MARI BELAJAR DARI BANG AHOK ( Ir.
Basuki Tjahaya Purnomo , M.M )
Khusus untuk Home Cell Leaders Pondok Damai Sejahtera
diseluruh Nusantara
Sumber : Media Masa dan buku
“Berkaca Pada Kepemimpinan Ahok” oleh Piter Randan Bua.
Penerbit: Yayasan
Taman Pustaka Kristen Indonesia ( Cetakan ke- 3, Maret 2014)
Bang Ahok anak ideologis dari sang
ayah.
Kata sang ayah: ”jika
hendak menolong orang lain, jangan menunggu sampai kamu berkelimpahan harta terlebih dahulu. Karena semakin
kekayaan bertambah maka hatimu akan selalu melekat pada hartamu itu. Akibatnya
kamu akan selalu merasa kekurangan. Tetapi jika kamu tetap membantu orang yang
sedang kesulitan sekalipun keadaanmu tidak terlalu baik, maka kamu akan selalu
berkelimpahan dan semakin senang membantu orang lain”
Bang Akhok dibentuk Tuhan, seperti
dikatakan dalam Alkitab:
“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat,supaya
nyata,bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari
diri kami” kata Rasul Paulus ( II Kor 4:7 );
Dia rajin bekerja, pagi2 sudah meninggalkan rumah dan pulang
larut malam, beliau sering2 berkata :” pekerjaan ini harus tuntas…., beliau
menyelesaikan pekerjaan2 yang dilimpahkan Gubernur Jokowi dengan segenap hati
sepertinya untuk Tuhan, sering2 lembur sampai malam,beliau memang ngerti firman
Tuhan ( Kol 3:23 ) melaksanakan dengan
penuh tanggung jawab, ini perlu kita teladani.
MENGASIHI dan MELAYANI model ” Kasih
Kristus” dipakai dalam tugas beliau.
MENGASIHI diartikan bukan sebatas kata2, tetapi dinyatakan
dalam perbuatan, yaitu menghindari dari perbuatan2 yang merugikan mereka yang
menjadi sasaran kasih; tidak menyunat atau memakan uang yang ditujukan untuk
rakyat dan tidak manipulatip,serta memperhatikan orang2 yang bersamanya.
Kasih sejati justru kecendrungannya BERKORBAN bukan MENCARI
KEUNTUNGAN untuk kepentingan dirinya. I
MELAYANI adalah wujud kasih sayang seseorang pemimpin untuk
orang2 yang dipimpin ;
Mengutamakan Kesejahteraan anak buah
Siapapun pemimpin yang mengaku melayani orang2 yang dipimpinnya
tetapi mengabaikan kesejahteraan mereka adalah pembohong dan munafik;
Pemimpin yang mengasihi berarti memperhatikan dan
mengutamakan kesejahteraan mereka yang dipimpinnya, bukannya menarik narik
mereka dengan hidup berfoya yoya dengan uang seharusnya diterima oleh mereka.
Jadi pemimpin perlu 3 syarat:
1.
Bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana;
2.
Yang berani membuktikan secara transparan semua
anggaran yang dia kelola;
3.
Ia harus profesional, berarti menjadi pelayan
masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi
masyarakat.
Pemimpin itu BUKAN MENGUASAI
Menjadi pemimpin itu tidaklah sinonim dengan menjadi tuan.
Menjadi pemimpin berarti melayani, bukan menguasai, menjadi hamba, bukan raja-
diraja, Adalah benar kepemimpnan bukan tanpa otoritas.Tanpa otoritas tidak ada
satupun yang dapat memimpin. Tapi titik prioritas pemimpin-pelayan bukanlah
pada pemimpin-penguasa, melainkan kerendahan hati , pemimin-hamba bukan pula
kekuasaan,tapi mengasihi bukan kekerasan, melainkan teladan, bukan paksaan,
melainkan persuasi.
Pemimpin yang sejati bukanlah pemimpin yang menjadikan
pekerjaannya sebagai batu loncatan untuk memperoleh pengakuan dan keagungan. Bukan pula menjadikan tugas-tugasnya sebagai
batu loncatan untuk meraih pekerjaan-pekerjaan lain yang memberikan keuntungan
( materi ) lebih besar.Melainkan
melakukannya tanpa pamrih, itulah satu-satunya keagungan yang otentik.
Pemimpin yang melayani
Pemimpin-pelayan itu membutuhkan kerendahan hati yang
dilakukan dengan suka cita.
Pemimpin-pelayan tidak dimotivasi
oleh apapun selain membungkukkan diri dengan sukarela untuk melayani dalam
kasih.
Belajar dari Alkitab : Jadilah
Pelayan –hamba!
Tuhan Yesus memiliki otoritas dibumi dan di Surga mau
melayni sebagai pelayan-hamba yang “ greatness” renungkan bacaan 44 Mark 10:42,
Luk 22:25-26 dan peristiwa Rehabeam I
Raj 12: 4 dan 7 firman Tuhan tentang pelayan -hamba.
Salam Damai Sejahtera untuk semua murid-muridNya.
Bambang Wiyono, BBM pin 27FC1D2D
http://muridyesuskristus.blogspot,com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar