau anda tidak benar-benar memahami bahwa hukum Allah adalah satu-satunya jalan kehidupan yang dapat membawa umat manusia kepada kebahagiaan dan sukacita yang sesungguhnya. Anda tidak menyadari bahwa hukum Allah pada kenyataannya menyatakan karakter dan keadaan alami daripada Allah sendiri. Allah memerintahkan kita: "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16). Ingatlah bahwa orang Kristen yang benar, yaitu "kumpulan kecil" Yesus, digambarkan sebagai mereka yang "Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus." (Wahyu 12:17). Dan Allah menggambarkan karakter dari para orang kudusNya sebagai berikut: "Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus." (Wahyu 14:12). Jika anda terhitung sebagai orang kudus yang akan terluput dari tujuh malapetaka terakhir, maka anda harus memiliki iman yang hidup ini, yaitu iman yang patuh di dalam Allah yang maha besar melalui Yesus Kristus yang menghidupkan kehidupanNya di dalam anda! Anda perlu untuk memahami dan melakukan hukum rohani Allah seperti yang dinyatakan di dalam Kesepuluh Perintah! Anda kami mohon untuk benar-benar mempelajari buklet ini dengan melihat setiap ayat-ayat Alkitab yang dikutip. Kami berharap anda untuk hidup oleh hukum rohaniNya yang suci.
Allah Israel Yang Agung
Untuk memahami dengan baik serta merasakan dampak yang nyata dari Kesepuluh Perintah, hendaklah kita memperhatikan tentang bagaimanakah Allah memberikan hukum tersebut pada mulanya. Ingatlah bahwa Musa dan bangsa Israel sungguh-sungguh mempertahankan dan memelihara suatu pengetahuan yang menyatakan bahwa Allah mereka adalah Allah Pencipta langit dan bumi. Ia adalah pemimpin besar bumi yang telah menyebabkan tragedi Air Bah pada zaman Nuh, bapa leluhur mereka. Dan sekarang Allah yang benar, Allah Israel, telah membebaskan mereka dari kekangan Mesir dengan keajaiban/mukjizat yang hebat; Ia telah membawa mereka keluar dari Mesir dan melintasi Laut Merah dengan air laut yang mendinding (Keluar 14).
Semenjak saat mereka melintasi Laut Merah, Allah telah mulai berhubungan dengan mereka dan mengingatkan mereka akan hukum-hukumNya yang pada saat sebelumnya mungkin hanya sebagian saja yang mereka ingat atau miliki. Sebelum mereka mencapai gunung Sinai, Allah menghilangkan segala keraguan mereka tentang hari SabatNya dengan melakukan serangkaian mukjizat untuk mengingatkan mereka (Keluaran 16). Allah benar-benar memastikan dan mengingatkan mereka tentang hari apakah hari Sabat mereka. Di dalam Keluaran 18, Musa telah menghakimi bangsa tersebut sesuai dengan hukum Allah dan perintahNya (ayat 16). Sekarang pada saat mereka akan tiba ke bukit Sinai, Allah menyatakan-tidak untuk memberikan kepada mereka hukum yang baru-tetapi untuk memasuki suatu perjanjian atau persetujuan dengan mereka. Yang mana perjanjian atau persetujuan ini akan membuat mereka menjadi umat khususNya, dan Ia akan menjadi Allah mereka yang hukum, peratuan dan putusanNya akan mereka patuhi. Semenjak baik dahulu maupun sekarang Kesepuluh Perintah selalu menjadi hukum rohani Allah (Roma 7:14), maka hukum tersebut menjadi bagian dari persetujuan antara Allah dan Israel.
Jauh sebelum peristiwa di Sinai, Allah secara khusus memberkati Abraham yang dikenal sebagai, "bapa semua orang percaya" (Roma 4:11), karena "Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." (Kejadian 26:5). Jadi Abraham dengan jelas memahami dan mematuhi ke Sepuluh Perintah.
Semenjak Kesepuluh Perintah adalah hukum Allah yang suci dan rohani, maka Allah mengumumkan/menyatakan hukum tersebut dengan kekuatan yang besar dan ditulisNya dengan tanganNya sendiri. Hal ini tidak terjadi pada hukum-hukum lainnya di dalam perjanjian. Perhatikanlah situasi di dalam Keluaran 19, Allah memerintahkan orang untuk membersihkan diri mereka dan bersiap untuk menyongsong hari ketiga ketika Ia akan turun keatas mereka, (ayat 10-11). "Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan." (ayat 16). Disini Allah menunjukkan kekuatanNya sebagai sang Pencipta dari bumi ini, yaitu sejalan dengan Ia mulai berbicara dengan suaraNya sendiri ketika Ia menyatakan Kesepuluh Perintah! Sejalan dengan sang Pencipta turun diatas gunung Sinai di dalam keagungannya, "Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat." (ayat 18).
Di dalam keadaan dari keagungan, keindahan dan kekuatan seperti ini, Allah berbicara tentang Kesepuluh Perintah kepada orang-orang di bawah gunung yang gemetar di dalam kekaguman mereka atas diriNya. Di dalam kekuatanNya yang besar yang menggelegar di seluruh wilayah seperti bunyi guntur, suaraNya telah benar-benar menggetarkan orang-orang ini. (Mazmur 104:7).
Prepared by:
Bambang Wiyono
081 2327 3886
Website:
http://muridyesuskristus.blogspot.com
Milis :
http://groups.yahoo.com/group/fullgospel_indonesia
Catatan : Sebagai umat Kristen, kita harus hidup seperti Yesus Kristus hidup ( I Yoh 2:6 ), yaitu mentaati dan melaksanakan KESEPULUH PERINTAH ALLAH, jangan sampai ada satu perintahNya yang dilanggar, agar kita hidup berkenan dihadapanNya
==============================================================
Perintah yang Pertama
Oleh : Roderick C. Meredith, Living Church of God
Jadi Allah mulai berbicara tentang Kesepuluh Perintah-menyatakan kepada bangsaNya hukum-hukum kehidupan yang akan membawa kesuksesan, kebahagiaan dan kedamaian atas Allah dan manusia. Di zaman di mana penuh dengan berbagai macam alasan yang dikemukakan oleh manusia, beserta pikiran-pikiran agnostik (suatu paham yang percaya bahwa adalah tidak mungkin untuk mengetahui apakah Allah itu ada atau tidak) dan serba materi, adalah penting untuk memahami bahwa pertama kalinya Allah tidak berbicara tentang "hubungan antar umat manusia". Melainkan Allah berbicara tentang kepatuhan dan penyembahan terhadap diriNya sebagai Pencipta dan Pengatur sorga dan bumi, dan juga diriNya sebagai Allah dari mereka yang melayani dan mematuhi diriNya! "Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku." (Keluaran 20:1-3). Itulah perintah yang pertama, dan yang merupakan perintah terbesar. Pelajarilah susunan penulisan perintah ini dengan hati-hati, dan renungilah seperti Daud! Frasa "Aku adalah Tuhan Allahmu" adalah suatu frasa kata yang memiliki pengertian dan pengungkapan yang sangat dalam jika dibandingkan saat pertama kali anda membacanya. (Semakin anda membaca, memperhatikan dan merenungi, semakin dalam arti dari frasa kata tersebut). Kata "Aku" yang ada di dalam perintah yang pertama ini adalah bukti yang nyata dari "Dia" yang sedang berbicara dengan kekuatan yang sangat besar. Allah yang mengatakan "Aku" dengan tegas dan kuat membuktikan tentang keberadaanNya sebagai sang Pencipta yang agung dari langit dan bumi. Di dalam kemuncullanNya, Ia telah menunjukkan kekuatanNya sebagai Pencipta dengan mengirimkan guruh dan guntur yang menggoncangkan Gunung Sinai seolah-olah seperti sebuah rak piring yang basah!
Perintah yang Pertama dari Diri Anda
Sekarang kita telah melihat kekuatan dan keagungan yang digunakan oleh Allah untuk menyatakan diriNya ketika Ia mengumandangkan Kesepuluh Perintah di Gunung Sinai. Marilah sekarang kita melihat setiap perintah, yaitu di mulai dari perintah yang pertama, dan aplikasinya di dalam kehidupan pribadi anda. Karena jika anda mengaku sebagai umat Kristen, ingatlah bahwa Yesus Kristus, Pendiri dari Kekristenan, mengatakan bahwa kita harus hidup dari setiap firman Allah (Matius 4:4). Dan tentu saja, melalui bantuan Allah, anda harus berjalan berdasarkan perintah Allah yang agung jika memang anda ingin memasuki hidup yang abadi (Matius 19:17). Bagaimanakah sesungguhnya perintah yang pertama ini dijalankan di dalam kehidupan anda? Sang Pencipta mengatakan, "Aku adalah Tuhan Allahmu". Apakah Allah pencipta, Allah Israel dan Alkitab adalah benar-benar Allah yang anda layani dan patuhi? Atau apakah anda terperdaya untuk membuat dan menciptakan "ilah-ilah" palsu anda sendiri? Atau apakah anda pada saat ini sedang melakukan penyembahan yang salah berdasarkan "tradisi manusia"? yang mana dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa penyembahan kita terhadap Allah menjadi penyembahan yang sia-sia? (Markus 7:7). Inilah hal-hal yang harus anda pikiran!
Bagi umat Kristen, Allah mengatakan bahwa Ia adalah satu-satuNya Pribadi yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir, yaitu keluar dari perbudakan. Di seluruh Alkitab, Mesir digunakan untuk melambangkan dosa. Sesungguhnya, seluruh orang yang tidak bertobat diperbudak di dalam sistem berhala yang terorganisir di dunia ini, dan juga kepada nafsu pribadi mereka. Dan ketika seseorang benar-benar bertobat dan insaf, maka Allah akan membawa dirinya keluar dari segala kekangan tersebut dan ia dengan senang hati melakukannya. (Dengan sangat di ingini ia keluar dan meninggalkan segala jalan dosa!). Oleh karenanya, anda sekarang butuh untuk menilik apakah anda benar-benar telah keluar dan meninggalkan tradisi-tradisi dan jalan-jalan hidup dunia yang salah ini dan apakah anda telah bertobat dari nafsu dan dosa-dosa pribadi anda.
Allah memerintahkan: "Janganlah terdapat allah lain di hadapanKu." Sekarang bagaimanakah dengan anda? apakah anda menyenangi/mencintai akan sesuatu hal melebihi Allah? Apakah waktu anda, kesenangan anda, pelayanan anda lebih dihabiskan untuk sesuatu yang lain daripada Allah? Berhala apakah yang telah anda tempatkan antara anda dan Allah? Berhala apakah yang lebih anda pilih daripada menghabiskan waktu berharga anda untuk mempelajari firman Allah dan untuk hidup menurut firmanNya tersebut? Allah berfirman: "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya" (Mazmur 19:1). Diseluruh halaman-halamannya, Alkitab mengumumkan bahwa Allah adalah Pencipta yang nyata dari bumi dan alam semesta ini. Ia adalah satu-satunya yang memberikan kehidupan dan nafas bagi seluruh ciptaan (Kejadian 1). Apakah anda secara jujur berpikir dan menyembah Allah sebagai Pencipta anda dan Satu-Satunya Pribadi yang memberi anda nafas kehidupan yang anda hirup? Sudah seharusnya anda melakukannya semenjak hal ini adalah bagian dari penyembahan Allah yang benar. Anda tidak dapat memiliki berhala dihadapanNya!
Penyesatan terbesar yang ada pada saat ini bukanlah tentang paham komunis atau atheis (tidak berTuhan), melainkan tentang doktrin yang salah dan sesat dari teori dan ajaran evolusi yang diberitakan oleh ilah sesat yaitu ilmu pengetahuan. Evolusi adalah suatu usaha untuk menjelaskan dan mengajarkan tentang adanya ciptaan tanpa adanya Pencipta. Ajaran ini benar-benar menolak Allah yang benar beserta keadaan alami dan kedudukanNya! Dan pada kenyataannya, hal ini adalah dasar dari hampir seluruh "dunia pendidikan" di bumi ini!
Tetapi ketahuilah bahwa hikmat dari dunia ini adalah kebodohan bagi Allah (1 Korintus 1:20). Di dalam Alkitab, Allah tidak hanya dikatakan sebagai Pencipta, tetapi juga sebagai satu-satunya Pribadi yang memelihara dan yang memerintah ciptaanNya. Ia dikatakan sebagai Pribadi yang ikut campur di dalam urusan para pelayanNya, yaitu dengan membimbing, memberkati, serta membebaskan mereka. Daud mengatakan: ""Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku" (Mazmur 18:2). Dengan jelas ratusan kali Daud meminta kepada Allah untuk ikut campur dan membebaskan dirinya dari kesulitan dan kehancuran. Bagaimanakah dengan anda? Apakah anda juga memohon kepada Allah tentang keikutsertaannya di dalam kesulitan dan kehidupan anda? atau apakah anda percaya di dalam kekuatan anda sendiri dan manusia?
Memahami Tujuan Allah
Di dalam Matius 6:9, Yesus menceritakan kepada kita untuk menyebut Allah sebagai "Bapa" kita ketika kita berdoa. Di seluruh Wasiat Baru, Ia dinyatakan sebagai Pribadi yang harus kita temui di dalam menghadapi segala cobaan dan masalah kehidupan. Seperti bapa jasmani kita, Allah Bapa memperhatikan anak-anakNya dan memberkati serta melindungi mereka. Ia juga menyesah setiap anak yang Ia cintai (Ibrani 12:6). Dari permulaannya Allah telah menjadi Bapa yang agung dari umat manusia. Di dalam menciptakan manusia, Allah mengatakan, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kejadian 1:26). Jadi pahamilah bahwa umat manusia tersebut di buat di dalam gambaran jasmani Allah, yaitu bentuk luar Allah. Pada kenyataannya, Allah memberikan kepada umat manusia suatu tanggung jawab dan kekuasaan seperti diriNya, yaitu untuk berkuasa dan memerintah segala ciptaan di bumi ini. Walaupun begitu, kita manusia pada saat ini masih diberikan kemampuan yang terbatas untuk membuat atau "mencipta" sesuatu yang baru (sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya di dalam bentuk yang kita ciptakan tersebut). Di dalam keadaan yang terbatas ini, umat manusia sesungguhnya telah menunjukkan beberapa kemampuan Allah sendiri! Hal ini terjadi oleh karena Allah merencanakan dan memiliki tujuan agar kita semuanya menjadi seperti Dia, agung sama seperti Ia agung adanya (1 Yohanes 3:2)! Pahamilah bahwa umat manusia nantinya akan benar-benar dilahirkan dari roh, disusun atas roh dan terdiri dari roh (Yohanes 3:6). Kita nantinya akan menjadi bagian dari keluarga Allah yang dilahirkan dari roh dan berperan di dalam memerintah seluruh alam semesta. Allah telah mengatakan dan berencana yaitu bahwa manusia yang dapat mengalahkan hawa nafsu di dalam kehidupan ini dan belajar untuk mematuhi dan melakukan hukum-hukumNya melalui bantuan Roh KudusNya di dalam diri mereka, akan di buat menjadi seperti diriNya, yaitu dilahirkan ke dalam keluarga dan kerajaanNya! Dan setelah melalui kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ujian di dalam mengalahkan hawa nafsu dan usaha untuk selalu bertumbuh secara rohani, maka setelah kita dilahirkan dari roh, kita akan dapat melakukan hak istimewa dari Allah sendiri! Kita akan memiliki kualitas untuk ditambahkan menjadi anggota Kerajaan Allah yang memerintah! (Jika anda ingin mengetahui secara detail tentang kelahiran rohani ini, pesanlah buklet kami yang berjudul "Your Ultimate Destiny").
Sayangnya, di dalam kehidupan ini ilmu pengetahuan dan peradaban manusia bersaing dengan Allah dan akhirnya menjadi ilah yang palsu!
Ilmu pengetahuan modern berusaha dengan kuat untuk memberikan umat manusia kekuatan jauh diatas kemampuan mental dan rohaninya untuk menangani hal-hal seperti ini! Seperti yang dikatakan oleh presiden Eisenhower di dalam acara inauguralnya (pidato awal pada masa permulaan jabatan): "Ilmu pengetahuan kelihatannya siap untuk memberikan kepada kita sebagai pemberiannya yang paling akhir, yaitu kemampuan untuk melenyapkan kehidupan manusia dari planet ini." Dan sekarang setelah mereka sadar bahwa apa yang telah mereka lakukan benar-benar akan dapat menghancurkan bumi, para ahli pada saat ini sedang "asyiknya" berusaha untuk menguasai dan menjajah ruang-ruang angkasa! Sementara itu peradaban kita yang ada di bumi ini melanjutkan ajaran berhala mereka dengan berpendapat bahwa umat manusia adalah pemegang tampuk tertinggi di dalam menentukan apakah yang salah dan benar. Dengan kata lain umat manusia meletakkan diri mereka sendiri di posisi Allah dan hukum-hukumNya! Sadar atau tidak, sikap keduniawian yang tidak baik ini, suatu sikap yang menolak Allah ini, pada kenyataannya telah masuk ke dalam setiap fasa dan sisi dari peradaban kita pada saat ini!
Apa Yang Engkau Layani Itulah Yang Menjadi "Allahmu"
Hampir dari kebanyakan orang yang hanya pergi ke gereja satu kali seminggu, dan yang tidak serius memperhatikan agama mereka, sesungguhnya tidak benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan penyembahan yang benar. Mereka berpikir bahwa "penyembahan" adalah suatu hal yang anda lakukan seminggu sekali di gereja, dengan tidak menyadari bahwa hal tersebut akan berdampak kepada setiap pikiran, kata-kata, dan tindakan di dalam kehidupan kita setiap hari! Di dalam setiap hal yang anda lakukan, baik itu di dalam anda berpikir, berkata-kata atau bertindak, anda sesungguhnya melayani Allah, atau jikalau tidak maka anda melayani hawa nafsu anda sendiri! Satu kunci penting bagi situasi ini adalah tentang bagaimanakah anda menggunakan waktu anda.
Ketahuilah bahwa waktu anda adalah kehidupan anda!
Alkitab memerintahkan kita untuk "dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:16). Berapa lamakah waktu yang anda habiskan setiap minggunya untuk belajar dan merenungkan firman Allah beserta hukumNya seperti yang dilakukan oleh Daud? Berapa lamakah waktu yang anda habiskan untuk berdoa dengan bersungguh-sungguh dan berserah kepada Allah yang maha kuasa? Seberapakah banyaknya waktu yang anda habiskan di dalam mendiskusikan Alkitab bersama sesama anda, mengajari keluarga anda tentang firman Allah, serta bertulis kepada sesama anda untuk membangun keadaan rohaninya sebanyak yang anda dapat habiskan untuk aktivitas sosial lainnya?
Hampir kebanyakan umat Kristen tidak menganggap perihal ibadah/agama mereka sebagai sesuatu hal yang tidak begitu penting di dalam kehidupan mereka. Tetapi di dalam keadilan dan kasih, kita mengatakan bahwa harinya akan tiba ketika mereka akan sadar akan hal itu bahwa ibadah/agama adalah agama dan penyembahan yang palsu! Sesungguhnya, apakah yang diperintahkan oleh Allah bagi anda untuk dilakukan? Ketika Yesus Kristus Juru Selamat anda mendapatkan pertanyaan ini, Ia menjawab: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40).
Pahamilah bahwa nasib dari segala bangsa dan individu di dunia ini memang bergantung pada dua perintah ini! Jika manusia mematuhi dua perintah ini sesuai dengan bagaimanakah Alkitab menyatakannya maka sungguh mereka akan diberkati! Dan sebaliknya jika mereka tidak mematuhi kedua perintah ini maka mereka akan dikutuk dan akan menjadi hancur di dalam kebingungan dan kefrustrasian mereka sendiri! Seperti yang Yesus katakan bahwa tulisan para nabi sesungguhnya berisi perihal tentang kepatuhan bangsa-bangsa akan hukum Allah, yaitu apakah mereka berkeinginan untuk mematuhi hukum tersebut atau tidak. Setiap nubuatan yang dituliskan menentang suatu bangsa menunjukkan bahwa Allah pada kenyataannya telah melihat bangsa tersebut sebagai suatu bangsa yang tidak mematuhi hukumNya. Allah telah melihat mereka sebagai suatu bangsa yang menjauhkan diri dari kepatuhan akan perintahNya! Tetapi ketahuilah bahwa hukum-hukum Allah sesungguhnya adalah benar-benar hukum yang berlaku dan berjalan di dunia di mana kita hidup ini, sama seperti hukum gravitasi!
Belajar untuk Mengasihi dan Menyembah Allah diatas segala sesuatunya
Yesus mengatakan bahwa perintah yang terbesar adalah perintah yang menyatakan kepada manusia untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran mereka. Dengan kata lain, anda harus menyembah dan melayani Allah dengan segenap diri anda! Kapan saja anda berpikir, berbicara, atau mendengar segala sesuatu yang baik, indah atau menakjubkan, anda harus berpikir tentang Allah! Ingatlah bahwa Yakobus telah menyatakan: "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." (Yakobus 1:17). Karena anda mengasihi diriNya, karena anda mengetahui jalanNya adalah benar, karena anda benar-benar menyembahNya, anda sudah selayaknya harus merenungkan jalan Allah dan firmanNya setiap hari sama seperti Daud. Anda harus mempelajari Alkitab anda dengan tetap untuk hidup atas setiap firman Allah. Anda harus berdoa kepada Allah dengan tetap, dengan kesungguhan dan dengan segala hari, sama seperti Yesus melakukannya, memberikan kita suatu teladan. Kapanpun anda menemukan bahwa Allah memerintah anda did alam drimanNya untuk melakukan sesuatunya, anda harus dengan cepat mengatakan: "Ya Tuhan," dan tidak berargumentasi, "alasan" atau dengan cerdik menghindar masalah ini, sama seperti umat Kristen yang sesat pada hari ini.
Mengetahui bahwa Ia menciptakan anda dan bahwa kehidupan anda memang benar-benar diperuntukkan bagiNya, maka anda sudah seharusnya mempersembahkan tubuh anda sebagai persembahan yang hidup seperti apa yang dikatakan oleh Allah (Roma 12:1). Anda sudah seharusnya melayani dan mematuhi Allah di dalam segenap jiwa anda dengan hati yang ingin dan setia. Serta untuk mempersiapkan diri anda secara sungguh-sungguh untuk dengan lebih jauh melakukan pekerjaan mewartakan kepada orang lain tentang pesan dari pemerintahan Allah yang akan datang yang akan membawa kedamaian yang nyata di bumi ini. Anda sudah seharusnya selalu mendasarkan dan memusatkan sikap dan tingkah laku anda kepada Yesus Kristus teladan anda dengan memperhatikan bagaimanakah sikapNya ketika Ia dipanggil untuk memberikan hidupNya sendiri: "bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Lukas 22:42). Inilah yang sesungguhnya di maksud dengan penyembahan yang benar! Inilah yang sesungguhnya cara untuk mematuhi perintah yang pertama, yakni perintah yang besar!
Prepared by:
Bambang Wiyono
081 2327 3886
Website:
http://muridyesuskristus.blogspot.com
Milis :
http://groups.yahoo.com/group/fullgospel_indonesia
Catatan : Sebagai umat Kristen, kita harus hidup seperti Yesus Kristus hidup ( I Yoh 2:6 ), yaitu mentaati dan melaksanakan KESEPULUH PERINTAH ALLAH, jangan sampai ada satu perintahNya yang dilanggar, agar kita hidup berkenan dihadapanNya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar